Sudah hampir sebulan Ahseul bekerja di stasiun TV itu dan selama itu pula ia tidak bertemu dengan Jimin yang memang masih di benua yang lain. Hanya sebuah ponsel penyampai rasa rindu mereka.
Perbedaan waktu yang cukup signifikan membuat keduanya sedikit kesulitan. Jika Ahseul sedang bekerja siang hari maka Jimin biasanya baru selesai konser dan langsung menghubunginya. Namun, status Ahseul yang masih sebagai pegawai baru tak bisa begitu saja menerima panggilan Jimin.
Seperti saat ini, ia sedang duduk di salah satu bilik toilet untuk menerima panggilan Jimin. Awalnya ia tidak diberi izin dari senior-seniornya itu untuk sekedar ke toilet dan Ketua Jo menyelamatkannya.
"Kenapa kau menelponku di saat seharusnya kau tidur. Bukankah di sana tengah malam?" Ahseul mencoba mengontrol suaranya agar tak terlalu besar.
"Aku merindukanmu, bagaimana bisa aku tidur? Lagipula, kenapa tadi tidak diangkat?"
"Tadi sedang di bekerja, aku tidak bisa mengangkatnya saat para seniorku melihatnya."
"Wah, kau bukan Ahseul yang kukenal lagi. Ck, aku lebih suka Ahseul yang selalu mengikutiku ke mana saja."
Ahseul hanya tersenyum mendengar hal itu. Ia tahu bagaimana sepinya Jimin tanpa kehadirannya. Karena ia juga merasakan hal yang sama.
"Uhukk! Uhukk!"
"Hei! Kau sakit?!" seru Jimin yang kaget mendengar suara batuk Ahseul.
Ahseul sendiri pun tampak terkejut karena sedari tadi ia tidak batuk dan tiba-tiba keluar begitu saja.
"Lee Ahseul, kau sakit?" Jimin mulai tak bisa diam di sana.
"Tidak, sedikit tersedak."
"Bohong! Sambungkan ke video call," ucap Jimin tegas.
"Aku tak apa."
"Seul-ah," panggil Jimin pelan.
"Jim,"
"Seul-ah." Jimin tak membiarkan Ahseul membujuknya lagi.
Dengan sedikit membuang napasnya ia langsung menjauhkan ponsel dari telinganya dan langsung merubah panggilannya menjadi video call.
"Hei! Kau tidak tidur? Lingkaran hitammu sangat parah," ujar Jimin langsung saat melihat wajah Ahseul yang memang tampak kelelahan.
"Aku tidur, jangan khawatir."
"Kau akan terus berbohong padaku? Bibirmu bahkan tak berwarna lagi, kau sangat pucat sekarang!" Jimin kini tampak mengomeli Ahseul yang terlihat tak menjaga kesehatannya.
"Aku belum memakai liptint, Jim."
"Lee Ahseul!" Jimin mulai geram ketika Ahseul selalu saja hendak menipu dirinya.
Ahseul kemudian tersenyum menatap Jimin yang malah tampak gusar di sana.
"Jangan khawatir, aku tak apa." Ahseul kembali tersenyum menunjukkan pada Jimin kalau memang ia tak apa.
"Tunggu saja saat aku pulang dan ternyata kau sakit, aku akan langㅡ"
"Langsung mengobatiku, iya 'kan?" Ahseul masih tersenyum jahil mempermainkan Jimin.
"Kau ini!"
"Sudahlah, aku harus kembali bekerja."
"Pulang nanti, akan kuhubungi lagi."
"Baiklah, istirahatlah. Tidur yang baik," ucap Ahseul tak lupa dengan senyum hangatnya pada Jimin.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
BEHIND THE SCENE (B.T.S)
Fanfic__Park Jimin__ Ketika ia yang kau cintai mengatakan untuk menghancurkan mimpimu Ketika kau harus menghancurkan hatinya demi membiarkan hidup mimpimu Ketika kau harus membuat luka baru demi melupakan rasa sakit pada luka lainnya __Lee Ahseul__ Keti...