"Bu, ini harganya sekilo berapa?" Tanya Rachel pada seorang ibu-ibu penjual daging. Sekilas, ibu-ibu tersebut lebih mirip penyanyi dangdut daripada penjual daging, karena dandanannya yang menor.
"Oh, itu 150rb neng." Jawab ibu-ibu tersebut.
"Hah? Mahal banget Bu! Gak bisa kurang?" Tawarnya.
"Ya enggak bisalah neng. Namanya juga daging ya pasti mahal lah." Jawabnya nyolot. Rachel yang sepertinya masih menginginkan daging tersebut tampak berusaha bernegosiasi dengan si ibu menor.
"Tapi saya waktu itu beli harganya cuma 120rb. Ayolah Bu, kurangin dikit ya? Masalahnya uang saya tinggal segitu." Ujarnya berusaha membujuk. Tetapi yang dikatakannya memang benar, sisa uang didompetnya tinggal 120rb. Uangnya sudah habis dibelanjakan keperluan lain. Sementara Bi Siti entah berada dimana. Mungkin sedang sibuk mencari bahan lain.
"Yaudah kalau gitu beli ditempat lain aja sana!" Usirnya kesal.
Rachel sedikit terkejut dengan respon si penjual daging. Ingin rasanya Rachel memutilasi ibu-ibu tersebut seperti daging yang dijualnya, tetapi itu tidak mungkin. Ia pun berusaha mencari cara agar ibu-ibu itu mau memberikan potongan harga.
Tiba-tiba terlintas ide di benaknya. Tetapi untuk mewujudkan idenya tersebut ia membutuhkan seseorang. Lalu ia menengok kanan kiri untuk menemukan keberadaan orang tersebut.
Dan terlihat disana, orang tersebut sedang membantu maminya membawa belanjaan, Rachel jadi membayangkan bagaimana kalau ia yang jadi istrinya nanti.
Seketika ia kembali teringat idenya, ia pun langsung memanggil orang tersebut.
"Rafael!" Panggilnya. Dan orang yang dipanggil Rafael pun langsung menghampirinya.
"Ada apa?"
"Gue boleh minta tolong gak?" Tanyanya hati-hati.
"Minta tolong apa?" Rachel tidak langsung menjawab. Ia melirikkan matanya kearah ibu-ibu menor penjual daging tadi.
Rafael yang mengikuti arah pandang Rachel, mengernyitkan dahi heran. "Ngeliatin apaan sih?"
"Masa lo gak ngerti sih?" Ujarnya sebal."Ya gimana Gue mau ngerti, orang lo nya aja gak ngomong apa-apa." Jawabnya ikut kesal. Rachel memutar bola matanya malas.
"Maksud gue, gue mau beli daging itu." Ucapnya menjelaskan.
"Terus? Ngapain lo manggil gue? Kan tinggal beli apa susahnya?" Herannya lagi. Rafael berfikir bahwa hidup Rachel itu sangat ribet. Mau membeli daging saja pake acara memanggil dirinya segala.
"Justru gue minta tolong sama lo buat beli daging itu. Harganya mahal. Duit gue kurang." Jelasnya lagi.
"Kenapa harus gue yang beli? Kenapa gak lo tawar aja harganya?"
"Gue udah tawar tadi, tapi Gak dikasih. Siapa tahu kalau lo yang nawar dikasih." Ujarnya memberi alasan.
"Apa bedanya?"
"Ish, lo bawel banget sih! Tinggal beliin aja apa susahnya?" Ujarnya sambil menahan kesal. Ternyata Rafael adalah cowok paling gak peka sejagat raya.
"Iya-iya gue tawarin."
Kemudian Rafael berjalan menuju tempat penjual daging dengan gaya cool. Terlihat ibu-ibu menor penjual daging tadi menatap Rafael tanpa kedip dan mulut menganga. Rachel yang melihatnya hanya tertawa kecil. Sepertinya idenya kali ini akan berhasil.
Ketika sampai dihadapan penjual daging, Rafael bingung. Ia lupa bertanya berapa harga yang harus ia tawar. Sehingga ia sekarang hanya berdiri canggung di depan si ibu yang sekarang menatapnya dengan tatapan memuja. Membuat Rafael risih dan ingin segera pergi dari tempat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Badgirl Vs Anak Mami
Teen Fiction"Lo nurut, atau gue cium?" "Hah?" Cowok itu tidak paham. Mengapa di dunia ini ada cewek se-berani itu. Gadis itu semakin memajukan wajahnya. Membuat cowok itu mengerjap. "Lo ngapain deket-deket? Mundur sana. Atau Gue aduin ke Mami gue." "Ck, dasa...