23. Manis

2.2K 138 25
                                    

Dentingan sendok dan garpu yang beradu dengan piring kini menyelimuti keheningan diantara sepasang remaja yang sedang menikmati makan siangnya.

Saat ini mereka sedang berada di salah satu Restaurant yang cukup terkenal di Bandung. Mereka memilih tempat di dekat jendela agar bisa melihat pemandangan kota Bandung siang hari.

"Dimakan dong makanannya." Tegur Rachel. Karena memang sedari tadi Rafael hanya mengaduk-aduk makanannya tanpa minat.

"Gue gak nafsu." Jawabnya singkat.

"Ayo lah, jangan cemberut aja! Senyum dong. Ntar gantengnya ilang." Goda Rachel sambil tertawa kecil. Ia tahu bahwa Rafael masih sebal padanya karena Rachel mengajak Rafael atau lebih tepatnya memaksa Rafael agar ikut jalan bersamanya.

Rafael hanya memutar bola matanya malas.

"Garing lo."

Rachel telah menghabiskan makanannya. Lalu ia melirik piring Rafael yang masih penuh. Ia berdecak singkat kemudian meraih piring dihadapan Rafael.

"Sini Gue suapin, aaaaa" Rafael terkejut melihat sendok yang Rachel sodorkan padanya.

"Gue bisa makan sendiri." Ucapnya menolak.

"Ayo cepetan, Gue suapin aja. Lo lama!"

"Gak, gue gak mau, ya udah lo duluan aja sana kalau gue lama." Rafael tetap pada pendiriannya yang membuat Rachel kesal.

Kemudian Rachel menggeser kursinya agar bisa duduk disebelah Rafael. Lalu ia kembali mengarahkan sendoknya ke mulut Rafael.

"Buka mulut lo! Cepet!" Titah Rachel lagi. Rafael tetap bungkam sambil memalingkan wajah.

Cup

Rafael melotot kaget.

Rachel tersenyum puas.

"L-lo apa-apaan sih? Gila ya lo?" Ujar Rafael terkejut dan langsung menoleh kearah Rachel. Bagaimana tidak? Rachel mencium pipinya di tempat umum seperti ini. Bukan berarti jika tidak ditempat umum, Rafael mau dicium.

"Hehe, abisnya lo bandel sih. Itu hukuman buat lo karena gak nurut sama gue!" Jawab Rachel tersenyum menggoda.

Sekalian modus, hehe... Batinnya.

Rafael yang kesal dengan tingkah Rachel yang seenaknya, lantas merebut paksa piring yang ada di tangan Rachel. Lalu ia memakannya dengan sangat terpaksa.

Rachel tak henti-hentinya tersenyum melihat tingkah Rafael. Entah apa yang terjadi, mengapa perasaannya seperti ini? Ia baru merasakan hal ini hanya ketika bersama Rafael.

Mungkin ini yang namanya cinta, hal kecil yang bisa memberikan kebahagian besar.

Hal sederhana yang membuat dunia terasa indah.

Dan hal yang paling menyakitkan ketika kita jatuh pada tempat yang salah.

Semoga saja Rachel tidak salah saat jatuh pada pesona Rafael. Rachel yakin, hatinya memilih Rafael. Meskipun ia tak tahu apakah cintanya berbalas, atau bertepuk sebelah tangan?

"Woy, ngelamun aja! Gue balik nih." Ucapan Rafael mampu membuyarkan lamunan Rachel.

Rachel menolehkan kepala kearah Rafael. Ternyata lelaki itu telah selesai makan. Ia pun tersenyum senang.

Setelah selesai membayar pesanan masing-masing, Rachel bergegas menarik tangan Rafael agar cowok itu tidak kabur.

"Ikut Gue yuk! Dijamin lo gak bakal cemberut kayak gini." Ucap Rachel dengan PD-nya. Rafael menatapnya malas.

Badgirl Vs Anak MamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang