Fajar terduduk di lantai rumah sakit. Air mata melinang di pipinya. Iger, Stefan, Rey, Adrian beserta Hana, Rere, Disha, Nara, dan Ajeng datang menghampiri Fajar yang dalam kehancuran.
"Lo yang tabah, Jar. Berdoa buat mereka, jangan terpuruk gini" nasihat Iger.
"Gue yang salah" Jawab Fajar dengan suara serak.
"Lo gak salah" bantah Adrian.
"Kalo aja gue gak ngerahasiain gue saudara Davin, gak akan jadi salah paham! Abel gak bakal masuk rumah sakit!" Fajar memukul lantai rumah sakit.
Semua tercengang mendengar perkataan Fajar. Tidak ada yang mengeluarkan suara. Hal begitu besar telah di rahasiakan oleh Fajar. Tak ada yang protes saat ini dikarenakan Fajar dalam keadaan terpuruk, hancur.
Terdengar suara orang berlari. Semua menoleh ke sumber suara itu. Terdapat Melati beserta kedua orang tuanya berlari menuju UGD tempat Abel dan Davin ditangani.
"Gimana keadaan Abel sekarang?" tanya Dewi dengan air mata bercucuran.
"Abel baru ditangani sama dokter tante" jawab Disha sambil mengelus bahu Dewi yang bergetar.
Wibowo yang melihat istrinya menangis tak tega. Ia membawa Dewi dalam pelukannya. Wibowo mengelus rambut Dewi untuk menenangkan Dewi. Namun tetap saja Dewi menangis walaupun sudah agak reda.
"ABEL! JANGAN TINGGALIN GUE" teriak Melati sambil memukul pintu UGD.
Iger menatap sendu Melati. Ia mendekat dan langsung mendekap Melati dalam pelukan hangatnya. "Abel bakal balik"
"Salah gue. Gue bego. Gue kakak jahat. Gak guna!" Melati memaki dirinya sendiri sambil meronta dalam pelukan Iger.
"Mel! Tenangin diri lo!" Iger agak membentak agar Melati tenang. Iger mengelus rambut Melati. Akhirnya Melati tenang dalam pelukan Iger. Melati kehilangan keseimbangannya lalu pingsan di pelukan Iger.
"Tante, Om! Melati pingsan!"
Wibowo dan Dewi terkejut. Putri sulungnya terlalu syok dengan semua ini. Wibowo dan Dewi memutuskan untuk pulang. Sedangkan Fajar dan yang lainnya menetap di rumah sakit untuk menjaga Abel dan Davin.
Selang beberapa jam setelah Wibowo dan Dewi membawa Melati pulang, seorang dokter yang memakai jas putih keluar dari ruang UGD. Fajar langsung menghampiri Dokter itu.
"Abella dan Davin bagaimana keadaannya, Dok?" tanya Fajar menggebu.
"Sepertinya Abella terluka di bagian mata. Dia terancam buta permanen. Abella bisa melihat lagi jika ada seseorang yang mendonorkan matanya. Sedangkan Davin koma sementara ini. Luka di bagian kepalanya cukup parah. Sebaiknya kita banyak berdoa untuk keduanya" jelas Dokter mengenai keadaan Abel dan Davin.
Semua yang mendengar penjelasan Dokter itu menutup mulutnya tak percaya. Hati mereka sakit. Mereka merasa sangat jahat karena menjauhi Abel tanpa tahu yang sebenarnya.
Fajar tercengang. Lidahnya kelu untuk berkata. Kakinya lemas. Air mata kian deras turun dari mata elang Fajar. Saat ini Fajar dalam keadaan paling buruk, lemah, dan terpuruk. Tak ada lagi Fajar si tukang bully. Tak ada Fajar yang menyebalkan. Yang ada hanya Fajar dengan segala sesal dan kehancurannya.
#91 in teenfiction guys:* thanks for all readers. I lovee youuu moreeee, moree,morrrreeeee
Pantengin Hate but Love terus yaaaaa. Jangan bosen sama crita yang gaje ini. Maaf partnya sedih dulu. Daannnn THANKS BUAT KALIAN YANG SELALU VOTE DAN KOMEN. SETIAP KATA DI KOMENTAR DARI KALIAN ITU PENYEMANGAT BANGETT *apaansihbahasague
Ehehe yauda sekali lagi makasi<3
KAMU SEDANG MEMBACA
Hate but Love
Teen FictionSeorang Fajar Dika Dewanggara Badboy sekaligus penyumbang dana terbesar di sekolah ternama jatuh cinta pada cewek yang sangat dibencinya karena sifat nyolotnya? Dan cewek yang berani dengan Fajar itu adalah anak baru di sekolah Fajar. Abella Agatha...