Chapter 35

2.8K 439 133
                                    

“Pergi, tidak ada lagi yang ingin kubicarakan denganmu.” Sesaat Ahseul menarik pintu yang sedari tadi terbuka sedikit itu untuk menutup sempurna, tetapi sebuah tindakan berlawanan terjadi hingga membuatnya harus kalah karena kekuatan Jimin  melebihinya.

Jimin menahan kehendak Ahseul dengan membuka pintu itu dengan lebar dan mulai masuk ke dalam. Menarik pergelangan tangan Ahseul dan mendudukkan gadisnya itu di meja makan, hingga ia pun duduk berhadapan dengan Ahseul di sana.

“Aku mohon, dengarkan aku dulu. Aku juga tidak tahu hal ini akan terjadi. Ini di luar kendaliku.” Jimin memulai perdalihannya. Tampaknya Jimin memang tak bisa berdiam menerima begitu saja saat melihat Ahseul dengan segala rasa kekesalan yang ditunjukkan padanya.

Tak ada kata yang terucap dari Ahseul menjadi celah Jimin untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Alasan mengapa ia harus kembali melanggar janji mereka, alasan mengapa Jimin kembali memilih menyakitinya.

“Hari itu, tepat hari festival kembang api itu aku akan melakukan debut di Amerika. Bersama BTS, mimpi kami bersama yang akhirnya akan terwujud. Hari yang tak akan terulang lagi.” Jimin terus berusaha membuat maniknya menghantarkan hangat pada Ahseul walau gadisnya itu memang tampak sangat jelas menghindari tatapannya.

“Seharusnya kau jangan berjanji. Ingatlah, kau yang berjanji saat aku mengatakan tidak kemarin. Kau yang memaksakan janjimu itu.”

“Saat itu ‘kan aku tidak tahu. Aku tidak tahu kalau—“

“Apa yang berbeda? Kalau pun kau tahu, kau—“

“Aku tidak akan berjanji padamu!” sela-menyela di setiap kalimat keduanya dihentikan dengan Jimin yang langsung memotong ucapan Ahseul dengan nada suara yang mulai meninggi. Ia kehilangan kontrolnya.

Setelah Jimin memotong begitu saja kalimatnya, ia tampak bernapas begitu berat di sana. Tarikan oksigennya yang pendek itu bahkan terasa begitu panjang dan lama.

“Bukankah kau sudah memilihku?”

“LAGI!! Kalimat itu lagi! AKU MOHON HENTIKAN! Aku takut setiap kau mengucapkan itu!!” Suara Jimin meninggi, bahkan terkesan membentak Ahseul yang kini berhembuskan napas ketidakpercayaan.

“Aku yang salah di sini?”

“Tidak ... tidak ... maaf ... ak-aku ....”

Terdengar helaan napas begitu berat dihembuskan oleh Jimin, ia mengurung sesaat wajahnya di kedua telapak tangannya dan sedikit menggeram menahan emosinya agar tak membuncah dan semakin memperunyam masalah nantinya. Setelah menyingkirkan telapak tangannya dari wajahnya, Jimin berucap begitu lirih, “Seul-ah, kau tahu ini mimpiku sejak dulu. Di Amerika, Amerika ... hal yang dulu hanya bisa kita bicarakan kini nyata kulakukan. Tak bisa ‘kah kau mengerti untuk kali ini saja? Kita bisa melihat festival itu nanti, tapi ini ....”

“Kapan? Tahun depan? Yakin ‘kah kau tidak akan seperti ini lagi tahun depan?”

Jimin bungkam, ia tidak bisa mengucap janji lagi saat ia kini harus membatalkan janji yang ia buat beberapa waktu lalu.

“Lalu, kau memintaku untuk mengerti lagi? Haa ....” Ahseul kehabisan kata-katanya, ia mendongak menatap langit-langit apartemennya saat tak mampu menatap Jimin dihadapannya yang tampak memohon dengan ekspresinya.

“Karena aku terlalu pengertian selama ini, kau bertindak seperti ini. Coba saja aku egois sejak dulu, akankah kau berani meminta pengertianku seperti ini lagi? Aku penasaran!” jelas Ahseul menyindir di sana, melimpahkan kesalahan Jimin seolah menjadi salahnya. Memberitahukan Jimin dengan tersirat bahwa selama ini dirinya yang bersalah dan ia yang bertanggung jawab atas sikap manjanya Jimin.

BEHIND THE SCENE (B.T.S)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang