Tak lama kemudian datanglah para lelaki dengan membawa sekresek minuman dingin untuk mereka semua.
"Aduh, mimpi apa gue semalem, pagi-pagi udah tekor aja." Gumam Raka tetapi masih dapat didengar oleh semuanya.
"Hehe... ya lagian elo pake acara nyampe terakhir segala. Gak malu tuh sama cewek." Ejek Radit yang dihadiahi jitakan dikepalanya.
"Enak aja lo, ini tuh gara-gara Si mak lampir nipu gue." Kesalnya sambil menatap sinis Rahma.
"Hehe, piss dong. Lo masih ngambek aja." Sahut Rahma cengengesan sambil menoel dagu Raka.
"Nipu gimana maksudnya?" Tanya Rafael penasaran.
"Tadi dia nipu gue El. Pas ditengah jalan, kan dia yang lari terakhir, gue udah mau nyampe nyusul si Radit, si Rani dibelakang gue, terus dia pura-pura jatoh sambil meringis. Kan gue sebagai lelaki gak biarin dia jatoh kan? Terus gue balik lagi nolongin dia, si Rani juga ikutan nolongin dia. Tapi tiba-tiba si Rani langsung lari lagi ninggalin gue. Terus si Rahma juga langsung lari lagi, sialan gue dikibulin. Terus dia ngedorong gue sampe gue jatoh. Akhirnya gue ditinggal, waktu gue mau nyusul ternyata kaki gue berdarah, perih lagi, ternyata gede juga tenaganya mak lampir waktu ngedorong gue sampe gue berdarah kayak gini. Jadi aja gue nyampe paling terakhir." Jelasnya panjang lebar sambil menggebu-gebu yang dibalas tawa menggelegar oleh semuanya. Membuat Raka yang wajahnya ditekuk semakin ditekuk.
"Gak nyangka gue, si Rahma licik juga. Salut gue punya sahabat kayak dia." Komentar Rachel yang sedari tertawa mendengar penuturan Raka.
"Salut gimana? Gue ni yang jadi korbannya." Gerutu Raka.
"Lo maklumin aja Rak, si Rahma emang kayak gitu." Ujar Rani setelah berhasil meredam tawanya.
"Gue minta maaf ya Rak, gara-gara gue lo jadi kayak gini." Ucap Rahma merasa bersalah.
"Iya-iya, gue maafin. Gue mah baik orangnya."
"Udah-udah mending kita jogging lagi yuk? Sekarang udah berpasangan kan?" Usul Radit semangat.
"Bilang aja lo mau berduaan sama Rani, iya kan? Ngaku lo." Sindir Rafael.
"Hehe, kok lo tau sih?"
Rafael hanya menatapnya dengan tatapan malas.
"Berpasangan gimana? Gue sama siapa? Gue gak mau ya kalau harus sama mak lampir. Nanti kalau gue didorong lagi gimana?" Protes Raka.
"Ya enggaklah, emang si Rahma cewek apaan?" Ucap Rani membela Rahma.
"Ok, gue Setuju." Ujar Rachel tiba-tiba.
"Setuju apaan lo? Emang gue mau, pasangan sama lo?" Tanya Rafael sewot.
"Yaudah deal ya, gue sama Rani, Raka sama Rahma, dan lo El, lo sama Rachel. Ok?" Ucap Radit mengambil kesimpulan tanpa menghiraukan Rafael.
"Kenapa gak barengan aja sih, mentang-mentang udah gak jomblo." Protes Raka.
"Udahlah, lo terima nasib aja. Gue sama Radit mau jogging dulu. Thanks ya minumannya, bye..." Jawab Rani lalu meninggalkan mereka berempat.
Sekarang tinggal mereka berempat yang ada disitu. Mereka menatap kepergian Radit dan Rani dengan tatapan kesal."Sialan, mereka ninggalin kita." Umpat Rafael kesal.
"Eh, kita barengan aja yuk?" Usul Rahma.
"Enak aja lo barengan, emang marathon apa? Gue mau sama Rafael, dan lo sama Raka aja." Ucapnya sambil menarik tangan Rafael.
"Lo apa-apaan sih, maen tarik-tarik aja." Protes si pemilik tangan.
"Kita jogging dulu ya, bye..." pamitnya tanpa menghiraukan ucapan Rafael. Lalu menarik Rafael menjauh dari Raka dan Rahma.
KAMU SEDANG MEMBACA
Badgirl Vs Anak Mami
Ficção Adolescente"Lo nurut, atau gue cium?" "Hah?" Cowok itu tidak paham. Mengapa di dunia ini ada cewek se-berani itu. Gadis itu semakin memajukan wajahnya. Membuat cowok itu mengerjap. "Lo ngapain deket-deket? Mundur sana. Atau Gue aduin ke Mami gue." "Ck, dasa...