EMPATPULUHTIGA : FIRST KISS

9.4K 577 67
                                    

Melati, Dewi dan Wibowo telah pulang ke rumah untuk beristirahat. Fajar bersikeras menyuruh Dewi dan Wibowo untuk istirahat. Gantian Fajar yang menjaga Abel. Fajar kasihan dengan kedua orang tua Abel yang semalaman harus terjaga untuk menjaga Abel.

Hari-hari Abel kini hanya berbaring di kasur rumah sakit. Menikmati gelap di tengah terangnya lampu ruangan. Entah apa saja yang berada di sekitarnya Abel tak tahu. Abel merasa tak berguna dan merepotkan karena apa-apa ia harus meminta bantuan.

Sekarang Abel sedang ditemani oleh Fajar. Walaupun Abel tak bisa melihat, namun Abel dapat tau Fajar ada di sebelah kanannya. Parfum yang dikenakan Fajar sudah dihapal Abel. Aroma yang khas Fajar yang Abel sukai, menenangkan.

Abel merasa sumpek di dalam ruangan rawatnya. Ia ingin keluar dari ruangan ini. Meski tidak dapat melihat, setidaknya bisa merasakan udara yang lebih sejuk. "Fajar gue bosen"

Fajar yang dari tadi memainkan jemari Abel menghentikan aktivitasnya. "Terus maunya gimana?"

"Ke taman rumah sakit?"

Fajar berpikir sejenak. "Asal gue gendong baru boleh"

"Modus lo kunyuk hutan" cibir Abel.

"Mau gak? Enggak juga gapapa. Suka kok gue kalau kita berdua terus di ruang rawat lo" kata Fajar sambil menyengir. Jika saja Abel bisa melihat cengiran khas Fajar yang menyebalkan, Abel tentu sudah memutar kedua bola matanya jengah.

Abel mempertimbangkan tawaran Fajar. Digendong? Baiklah sepertinya ini pilihan terakhir. "Iya deh gue mau digendong"

Abel mendudukkan dirinya. Sedangkan Fajar mengambil infus yang digantung. Ia menyerahkannya kepada Abel agar Abel yang membawa, sedangkan Fajar menggendong Abel.

Fajar menggendong Abel dibelakang. Mereka berdua melewati lorong rumah sakit. Banyak pasang mata melihat keduanya. Pasangan yang saling melengkapi. Senyum mengembang di bibir Abel. Aroma Fajar sangat tercium jelas.

"Abel gendut" celetuk Fajar.

Abel menepuk bahu Fajar. "Kampret!"

"Bercanda sayang" balas Fajar santai.

"Ih apaan sayang-sayang pale lo peyang" Abel pura-pura ngambek karena Fajar memanggilnya 'sayang'. Tapi yang namanya Abel tetap saja blushing walaupun sikapnya menunjukkan tak suka. Cewek mah gengsi.

"Kan gue sayang lo"

"Serah"

Keduanya terdiam larut dalam pikiran masing-masing. Terdengar ramainya rumah sakit. Banyak orang berbicara entah membicarakan apa. Terkadang terdengar suara tangis anak bayi ataupun balita.

Tiba-tiba Abel merasa dirinya sudah duduk di kursi. Kepala Fajar kini sudah bersandar di bahu Abel. Ini sepertinya ditaman rumah sakit, udaranya lebih sejuk dari pada ruangan rawat Abel. Kata 'sayang' dari Fajar melintas di benak Abel. Menimbulkan suatu pertanyaan yang agak menyesakkan jika diungkapkan.

"Fajar?"

"Hmm" gumam Fajar.

"Kenapa lo sayang gue?" tanya Abel lirih.

Fajar menegakkan duduknya. "Ya karena lo berharga bagi gue"

Abel menghela napasnya. "Seberharga apa gue buat lo?"

Tak ada respon dari Fajar. Abel sudah membatin ini, sesak yang di rasakan Abel sekarang. Di logika saja, mana mau seorang cowok sempurna mau dengan cewek buta macam Abel? Sudah harusnya Abel tadi tak menanyakan ini. Sama saja Abel menyakiti dirinya sediri.

Abel diam. Tiba-tiba benda lembab menyentuh bibirnya. Bibir Fajar telah menyentuh bibir Abel. Ya, untuk pertama kalinya Fajar mencium Abel tepat di bibir. Tubuh Abel menegang akibat ciuman Fajar. Abel diam tak berkutik mencerna apa yang sedang terjadi sekarang.

Fajar menyudahi ciumannya. Fajar langsung memeluk Abel yang diam membeku. Fajar menyandarkan kepalanya di cerukan leher Abel. Menghirup dalam-dalam aroma Abel yang menenangkan Fajar. "Lo itu seberharga first kiss gue. Yang gue jaga dari dulu. Buat satu orang di masa depan gue. Dimana orang itu juga bakal gue jaga lebih dari first kiss gue. Orang itu adalah lo, pemilik ciuman pertama gue, orang yang bakal nemenin gue di masa yang akan datang. Yang bakal gue jagain semampu dan sebisa gue"

Fajar meraih tangan Abel lalu diletakkan diatas kepala Fajar. Fajar menyuruh Abel agar Abel mengelus rambut Fajar. Badboy pencemburu yang manja. Abel pun mengelus rambut Fajar dengan pelan. Fajar tersenyum samar saat mendengar degup'an cepat jantung gadisnya. Fajar berhasil menaklukan hati gadis yang sangat ia cintai.

"Besok lagi-lagi ya, Bel" pinta Fajar.

Abel bingung. "Apanya yang lagi-lagi?"

"Kiss-kiss'nya dong"

"Anjir!"






















#59 in teenfiction thanks guys.

Eh btw biar makin akrab gimana bikin grup chat line? Nanti yang mau tanya sama Fajar/Abel/Davin juga bisa. Biar tambah deket gituu wkwk. Yauda deh byeee see you next chapter guys

Hate but Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang