ENAM : GUE BENCI!

11.5K 790 7
                                    

Abel dan Fajar terpaksa harus pulang bareng karena Iger memaksa. Tentu saja jika Iger bukan sahabatnya sejak kecil, Fajar akan menolak perintah Iger. Begitu pula dengan Abel. Demi kakaknya yang sedang masa PDKT Abel rela harus pulang dengan cowok sok seperti Fajar.

Sore ini awan mendung menghiasi langit Jakarta. Gerimis mulai turun secara perlahan. Para pengendara motor sibuk menepikan kendaraannya. Mereka berteduh di kios ataupun warung. Untungnya Fajar membawa mobil jadi tidak perlu berteduh atau sekedar menepi untuk menggunakan jas hujan.

Suasana awkward tercipta saat Fajar dan Abel ada di dalam mobil. Keduanya sama-sama tidak mood untuk bertengkar. Fajar diam, pandangannya fokus dengan kegiatan menyetir mobil. Abel juga hanya diam melihat ke arah luar. Mengamati bulir-bulir hujan yang mengalir di kaca mobil.

Fajar diam-diam emosi karena Abel mengacanginya. Bahkan Abel tak mengeluarkan sepatah katapun untuk sekedar mengucapkan terimakasih. Fajar benar-benar jengkel dengan Abel.

"Rumah lo dimana?" tanya Fajar dingin saat ditengah perjalanan.

"Perumahan Senja Indah blok AF.10" jawab Abel tak kalah dingin.

"Lo ga ada niatan bilang terimakasih?" Sindir Fajar.

"Ga butuh. Gue cuma terpaksa pulang bareng lo" sarkas Abel sadis.

Tiba-tiba mobil Fajar menepi dibawah pohon. Hujan masih mengguyur daerah Ibukota. Menyebabkan suhu yang lumayan dingin. Namun suhu dingin ini tak mampu mendinginkan hati Fajar yang sudah panas karena jengkel dengan Abel.

"Turun!" perintah Fajar tanpa menatap Abel.

Abel menengok ke arah Fajar yang enggan menatapnya. "Lo gila? Ini masih hujan! Belum nyampe rumah lagi. Kira-kira dong kalau mau nurunin orang".

"Gue bilang turun ya turun! Lo budeg atau gimana sih!" bentak Fajar yang sudah kalap.

Mata Abel berkaca-kaca. Fajar sungguh tidak punya hati. Abel memaklumi Fajar membencinya karena Abel menolaknya. Tapi Abel tidak mengira bahwa akhirnya seburuk ini.

"Oke. Gue turun. Gue bener-bener benci sama lo" jawab Abel dengan suara parau sambil membuka pintu.

Abel keluar dari mobil Fajar. Abel sengaja menutup pintu mobil dengan kencang agar Fajar tau Abel saat ini marah. Namun tampaknya Fajar sama sekali tidak menghiraukannya. Fajar langsung pergi dengan mobilnya meninggalkan Abel yang kedinginan karena bajunya basah terguyur hujan.

Abel mengambil ponsel disaku celananya. Untung saja ponsel Abel anti air, jadi tidak masalah bila terkena hujan. Tapi nasib sial menimpa Abel. Ponselnya mati karena baterainya habis. Abel menghentakkan kakinya ke tanah. Terpaksa Abel harus menunggu taksi lewat.

Hate but Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang