37. Dah Rachel

361 28 0
                                    

"Gue punya trauma."

Rachel langsung menolehkan pandangannya. Ia tak percaya dengan kalimat yang baru saja ia dengar.

Rafael terus menunduk. Tak mau menatap lawan bicaranya.

Perlahan Rachel mendekati Rafael. Matanya masih menyorot tajam kearah Rafael seakan meminta penjelasan lebih.

"Gu-gue..."

"Kenapa Lo berantem sama anak baru? Dan kenapa Lo tau Reyhan padahal dia baru pindah hari ini. Kalian sebelumnya saling kenal?"

Tiba-tiba Rachel mengalihkan pembicaraan. Gadis itu tahu topik sebelumnya sangat sensitif bagi Rafael. Lelaki tersebut sampai kehilangan kata dan tak bisa menjelaskan pada Rachel.

Rafael mengangkat pandangannya. Tak menyangka bahwa Rachel akan mempertanyakan hal ini. Sejenak lelaki itu berpikir, bagaimana ia harus menjelaskan pada Rachel.

Bahkan Radit saja sampai saat ini tidak bisa menjelaskan hal tersebut kepada Rani.

Sejujurnya, Rafael tidak ingin hubungannya dengan Reyhan diketahui oleh siapapun di sekolah ini kecuali Raka dan Radit. Karena ini menyangkut "sisi gelap" dari dirinya. Tetapi melihat situasi sekarang dengan Rachel dihadapannya yang meminta penjelasan, mau tidak mau Rafael harus mencari alasan agar Rachel percaya padanya dan tidak mengungkit hal tersebut.

Melihat Rafael terdiam membuat Rachel geram. Mengapa ia se-misterius ini?

Akhirnya Rachel mengeluarkan jurus terakhir.

Yaitu ancaman.

"Yaudah kalau lo nggak mau kasih tau, gue bakal laporin ke bokap lo kalau-"

"Dia sahabat gue."

Giliran Rachel yang terdiam.

Apa katanya? Sahabat? Mana ada sahabat yang baku hantam sampai bonyok seperti ini?

"Lo jangan bercanda. Mana mungkin sahabat sampai berantem hebat kayak gitu?"

"Gue serius."

Demi melihat raut wajah Rafael yang serius, Rachel berusaha percaya. Sepertinya lelaki itu tidak main-main dengan ucapannya.

Tiba-tiba Rachel teringat sesuatu. Saat ia pertama kali mengunjungi kamar Rafael, disana terdapat sebuah bingkai foto 4 orang anak kecil dengan tulisan '4R Forever' dan jika dipikir kembali, nama Reyhan juga berawalan huruf R. Itu berarti...

Kriiiingggg

Bel masuk telah berbunyi. Pertanda waktu istirahat telah selesai. Murid-murid berlarian menuju kelas masing-masing.

"Udah, lo sana balik ke kelas. Udah bel masuk." Ujar Rafael membuyarkan lamunan Rachel.

"Terus Lo gimana?" Gadis itu langsung kembali menyadari bahwa keadaan Rafael sekarang sangat memprihatikan.

"Gue mau balik ke rumah sakit sebelum ketahuan sama papi gue." Ujarnya sambil bersiap untuk pergi.

"Tunggu sebentar."

Rachel berlari kecil menuju kotak P3K. Kemudian gadis itu meraih pergelangan tangan Rafael dan menariknya perlahan untuk kembali duduk di ranjang UKS.

"Lo mau ngapain?"

Tanpa berkata apapun, Rachel membersihkan luka perban di pelipis Rafael. Darah kembali mengalir. Rachel sangat jengkel pada lelaki di hadapannya. Mengapa Rafael sulit sekali untuk sekedar berdiam diri di rumah sakit. Padahal kan ini demi kesembuhannya.

Rafael hanya diam saja sambil memperhatikan Rachel yang sangat telaten merawatnya. Ia benar-benar merasa bersalah.

Setelah selesai mengganti perban, kemudian Rachel meraih tangan Rafael. Disana terdapat bercak darah yang sudah mengering. Gadis itu tidak bisa membayangkan betapa sengit nya perkelahian mereka sampai-sampai tangan Rafael yang ia yakini dipakai untuk menonjok itu mengeluarkan bercak darah dan sedikit lebam.

Rachel jadi berpikir keras, sebenernya apa yang membuat mereka berkelahi? Ingin sekali rasanya Rachel menanyakan hal tersebut. Tetapi ia tidak mau membuat Rafael tak nyaman. Rachel yakin suatu saat jika memang sudah siap, Rafael pasti akan menceritakan hal itu padanya.

Seketika image anak mami dimata Rachel memudar. Mana ada anak mami yang berani membuat orang lain babak belur.

Sebenernya Rafael itu orang yang seperti apa?

Tak mau ambil pusing, Rachel kembali melanjutkan kegiatannya. Mereka sedari tadi tidak ada yang membuka suara. Baik Rafael maupun Rachel sama-sama membisu.

Selang beberapa menit, akhirnya kegiatan Rachel selesai. Gadis itu bahkan sampai meneliti setiap wajah, tangan dan kaki Rafael. Barangkali masih ada luka yang belum terobati.

"Nah, udah selesai. Sekarang Lo boleh balik lagi ke rumah sakit." Ujar Rachel sambil merapihkan alat-alatnya.

Rafael masih terdiam sambil memperhatikan Rachel. Tatapannya seakan ingin mengatakan sesuatu.

Rachel menyadari bahwa sedari tadi Rafael menatapnya. Gadis itu lalu kembali menghampiri cowok ganteng itu usai menyimpan kotak P3K pada tempatnya.

"Kenapaaa?" Rachel bertanya seolah berbicara dengan anak kecil. Refleks tangannya merapihkan rambut Rafael yang berantakan layaknya seorang ibu pada anaknya.

Tiba-tiba Rafael memeluk Rachel. Gadis itu sontak terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Rafael. Cowok itu menyandarkan kepalanya di bahu Rachel.

Tentu saja, Rachel senang bukan main. Ia balik memeluk Rafael dengan erat.

"Makasih ya." Bisik Rafael.

"Iya, sama-sama."

Usai berpelukan, Rachel menangkup wajah Rafael dengan kedua tangannya. Gadis itu menatap wajah Rafael dengan lekat. Apapun yang Rafael lakukan, cowok itu akan selalu terlihat menggemaskan dimatanya. Membuat Rachel ingin terus-menerus melihat wajah menggemaskan itu dari dekat.

Rafael yang ditatap lekat seperti itu menjadi salah tingkah, ia berusaha melepaskan tangan Rachel dari wajahnya.

"Lo ngapain ngeliatin gue kayak gitu? Udah kayak tante girang tau gak?" Rachel hanya tersenyum manis, membuat Rafael semakin salah tingkah.

Perlahan Rachel mendekatkan wajahnya. Rafael yang sudah tau alurnya bakal kemana memilih untuk memalingkan wajah. Ternyata Rachel tetaplah Rachel. Dia se-berani itu.

Cup

Rachel mencium pipi Rafael singkat. Gadis itu terlihat sangat bahagia.

Sepertinya Rachel sudah bucin akut.

"Cepet sembuh yaaa." Ucap Rachel sambil mengacak rambut Rafael singkat. Gadis itu benar-benar memperlakukan Rafael seperti anak-anak.

Cup

Tak disangka, Rafael balas mencium pipinya. Membuat gadis itu terpaku. Wajahnya memerah.

Sedangkan pelaku yang sudah membuat Rachel terpaku itu langsung berlari kecil kearah pintu.

Rafael kabur.

Tak lupa ia berbalik dan melambaikan tangan pada Rachel seraya tersenyum manis.

"Dah Rachel, sampai ketemu lagi..."

***

AUTHOR CUMA BISA MINTA MAAF HUHU NGARET BERBULAN-BULAN 😭🙏🏻

see u next part:*

Badgirl Vs Anak MamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang