Kriiinnggg...
Bel istirahat berbunyi membuat seluruh penghuni kelas berhamburan keluar dan menuju kantin untuk menghentikan paduan suara yang dihasilkan oleh cacing di perut mereka.
"Rachel, kantin gak?" Ajak Rahma.
"Engga deh, gue lagi pengen keliling sekolah." Tolaknya halus.
"Ok, kita duluan ya, kalau lo ada niat buat traktir kita lagi kasih tau gue ya!" Sahut Rani kepedean.
"Yee itu mah maunya elo..."
Sepeninggal kedua sahabatnya, gadis itu kembali ke niat awal. Sebenarnya niatnya bukan untuk berkeliling sekolah, niat awalnya yaitu mencari Rafael dan mengajaknya berkeliling sekolah. Sekolahnya kan punya dia jadi dia yang harus menemani Rachel berkeliling, pikirnya.
Rachel cukup cerdas untuk mengetahui keberadaan Rafael, dengan cara mengikuti kemana Radit pergi. Gadis itu yakin pasti Radit akan menemui Rafael dan Raka setelah sahabatnya itu membolos pelajaran.
Rachel pikir tujuan Radit yaitu menuju kantin, atau tempat mereka biasa nongkrong. Ternyata Radit menuju rooftop yang mau tidak mau diikuti gadis itu.
"Radit gak bosen hidup kan sampe harus pergi kesini?" Gumamnya pada diri sendiri.
Setelah sampai diatas, Rachel disuguhkan dengan pemandangan yang bagus dari atap gedung. Semilir angin pun menerpa wajah yang membuat rambutnya ikut tertiup angin.
"WAH, BAGUS BANGET!!!" Teriaknya antusias sampai melupakan apa yang sedang dia lakukan. Alhasil...
"Lo ngapain ada disini?" Geram Rafael.
"Gu-gue..."
"Lo ngintilin gue ya?" Timpal Radit.
"Gue cuma mau minta bantuan Rafael." Ucap gadis itu cepat.
"Bantuan apa?" Tanya ketiganya serempak.
"Bu-buat temenin gue keliling sekolah."
"Hah?!" Ucap ketiganya lagi berbarengan.
"Gue ngga salah denger kan?" Timpal Raka.
"Lo udah minum obat belum di rumah?" Ujar Radit.
"Emang gue salah ya?" Tanyanya polos.
"Lo pikir gue mau? Emang gue tour guide lo apa?" Tanya Rafael ketus.
"Lo lupa? Gue kan boleh minta tiga permintaan apa aja sama lo." Ujarnya sambil tersenyum kemenangan.
"Shit, kenapa harus gue?" Jawabnya kesal.
"Karena lo yang gue mau."
"Maksud lo?"
"Maksud gue... eh itu pipi lo kenapa?" jawab Rachel mengalih kan pembicaraan.
"Bukan urusan lo!"
"Yaudah sekarang lo temenin gue keliling sekolah ya." Ucap Rachel sambil menarik tangan Rafael, dan berlari seperti anak kecil. Mereka pun menghilang dibelokan yang membuat Rafael kesal setengah mati.
"Kayaknya bakal ada yang ngasih kita PJ nih dit." Gumam Raka sambil melirik ke arah Radit dan dibalas anggukan.
"Bener banget." Jawabnya.
"Kalau dipikir-pikir, si Rachel berani juga ya deketin Rafael. Pake acara maksa lagi." Ucap Radit mengeluarkan pendapat.
"Iya dit, semoga aja Rachel bisa nyembuhin traumanya Rafael dulu." Sahutnya berharap.
"Iya, semoga aja."
***
Disepanjang koridor banyak yang memperhatikan mereka. Mulai dari siswa siswi yang berlalu lalang sampai guru-guru pun menatap mereka dengan pandangan 'kok bisa?'
KAMU SEDANG MEMBACA
Badgirl Vs Anak Mami
Teen Fiction"Lo nurut, atau gue cium?" "Hah?" Cowok itu tidak paham. Mengapa di dunia ini ada cewek se-berani itu. Gadis itu semakin memajukan wajahnya. Membuat cowok itu mengerjap. "Lo ngapain deket-deket? Mundur sana. Atau Gue aduin ke Mami gue." "Ck, dasa...