11. Ketakutan Menguntungkan

3K 153 0
                                    


Kriiinnggg....

Bunyi yang sangat dinantikan oleh seluruh murid ketika perut mereka sudah keroncongan. Tetapi hari ini mereka kurang beruntung karena sedari tadi hujan tidak menampakkan tanda-tanda bahwa ia akan reda. Buktinya sampai saat ini hujan terus mengguyur, bahkan lebih deras dari sebelumnya. Para murid hanya bisa mendengus kesal, Tapi ada juga yang nekat menerobos hujan demi mendapatkan sesuatu yang akan mengisi perut mereka.

Tetapi semua itu tidak berlaku bagi seorang gadis yang sekarang tersenyum senang karena hujan turun deras, itu berarti semua murid lebih banyak yang memilih untuk tetap diam dikelas daripada pergi kekantin dan kembali dalam keadaan basah. Tak terkecuali teman sebangkunya yang lebih memilih tinggal didalam Kelas. Hal itu pun membuat senyumnya makin mengembang.

Lalu ia pun melancarkan aksinya untuk membagi bekal dengan teman sebangkunya itu. Ia pun mengeluarkan kotak makanan dari dalam tasnya. Kemudian ia membuka tutupnya, dan aroma lezat pun menguar dari kotak bekalnya tersebut.

"Emm, Rafael." Panggilnya pada teman sebangkunya.

"Apa?" Si pemilik nama pun menoleh.

"Lo mau gak makan bekal satu berdua sama gue?" Tawarnya pada teman sebangkunya alias Rafael.

"Cieee... yang dibawain bekel, mau dong...?" Bukannya Rafael yang menjawab, melainkan orang yang ada didepan Rafael yang menjawab. Membuat gadis itu mendengus kesal.

"Lo ngapain sih ngehadep sini? papan tulis itu didepan bukan dibelakang!" ketusnya pada si penjawab.

"Yee, sewot amat neng, gue kan bosen liat papan tulis mulu." Gerutunya kesal.

"Gue juga bosen liat muka lo mulu. Btw kembaran lo mana?" Tanya gadis tersebut alias Rachel yang bingung karena Radit tidak ada ditempatnya.

"Kembaran? Maksud lo Radit? Doi sibuk pacaran sama Rani, jadi gue dikacangin. Tuh, mereka lagi suap-suapan dibelakang, si Rani bawa bekel soalnya. Daripada gue jadi obat nyamuk, meningan disini." Jelasnya sambil menunjuk orang yang dimaksud dengan dagunya.

"Oh, makanya cari pacar dong, jangan jones mulu." Ledeknya pada Raka.

"Kaca mana kaca? Ngaca dong mbak, Emang situ gak jomblo?"

"Gue masih usaha coy, mungkin bentar lagi taken." Jawabnya sambil melirik kesamping.

Raka yang mengetahui arti lirikan tersebut hanya bisa menghela nafas. "Semerdeka lo aja dah..." Ucapnya lalu berbalik dan memilih untuk mendengarkan musik lewat earphone.

"Emang lo bawa bekel?" Tanya orang disampingnya yang sedari tadi tak dihiraukan oleh Rachel, karena ia sibuk meladeni Raka.

"Iya, makan bareng yuk? Lo kan punya maag, nanti kalau maag lo kambuh lagi gimana?" Bujuknya pada Rafael.

"Boleh deh, daripada gue masuk R.S lagi." Ucapnya menerima tawaran Rachel.

"Ok, gue suapin ya... aaaa..." Ucapnya seperti kepada anak kecil.

"Apaan sih lo, gue bisa sendiri. Emang gue bocah Apa?" Tolaknya karena tidak mau menjadi pusat perhatian.

"Nggak apa-apa, sekali aja ya aaaa...." Mau tidak mau Rafael pun memakan makanan yang disuapkan oleh Rachel. Membuat Rachel bersorak senang.

"Am, Nah gitu dong, itu baru anak Mami." Ucapnya senang.

"Geli gue, udah kayak Mami gue aja lo."

"Gue bukan Mami lo, Tapi gue Mami buat anak-anak lo nanti." Ucapnya keceplosan, dan langsung meralat ucapannya. "Eh, maksud gue... Mami buat.... buat anak gue nanti, I-iya itu maksudnya." Lanjutnya kikuk.

Badgirl Vs Anak MamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang