ENAMBELAS : SORRY

10.8K 728 35
                                        

Abel, Rere, dan Disha sedang duduk bertiga di kursi kelas yang sengaja dibawa ke belakang dijejerkan menjadi tiga. Tak ada pembicaraan diantara mereka, seperti mereka sibuk dengan urusan masing-masing. Abel menatap kosong papan tulis, Disha memainkan gelangnya, dan Rere yang sedang menyanyi pelan.

"Re, Dish?" panggil Abel.

Rere dan Disha menengok ke arah Abel yang berada ditengah.

"Maaf ya kemarin gue sempet ga respon lo pas tanya ke gue. Gue tau sebenernya lo khawatir pas gue nangis. Tapi hari itu mood gue benar-benar ancur gara-gara Fajar bikin gue jatuh dan hape gue pecah. Lebih buruknya lagi gue jatuhnya dikantin, banyak murid. Otomatis gue jadi sorotan, gue malu" jelas Abel panjang lebar.

Rere mengangguk mengerti atas penjelasan Abel. "Rere tau kok gimana rasanya di posisi Abel"

"Dia minta maaf gak Bel?" tanya Disha.

"Mana mungkin seorang Fajar minta maaf?"

"Gak gentle" cibir Disha

"Jadi kalian maafin gue?" tanya Abel.

Rere dan Disha mengangguk. Seutas senyum tercetak di bibir Abel. Karena posisinya ditengah, dengan mudah Abel merangkul kedua sahabatnya. Ketiganya tersenyum bahagia hingga suara cowok mengejutkan mereka.

"ANJIR BAHENOL BANGET!" teriak Dio yang sedang menatap fokus layar ponselnya.

"Bangsul! Lo nonton bokep Di?" tebak Abel.

"Ehehehe dikit"

"Bego"

Dio cengengesan sambil mematikan ponselnya dan memasukkannya ke dalam tas hitam miliknya.

Abel, Disha, dan Rere saling menatap hingga tawa mereka akhirnya pecah. Setelah beberapa saat tertawa, bel masuk berbunyi dan mengakibatkan Abel, Rere, dan Disha kembali menyeret kursinya ke tempat semula.

⚫⚫⚫

Malam ini malam minggu. Biasanya anak seumuran Abel dan Melati sedang jalan bersama teman atau date bersama pasangan. Namun tidak bagi Abel dan Melati. Kakak adik jomblo ini memilih menonton televisi sambil memakan camilan.

"Dek gue pengen keluar" curhat Melati tanpa melihat ke arah Abel. Matanya menatap televisi yang sedang menayangkan sebuah acara talk show.

"Jomblo ngapain keluar? Mau ngukur jalan lo?" ledek Abel terkekeh.

"Gue gak jomblo ya!"

"Terus apa?"

"Single"

"Sama aja bloon!" Abel menonyor kepala Melati. Melati tak terima lalu menimpuk Abel dengan bantal yang ada di sofa. Begitu juga Abel. Mereka perang. Tak akur layaknya Tom and Jerry. Perang bantal diantara mereka berhenti ketika mendengar suara ketukan pintu.

"MAMAAA ADA TAMU" teriak Abel.

"ABEL AJA YANG BUKA PINTUNYA. MAMA BARU MASAK BUAT PAPA" jawab mama Abel.

"Lo aja sana kak" suruh Abel sambil menyenggol lengan Melati.

"Gue mager!"

Abel mendengus lalu berjalan menuju pintu. Tangan Abel membuka pintu. Abel membelalakkan matanya ketika mendapati yang datang adalah... Fajar.

"Hai" sapa Fajar. Kali ini nada Fajar tidak dingin seperti biasanya.

Abel memutar bola matanya jengah. "Lo mau ngapain kesini? Gue udah gak mau urusan sama lo lagi. Cukup gue lo permaluin. Gue capek. Gue nyerah. Terserah lo ma—"

Abel menghentikan ucapannya ketika kedua tangan Fajar mengungkungnya. Wajah Fajar mendekat membuat jantung Abel berdetak kencang. Napas Fajar menyapu wajah cantik Abel. Jarak wajah Abel dengan Wajah Fajar hanya terpaut beberapa centi.

"Bel gue minta maaf" ucap Fajar lirih.

Abel tetap diam membeku.

"Gue minta maaf, lo maafin gue gak?" tanya Fajar lirih.

Entah dorongan apa, Abel menganggukan kepalanya. Setelah mendapatkan anggukan dari Abel, Fajar menjauhkan wajahnya. Abel menghela napas lega. Pipi nya pasti sudah merah.

"Ehm, Bel?" panggil Fajar.

"I—iya?" jawab Abel gugup sambil menetralkan detak jantungnya.

Fajar menyerahkan sebuah kotak dilapisi kertas kado bergambar Smurf. "Ini buat lo. Buka nya nanti pas gue udah pulang ya?"

Abel menerima pemberian Fajar."Oke"

"Yaudah gue pulang dulu" pamit Fajar.

"Hati-hati"

"Thanks"

Fajar berjalan ke arah motor ninja berwarna merah. Rupanya Fajar membawa motor, bukan mobil yang biasa dibawanya. Setelah memakai helm full face nya, motor Fajar berjalan meninggalkan perumahan Abel dan juga Abel yang masih dengan detak jantungnya yang tidak karuan.



Hate but Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang