"Selamat pagi anak-anak..." sapa seorang guru cantik dan tampak baik hati tersebut.
"Pagi Buuuu...." jawab mereka serempak.
Guru cantik tersebut tersenyum manis yang membuat semua siswa menahan nafas, kecuali Rafael yang sedang menelungkupkan wajahnya dalam lipatan tangan.
"Nama saya Adinda. Hari ini saya akan mengajar pelajaran sejarah di kelas ini menggantikan Bu Ratna untuk Sementara waktu. Karena beliau sedang ada pelantikan." Ucapnya yang membuat semua siswa bersorak senang. Bagaimana tidak? Bu Ratna yang killernya minta ampyun digantikan oleh guru yang mempunyai wajah bak bidadari. Ditambah umurnya yang masih muda, mungkin seumuran kak Rein, yang membuat semua siswa, ralat 99% siswa senang bukan main.
"Yeay, kita diajarin sama guru yang cakep." Teriak Raka tidak tahu malu.
"Huuuuuu..." semua murid dikelas itupun menyoraki Raka karena ketidaktaumaluannya.
"Yeee, suka-suka gue dong. Lo pada sirik sama gue?" Ujarnya membela diri.
"Sudah-sudah, sekarang ibu absen dulu ya... supaya ibu hafal nama dan wajah kalian." Ucapnya melerai.
"Oh, oke bu, siapa tau kita jodoh?" celetuk Raka lagi.
"Sudah, ibu absen dulu ya..." Bu Dinda pun mulai menyebutkan satu persatu nama murid dikelas tersebut. Yang merasa namanya dipanggil pun mengacungkan tangannya. Sampai tiba giliran Rachel yang dipanggil.
"Rachel Asya Gabriella..." absennya, lalu Rachel pun mengacungkan tangannya sambil tersenyum yang dibalas senyuman manis oleh Bu Dinda.
"Raditya Syahreza..." si empunya nama pun melakukan hal yang sama seperti murid lainnya.
"Rafael Elnandhio Azaela..." Bu Dinda pun menyebutkan nama selanjutnya yang tertera dalam buku absen. Tetapi setelah dipanggil, si pemilik nama belum menunjukan keberadaannya dikelas. Membuat Bu Dinda melontarkan pertanyaan.
"Kemana Rafael?" Tanyanya karena tidak ada yang mengacungkan tangan ketika nama tersebut dipanggil.
"Itu bu..." tunjuk Bryan sang ketua kelas yang menunjuk meja pojok belakang, dimana ada seorang siswa yang sedang menelungkupkan wajahnya diatas lipatan tangan.
Bu Dinda yang mengikuti arah yang ditunjuk Bryan pun menoleh dan mendapati ada muridnya yang tertidur disaat dia sedang berbicara didepan kelas. Tidak sopan, pikirnya.
"Saya beritahu pada kalian, bahwa saya paling tidak suka melihat ada murid yang tertidur dikelas ketika jam pelajaran saya berlangsung." Ucapnya tegas yang dibalas anggukan mantap dari seluruh murid dikelas tersebut.
Lalu Bu Dinda pun berjalan perlahan menuju meja pojok tersebut sambil menggelengkan kepalanya.
"Rafael Elnandhio Azaela... " panggilnya lagi dengan intonasi tegas.
Tetapi si pemilik nama tetap tidak bergeming. Membuat Bu Dinda kesal.
"RAFAEL ELNANDHIO AZAELA!"
teriaknya kesal karena sedari tadi tidak dihiraukan. Ia pun berniat akan memarahi muridnya tersebut karena sudah berani-beraninya tidur didalam kelas. Tetapi niat tersebut tidak terlaksana.Mendengar teriakan tersebut, sontak, membuat Rafael menegakkan badannya. Ia kaget karena didepannya ada seorang guru asing dan semua tatapan teman sekelasnya menuju kearahnya dengan tatapan tidak percaya.
Bu Dinda yang tadinya marah, kesal, dan naik darah, tiba-tiba langsung speechless melihat Rafael mendongakan wajahnya. Kulit putih bersih, hidung mancung, mata hitam pekat, bulu mata yang lentik, alis tebal, dan bibir ranumnya yang sexy mampu membuat amarah Bu Dinda hilang seketika. Digantikan oleh senyuman manis yang menghiasi wajah guru cantik tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Badgirl Vs Anak Mami
Teen Fiction"Lo nurut, atau gue cium?" "Hah?" Cowok itu tidak paham. Mengapa di dunia ini ada cewek se-berani itu. Gadis itu semakin memajukan wajahnya. Membuat cowok itu mengerjap. "Lo ngapain deket-deket? Mundur sana. Atau Gue aduin ke Mami gue." "Ck, dasa...