“Kalau begitu, siapkan hatimu. Karena, aku akan menghancurkannya.” Tatapan dingin dan tajam menusuk manik Ahseul yang tertatap langsung dengan manik Jimin di sana, Jimin seolah ikut merasa egois di sana.
Tatapan tajam itu, napas menggebu itu, bukan milik Jimin. Bulu kuduk Ahseul kini bergidik ngeri melihat sosok mengerikan di dalam malaikatnya. Cairan hangat dari matanya pun terus berjatuhan, membasahi apa saja yang menghalanginya.
Tak ada lagi kalimat setelah itu, hanya suara isakan tangis Ahseul yang sekuat tenaga berusaha dihentikannya saat menatap Jimin dengan tatapan tajamnya itu. Berbarengan dengan isakan Ahseul, suara napas bergemuruh dari Jimin ikut mendominasi ruangan itu. Sampai Jimin membuang napas terberatnya dengan suara yang cukup berat dan berbalik. Dengan langkah cepat meninggalkan Ahseul dengan air mata dan isakannya yang tak kunjung menemui titik hentinya.
BLAMM!!
Entah sengaja dibanting atau tidak, yang jelas suara pintu yang membawa Jimin keluar dari suasana dingin dan panas secara bersamaan itu terdengar cukup kuat. Cukup kuat hingga tubuh Ahseul sedikit tersentak ketakutan, sentakan yang kemudian melemahkan daya topang pada kedua kakinya. Ahseul terduduk lemah di sana, di tengah-tengah apartemennya dengan isakan tangis semakin menjadi sepeninggal Jimin.
***
Langkah cepat masih mendominasi Jimin bahkan saat ia tiba di dorm-nya. Napasnya tertahan di dada, rahangnya mengeras, tatapannya tak kunjung melemah.
“Apa itu? Itu Jimin ‘kan?” Jin yang berada di ruang tengah dibuat sedikit terkejut melihat sesuatu yang begitu cepat berlalu disisi kanannya.
“Iy-iya, kurasa iya. Tapi, kenapa dia?” Yoongi yang biasanya tak perduli pun mulai merasa aneh, sangat aneh bahkan.
BLAMM!!
“Ah, kamchagiya!” Jin tersentak cukup kuat saat mendengar suara pintu yang tertutup begitu kuat. Tak hanya dirinya, Yoongi pun mendengar suara itu walaupun ia tak begitu terkejut.
“Ada apa?” Namjoon keluar dari kamarnya, ia juga mendengar suara keras yang cukup mengagetkannya itu.
“Ada yang bertengkar?” Taehyung dan Jungkook pun ikut keluar dari kamar seraya saling memandang bingung.
Namjoon, Taehyung, dan Jungkook pun ikut bersama Jin dan Yoongi di ruang tengah. Namjoon menanyakan suara apa yang mengejutkannya itu, dan Jin menjawab dengan jujur bahwa itu suara Jimin yang terdengar membanting pintu kamarnya. Suasana menjadi serius. Saling menatap dan mulai berpikir apa yang harus dilakukan untuk saat ini.
“Kenapa ini? Kenapa semua berkumpul di sini?” Hoseok si pemecah keheningan bersuara, ia baru saja kembali dari studionya dan melihat situasi aneh di ruang tengah.
“Hei! Kau coba masuk kamar, lihat Jimin kenapa.” Jin berdiri dari duduknya dan langsung menempel pada Hoeok seraya meminta bantuan seperti itu.
“Kenapa dengan Jimin?”
“Kami juga tidak tahu, pulang-pulang ia membanting pintu dengan emosi yang begitu jelas.” Jin mulai melebih-lebihkan, ia bahkan mulai mendorong Hoseok untuk masuk ke kamarnya mau tak mau.
“Hanya lihat saja, jangan katakan apapun dulu.” Namjoon memperingati.
Hoseok yang memang tidak mengetahui apapun pun langsung berjalan biasa saja memasuki kamarnya, membuka pintu secara perlahan dengan yang lainnya berada di belakang Hoseok seolah mengintip dibalik tubuh Hoseok.
“Argghh! Arggg!! Ahhh!!!”
“Hei! Park Jimin!” Hoseok yang menjadi paling depan berlari ke arah Jimin setelah melihat roommate-nya itu meninju dinding kamar mereka. Dengan emosi yang tampak jelas mengelilingi sosok Park Jimin itu membuat gurat kekhawatiran tergambar jelas oleh semuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEHIND THE SCENE (B.T.S)
Fanfic__Park Jimin__ Ketika ia yang kau cintai mengatakan untuk menghancurkan mimpimu Ketika kau harus menghancurkan hatinya demi membiarkan hidup mimpimu Ketika kau harus membuat luka baru demi melupakan rasa sakit pada luka lainnya __Lee Ahseul__ Keti...