Sejak album terbaru mereka diliris sampai kini mereka harus melanjutkannya pada tur dunia lagi, merupakan sinonim dari tak adanya hari tenang bagi setiap anggota BTS. Kesibukan dengan jadwal yang padat membuat kata ‘tidur’ saja tak berani mereka bayangkan; takutnya terlalu nyaman sehingga enggan melakukan aktivitas lainnya. Namun, malam ini seolah mendapat penegecualian.
Mereka bebas dari pukul delapan malam hingga esok dini hari, guna menyiapkan diri maupun menyiapkan perlengkapan mereka yang hendak bertolak ke luar negeri pagi hari besok. Sebagian dari mereka telah menyiapkan barang masing-masing dan kini tengah terkapar di ranjang masing-masing; maklum saja, waktu sudah menunjukkan tengah malam.
Hoseok yang sedari tadi bermain ponsel kini sudah menemui lelahnya, ia meletakkan ponselnya asal sebelum melangkah menuju dapur mereka.
“Sedang apa kau?” punggung Jungkook yang terkesan cukup sibuk di sana kemudian berbalik kala mendengar Hoseok. “Membuat nasi goreng, aku lapar tiba-tiba.” Jungkook sekedar menoleh pada Hoseok yang tengah meneguk sebotol air.
“Hyung mau?” Hoseok langgsung menggeleng cepat di sana. Namun, ia tak beranjak dari dapur dan memilih duduk di meja makan mereka seraya melihat Jungkook. Hoseok seolah tengah menjadi teman bicara Jungkook di sana.
“Hei, pintu kamar mandi utama rusak? Kenapa tidak bisa dibuka?” Namjoon kemudian bergabung di sana dengan duduk di sisi kanan Hoseok.
“Ada Jimin, ia tadi ke toilet.”
“Tapi, kenapa tidak menjawab saat aku bertanya apa ada orang?” Hoseok dan Jungkook kemudian serempak bergidik bahu saat Namjoon melirik keduanya secara bergantian.
“Berapa lama dia di sana?” Pertanyaan yang diajukan Namjoon dengan nada sekedar ternyata disambut berlebihan—bagi Namjoon—oleh Hoseok yang tiba-tiba membulatkan matanya seraya menatap Namjoon.
“Sete-setengah jam ...?” jelas Hoseok terdengar ragu akan ucapannya, namun dapat ia pastikan bahwa Jimin tak sebentar berada di dalam sana. Ya—setidaknya ia tahu kapan terakhir ia melihat Jimin keluar dari kamar mereka dan belum kembali hingga ia ke dapur saat ini.
Tanpa aba-aba kemudian, Namjoon meletakkan minuman kaleng yang baru saja hendak dibukanya dengan asal dan melangkah cepat mengikuti Hoseok yang lebih dulu melangkah ke arah toilet mereka. Jungkook yang sedikit tak mengerti apa yang tengah dibuat kedua hyung-nya itu memilih mematikan kompornya dan mengikutinya juga.
“Jimin-ah! Park Jimin!” kepalan tangan Hoseok sudah beradu dengan pintu beberapa kali, pukulan kuat itu berhasil menimbulkan suara yang cukup keras. Namun, tak juga membuat si pemilik nama menjawabnya dari dalam sana.
“JIMIN-AH! JIMIN!!” Suara Namjoon dan Hoseok sudah menjadi satu memangil Jimin dengan acak dan terkesan terburu-buru di sana.
“Dobrak saja, hyung!” Jungkook mulai ikut frustasi melihat kedua hyung-nya itu hanya bisa memukul pintu dengan kuat dan tentunya menyakiti tubuh mereka juga. “Kita tidak punya kunci cadangan?” Namjoon mulai tampak berusaha tenang dengan bertanya pada Jungkook.
Tanpa jawaban, Jungkook langsung berlari ke arah ruang tengah mereka dan penggeledahan pada beberapa laci di sana menjadi kegiatan Jungkook. Sampai sosok lain mulai mendatanginya dengan gurat kelelahan yang amat terlihat, “Ada apa?” Jungkook hanya sedikit mendongak sebelum kembali fokus pada kegiatannya.
“Jimin hyung ... hyung! Kunci cadangan toilet di mana?” Jungkook tak ingin berucap hal buruk apapun mengenani Jimin. Semuanya belum pasti dan ia tidak ingin menyimpulkan langsung di sana, sehingga menimbulkan nada keraguan di awal kalimatnya.
Jin yang cukup tanggap akan situasi seperti ini pun langsung berjongkok dan membuka laci yang belum dibuka Jungkook; mengambil beberapa kunci yang sangat ia yakini itu dan lebih dulu beranjak ke arah toilet yang dimaksud oleh Jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEHIND THE SCENE (B.T.S)
Fanfic__Park Jimin__ Ketika ia yang kau cintai mengatakan untuk menghancurkan mimpimu Ketika kau harus menghancurkan hatinya demi membiarkan hidup mimpimu Ketika kau harus membuat luka baru demi melupakan rasa sakit pada luka lainnya __Lee Ahseul__ Keti...