Chapter 22

3.7K 522 65
                                    

Tiga hari yang lalu, Jimin mendapat kesempatan untuk tetap bisa berhubungan dengan Ahseul dengan status mereka yang seperti ini. Namun, selama itu pula Jimin tak pernah menghubungi Ahseul lagi. Bukan ia tidak menginginkannya, tapi di hari yang sama itu pula ia mendengar beberapa kalimat dari Jin yang membuatnya berpikir lebih luas.

Rasa bersalah yang menguasainya menjadi alasan kuat ia belum menghubungi Ahseul. Ia sibuk dengan segala aktivitas di pikirannya. Pengorbanan apa yang selama ini ia lakukan? Apa yang telah ia perbuat dengan luka gadis itu? Pernahkah ia bertanya akan kondisi gadis itu? Ia bahkan terlalu sibuk dengan mimpinya sampai tak memikirkan itu semua dulu.

“Ah, besok libur seharian. Akhirnya!” Jimin sedikit terinterupsi kehadiran Taehyung yang tiba-tiba duduk di sisi kanannya seraya merentangkan tangan panjang miliknya itu.

“Aku besok akan tidur seharian,” ujar Jungkook ikut duduk di sisi kanannya Taehyung lagi.

Jimin tak bersuara, ia hanya menoleh sesaat kepada teman serta adiknya itu. Ia menjadi cukup pendiam setelah berakhirnya hubungannya dengan Ahseul. Namun, cukup sibuk bergelut di pikirannya sendiri. Memikirkan yang tak pernah terpikir olehnya dulu. Pengambilan gambar untuk teaser serta persiapan comeback mereka nanti telah usai 10 menit yang lalu. Gurat kelelahan tersirat jelas di wajah mereka.

“Bagaimana besok kita jalan-jalan sebentar? Menghirup udara segar.” Hoseok cukup antusias dengan ajakannya itu dengan melihat ke setiap wajah membernya.

“Aku tidak! Aku mau tidur,” ujar Yoongi malas seraya menyandarkan punggungnya di sofa.

“Bagus juga, ayo Jimin?” Taehyung sedikit menyenggol Jimin yang duduk di sisi kirinya.

Jimin tak langsung menjawab, ia terdiam di sana. Kembali bergelut di pikirannya, ia cukup malas sebenarnya untuk jalan-jalan dengan perasaannya yang cukup buruk beberapa hari ini.

“Ayolah, menjernihkan pikiran.” Taehyung tak menyerah dan terus membujuk Jimin di sana.

Saat itu pula Namjoon meletakkan ponselnya di atas meja di hadapan mereka, Jimin sedikit tertoleh di sana dan ia kembali teringat akan sesuatu setelah melihat layar ponsel Namjoon.

‘Besok ulang tahun Ahseul.’

Jika biasanya ia akan mengingatnya seminggu sebelumnya, tetapi kali ini masalah yang bertumpuk membuatnya lupa akan hal itu. Hampir saja ia melewatkannya. Tunggu, jika besok maka malam pergantian tahunnya malam ini. Ia harus menemui Ahseul.

“Hei! Kenapa kau jadi melamun?”

“Oh? Maaf, aku tidak bisa ikut. Aku harus pergi malam ini.”

“Ke mana?” Hoseok tak tinggal diam kala Jimin menolak ajakannya.

“Hanya ....”

“Ahseul?” Namjoon ikut bersuara kali ini, ia menatap Jimin di sana.

“Besok ia ulang tahun, aku harus bersamanya.”

Hyung, kalian bukan kekasih lagi.” Jungkook kali ini ikut menoleh menatap Jimin dan mulai menganggap serius percakapan mereka.

Jimin bungkam di sana, Jungkook benar. Namun, ia tetap harus pergi. Ada sebuah alasan kuat yang mengharuskannya untuk tetap pergi.

“Kau benar-benar mencintainya, ya?” Taehyung dengan nada kekagumannya di sana, sedikit tak percaya sebesar itu rasa Jimin pada Ahseul.

“Terlepas dari itu, aku tidak bisa membiarkannya sendiri di pergantian ulang tahunnya. Ia tidak boleh sendiri, tidak boleh ...,” lirihan Jimin begitu pelan tanpa ada maksud diperdengarkan oleh orang, ia hanya mencoba meyakinkan dirinya.

BEHIND THE SCENE (B.T.S)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang