"Baik anak-anak, malam ini saatnya kita..."
"MAIN GAME!!!"
Semua mata langsung tertuju pada sosok pemuda jangkung berkulit putih yang sedang cengengesan.
Bu Dadar menatap sinis padanya karena pembicaraannya dipotong. Sedangkan yang ditatap sudah loncat-loncat kegirangan membuat Rafael menatapnya prihatin.
Dosa apa gue punya temen kayak gini.
Radit yang menyaksikan hal tersebut pun diam-diam ikut ber-istigfar melihat kelakuan calon suami Mbak Tuti si penjual cireng tersebut.
"Sekarang saya minta..."
"Ah ibu gak modal, masa minta mulu? Beli dong!" Lagi-lagi cowok bawel itu menyeletuk. Membuat Bu Dadar memejamkan matanya berusaha menahan diri agar tidak menenggelamkan Raka di Samudera Atlantik.
"Lanjut aja Bu, anggap aja si neRAKA ini gak ada." Ujar Rahma sinis.
"Apaan sih lo? Cemburu liat gue jailin Bu Dadar terus? Mau gue jailin juga?" Sahut Raka santai yang mengundang sorakan dari teman-temannya.
"Ciee Rahma cemburu Ciee."
"Widihh gak nyangka ya, selera Rahma bobrok banget, hahaha"
"Lagaknya judes, padahal demen juga. Cewek mah emang gitu."
Rahma memelotot sebal pada mereka, sedangkan Raka tersenyum penuh kemenangan.
"Sudah-sudah, keburu malem kalau kalian debat terus." Ujar Bu Dadar melerai.
"Lah kan emang udah malem Bu? Ibu gimana sih, mau saya beliin kacamata?" Sahut Raka. Lagi.
Kali ini Bu Dadar menyahut.
"Kamu gak usah beliin ibu kacamata, beliin ibu lakban aja."
"Buat apa Bu?" Tanyanya polos.
"BUAT TUTUP MULUT KAMU!"
***
Malam ini, para murid berpencar di hutan sesuai kelompok. Bu Dadar telah memberikan peta pada masing-masing kelompok untuk membantu mereka menemukan 'Harta Karun'.
Ya, mereka bermain game sesuai yang dikatakan Raka tadi.
Disepanjang perjalanan, panitia telah memasang berbagai petunjuk arah agar murid-murid mereka tidak tersesat.
Aturan permainannya sederhana, siapa yang paling cepat sampai, dia adalah pemenangnya. Tetapi sepertinya tidak akan semudah itu.
Terlihat di depan sana hamparan hutan yang lebat dengan pohon tinggi menjulang, ditambah suasana malam hari yang dingin dan keadaan gelap gulita.
Bagaimana tidak sulit?
Rachel menatap penuh minat hamparan hutan di depannya. Ia sangat menyukai tantangan.
"Wuihhh, bakal seru ni kayaknya." Seru Rachel bersemangat.
"Gila lo, serem gini dibilang seru!" Protes Rani tak terima.
"Kamu tenang aja, kalau takut kan ada Aa Adit." Timpal Radit pada kekasihnya. Sedangkan Rani memasang ekspresi mau muntah.
"Udah-udah mending kita cepetan selesaiin game ini. Gue ngantuk ni." Ujar Rahma lalu menguap.
"Ayo!!!"
***
"Gelap banget ya." Komentar Raka.
"Ya namanya juga hutan bambank!" Sahut Rahma.
KAMU SEDANG MEMBACA
Badgirl Vs Anak Mami
Teen Fiction"Lo nurut, atau gue cium?" "Hah?" Cowok itu tidak paham. Mengapa di dunia ini ada cewek se-berani itu. Gadis itu semakin memajukan wajahnya. Membuat cowok itu mengerjap. "Lo ngapain deket-deket? Mundur sana. Atau Gue aduin ke Mami gue." "Ck, dasa...