31. Chika dan Chiky

413 41 4
                                    

Cuaca pagi itu cukup cerah. Langit berwarna biru nyaris tanpa awan. Semilir angin berhembus menyapu wajah mereka. Rachel tak henti-hentinya tersenyum bahagia.

Awalnya Rafael membuang pandangan keluar jendela, sepertinya ia ngambek. Dengan iseng, tiba-tiba Rachel membuka atap mobilnya sehingga saat ini mereka bisa dengan leluasa menatap sekeliling jalan.

Jangan lupakan Lamborghini merah milik Rachel ini.

Rafael menatap sinis, mau tidak mau ia menghadap ke depan karena tidak mau wajahnya menjadi tontonan para pejalan kaki.

Sekitar 10 menit tidak ada yang membuka suara diantara mereka. Rachel sibuk menyetir dan Rafael sibuk menatap lurus kedepan.

Sampai tiba-tiba....

"STOP!!!"

Ciiiiiiiittt...

Rachel merenggut kesal. Ia mengusap dahinya yang berdenyut setelah menghantam pegangan stir.

"Lo kenapa sih?"

Rafael tampak terburu-buru melepas sabuk pengaman dan turun dari mobil tanpa menghiraukan gadis disebelahnya. Sontak Rachel pun ikut turun menyusul Rafael yang sudah berlari kecil meninggalkannya.

***

Jika saja membunuh orang itu diperbolehkan, maka jangan salahkan Rachel jika nyawa Rafael saat ini sudah tidak ada dalam raganya. Ingin sekali rasanya ia mencekik lelaki tampan dihadapannya itu. Dengan wajah polos tak berdosa, ia memamerkan sesuatu yang ia dapatkan dari hasil pengejarannya tadi.

"Rachel lihat deh, lucu kan?" Ujar cowok tampan itu sambil tersenyum bahagia. Sangat kontras dengan ekspresi nya tadi ketika di mobil. Sementara Rachel masih menatap Rafael dengan tatapan seolah ingin menelan bulat-bulat.

Ia tidak percaya bahwa mereka hampir kecelakaan hanya karena dua ekor anak ayam.

IYA, ANAK AYAM.

Ternyata hal yang membuat Rafael berteriak pada Rachel untuk memberhentikan mobilnya secara tiba-tiba adalah seorang bapak penjual anak ayam warna-warni.

Rafael yang panik melihat bapak tersebut berbelok ke dalam gang dan semakin menjauh akhirnya memutuskan untuk mengejarnya secara spontan.

Ya, seperti tadi.

"Lo gila ya?"Rachel masih emosi. Ia tidak menyangka jika lelaki dihadapannya ini sangat kekanak-kanakan.

Dengan wajah tanpa dosa Rafael menyodorkan seekor ayam berwarna pink kearah Rachel. Tampak lucu dalam kotak spons kecil yang berwarna-warni.

"Nih, buat lo."

Rachel masih diam. Tentu saja ia masih kesal.

"Gue tadi beli dua, yang satu buat lo. Nih ambil." Lelaki itu masih bersikukuh ingin memberikan anak ayam tersebut. "Punya Gue warna biru, jantan. Punya Lo warna pink yang betina. Jadi kita punya sepasang."

Rachel menghela nafas panjang. Ia mengalah. Tidak ada gunanya berdebat dengan Rafael. Tangannya terjulur untuk menerima anak ayam itu. Untuk pertama kalinya Rachel bertatapan dengan seekor anak ayam. Warna pink pula.

"Gimana kalau kita kasih nama?"

Jangan bertanya siapa yang memberikan usul tersebut.

Badgirl Vs Anak MamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang