SEMBILANBELAS : ROOFTOP MALL

10.5K 712 44
                                    

Fajar dan Abel memasuki sebuah mall. Keduanya jalan bersebelahan tanpa bergenggaman tangan. Mata mereka sibuk memandangi orang yang berjalan atau orang yang sedang menikmati suasana di mall.

Perut Fajar tiba-tiba lapar. Tadi dia tak sempat makan dikarenakan buru-buru ke rumah Abel. Entah mengapa seperti ada yang menuntut dirinya agar tidak membuat Abel menunggu.

"Bel gue laper. Makan yuk?" tawar Fajar.

Tak bisa dipungkiri, perut Abel juga lapar. Abel juga belum makan tadi pagi. "Yuk. Makan dimana?"

"Di yang jual chicken crispy" jawab Fajar.

"Yaudah ayo"

Fajar melirik tangan kanan Abel. Fajar berjalan di sisi kiri Abel. Ingin sekali Fajar menggenggam tangan Abel. Akhirnya dengan sebuah keberanian, Fajar menggenggam tangan Abel. Abel yang merasa tangannya digenggam menengok ke Fajar.

"Biar gak nyasar" Fajar membuat alasan.

Abel mengerutkan keningnya. "Alasan lama. Bilang aja modus"

Fajar hanya cengengesan lalu mempererat genggamannya. Menggenggam tangan Abel membuat Fajar nyaman. Fajar tak mengetahui apa alasannya. Biarkan saja, Abel juga tidak menolak.

Setelah menemukan stand makanan yang dimaksut Fajar, mereka berhenti disitu dan memesan dua chicken crispy, dua kentang goreng, dan dua lemon tea. Lalu mereka duduk di meja nomor dua. Keduanya saling berhadapan. Fajar yang sibuk menatap Abel, Abel yang sibuk dengan ponselnya.

"Eh makasih ya ponselnya. Gue suka" ucap Abel mengulang terimakasihnya.

"Sama-sama. Lo mau ngomong 'makasih' berapa kali sih?"

"Yaudah ini terakhir deh" kekeh Abel.

Seorang pelayan mengantarkan pesanan Abel dan Fajar. Abel mengucapkan terimakasih lalu mulai memakan makanannya. Abel telah menghabiskan makanan dan minumannya. Sedangkan Fajar, kentang goreng nya masih tersisa.

"Kentang goreng lo ga dimakan?" tanya Abel sambil memandang Fajar yang meminum lemon tea nya.

"Kenyang"

"Mubazir kalau ga dihabisin" nasihat Abel.

"Gue kenyang Abel" rengek Fajar.

"Siniin kentang goreng lo" perintah Abel.

"Mau lo apain?" tanya Fajar

Karena Fajar masih bertanya dan tidak mengambilkan kentang goreng, Abel mengambil sendiri. "Gue makanlah. Mubazir kalau ga habis"

"Eh! Tapi itu kan kena tangan gue pas tadi gue ambil kentang"

"Halah gapapa kali. Emang tangan lo ada tai nya apa?"

"Enggak sih"

Abel menghabiskan kentang Fajar. Fajar memandang Abel dengan intens. Selama Fajar jalan dengan cewek, belum ada yang seperti Abel. Yang acuh dan cuek, tak ribet menjaga image nya.

"Udah habis, ke bookstore yuk?" ajak Abel.

Fajar menganggukan kepalanya lalu berjalan kearah kasir membayar makanannya. Tangan Abel tak lepas dari genggaman Fajar. Keduanya pergi ke bookstore.

Fajar ikut masuk ke bookstore tanpa melepaskan genggamannya. Sebenarnya Fajar sangat malas ke toko buku. Bagi Fajar ini tempat yang membosankan dimana hanya ada jajaran buku.

Tangan Abel hendak meraih novel namun tak sampai. Fajar yang melihatnya turun tangan membantu Abel mengambil sebuah novel. Fajar membaca judul novel itu, Serendipity. Fajar mengernyitkan dahinya. Apa sih serendipity itu? Karena penasaran, Fajar ikut membeli novel itu dan membayarnya bersama Abel.

Abel dan Fajar berjalan mengelilingi mall. Tiba-tiba lagu yang sedang trend akhir-akhir ini, Despacito yang dinyanyikan Justin bieber, Daddy yanke, dan Louis fonsi diputar di mall itu. Mulut Fajar bergumam ikut bernyanyi.

"Despacito hmhmhm, hmhmhm, hmhmhm Despacito" Nyanyi Fajar dengan lirik asal ceplos.

"Lo nyanyi apa ngeden?" ledek Abel terkekeh.

"Nyanyi lahh" bela Fajar.

"Mana ada lirik hm,hm,hm gitu?"

"Susah liriknya pake bahasa spanyol. Kalo diterjemahin seluruh liriknya bagus tau artinya"

"Emang nyeritain apaan lagunya?"

"Bercinta" jawab Fajar dengan seringaian di bibirnya.

Abel membelalakkan matanya lalu memukul lengan Fajar dengan tangan kirinya. "Omes lo oncom!"

"Emang gitu kok" jawab Fajar pasang muka sok polos.

"Hm"

Fajar terkekeh. Lalu mengajak Abel ke timezone untuk bermain game. Abel menyetujuinya. Merekapun bermain di timezone berjam-jam.

Setelah puas bermain di timezone, Fajar mengajak Abel menonton di bioskop. Fajar sengaja memilih film horor untuk mengerjai Abel.

Ketika film dimulai, Abel merasa kalau judul film yang sedang diputar adalah genre horor. Abel sungguh takut. Selama film diputar, kerap kali Abel menutup matanya. Tangan Fajar yang sedang berada digenggaman Abel, digenggam erat oleh Abel. Fajar menatap Abel. Dilihatnya bibir cewek itu pucat​ karena takut. Fajar mengajak Abel keluar dari bioskop itu.

"Lo takut ya?" Fajar memastikan Abel ketika sudah sampai luar dari ruang bioskop itu.

Abel menganggukkan kepalanya. Fajar melirik jam tangannya.

06.15 PM

"Ikut gue yuk?" ajak Fajar.

"Kemana?"

"Nanti lo juga tau"

Fajar membawa Abel ke rooftop mall. Begitu sampai di atas, Abel melihat kebawah. Menatap lampu kendaraan yang melaju di jalan raya Jakarta. Abel tersenyum bahagia mengetahui pemandangan dari rooftop ternyata sangat indah.

Abel menyilangkan tangannya, mendekap dirinya sendiri karena kedinginan. Fajar yang mengetahui itu melepas hoodie nya lalu dari belakang Fajar memakaikannya kepada Abel.

Abel tersentak saat hoodie Fajar membungkus tubuhnya. Abel juga kaget karena Fajar mendekapnya dari belakang. Abel hendak protes tapi Fajar mengeluarkan suaranya mengetahui Abel akan protes.

"Kayak gini aja. Biar hangat. Gue tau lo kedinginan"

Abel hanya diam mendengar suara Fajar. Sejenak Abel membiarkan Fajar mendekapnya. Abel merasa nyaman didekap Fajar. Begitu pula Fajar, nyaman mendekap Abel. Seolah Abel menyalurkan ketenangan bagi Fajar.




Hate but Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang