"Chel, udah Sampe nih!"
Saat ini mereka sedang berada di depan gerbang rumah Rachel. Mereka memutuskan untuk pulang ke rumah karena hari sudah petang. Lebih tepatnya, Rafael yang mengajak Rachel pulang, ia baru ingat bahwa ia sama sekali belum meminta izin pada maminya untuk pulang se-sore ini dikarenakan ada acara 'jalan-jalan' dadakan. Terpaksa Rachel meng-iya-kan permintaannya karena ia diancam akan ditinggalkan sendirian di taman.
"Chel, ini beneran rumah lo kan? Kita udah nyampe!" Ujar Rafael lagi.
"Iya, gue tau kok!"
"Terus kenapa lo masih peluk gue? Motornya kan udah berhenti." Protesnya sebal.
"Karena gue nyaman."
Jawaban ambigu dari Rachel membuat Rafael bingung.
"Nyaman gimana maksud lo?"
Mendengar pertanyaan dari Rafael, Rachel sedikit mengeratkan pelukannya.
"Gue nyaman peluk lo kayak gini, rasanya anget."
"Emang gue guling apa? Udah cepetan turun!" Perintahnya lagi.
"Bentar, 5 menit lagi." Tawarnya.
"Lo turun sekarang, atau gue gak akan pernah mau ketemu Lo lagi!"
Ancaman dari Rafael berhasil membuat Rachel kaget dan seketika ia melompat dari motor Rafael. Untung saja Rafael dengan sigap menahan motornya agar tidak jatuh.
"Gitu kek dari tadi." Gumam Rafael.
"Galak banget sih, jadi gemes gue." Ucap Rachel sambil mencubit pipi Rafael.
"Apaan sih Lo, Udah sana masuk!"
"Ok gue masuk ya."
Rachel melangkah perlahan sambil membuka pintu gerbangnya. Ia berharap Rafael memanggilnya lagi untuk sekedar mengucapkan selamat malam.
"Rachel."
Dan do'a Rachel pun terkabul, Rafael memanggilnya kembali.
"Apa?" Jawabnya sambil tersenyum manis.
"Balikkin dulu helm gue, maen masuk aja."
Sepertinya Rachel terlalu banyak berharap.
Dengan wajah masam, ia membuka helm sialan tersebut dan mengembalikkan kepada pemiliknya.
"Nih, gue masuk ya."
Rafael mengangguk sekali sambil sibuk menaruh helm yang tadi dipakai Rachel, agar tidak jatuh.
Lagi-lagi, Rachel berjalan perlahan dan berharap Rafael akan berbicara sesuatu dulu padanya.
"Oh iya Rachel, tunggu!"
Yesss!!!
Rachel bersorak dalam hati. Akhirnya Rafael akan mengucapkan sesuatu padanya.
Rachel menoleh sambil harap-harap cemas. Apa yang akan Rafael katakan? Apa Ia akan mengucapkan 'selamat malam Rachel' atau Ia akan mengucapkan 'semoga mimpi indah'. Atau bahkan mungkin saja Rafael akan menyatakan perasaannya malam ini.
Sepertinya opsi yang terakhir itu tidak mungkin.
"Ada apa?" Tanya Rachel sok kalem.
"HP gue mana? Lo kan udah janji mau balikkin kalau gue jalan sama Lo."
Oke!
Rachel kapok!
Ia tidak mau berharap kembali.
Sama sekali tidak.
Dengan perasaan kecewa yang kedua kalinya, ia merogoh tasnya dan mengambil benda pintar menyebalkan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Badgirl Vs Anak Mami
Подростковая литература"Lo nurut, atau gue cium?" "Hah?" Cowok itu tidak paham. Mengapa di dunia ini ada cewek se-berani itu. Gadis itu semakin memajukan wajahnya. Membuat cowok itu mengerjap. "Lo ngapain deket-deket? Mundur sana. Atau Gue aduin ke Mami gue." "Ck, dasa...