Chapter 6 : I must Kill her

20.5K 1.4K 42
                                    

"Aarrghh"

Aku mengerang frustasi saat menatapnya cukup lama. Menghelakan nafas panjang, aku memutuskan untuk menyalakan mesin mobil kembali kemudian melajukannya dengan kecepatan tinggi membelah jalan raya yang sudah cukup sepi.

Mengapa aku sefrustasi ini, saat melihatnya yang lemah seperti ini? Mengapa aku khawatir? Aku sudah melanggar semua janjiku pada diriku sendiri. Tidak seharusnya aku menolongnya. Menolong gadis yang selama ini ingin ku bunuh.

"Bodoh!" Aku mengumpat kesal.

Peduli setan.

Hatiku rasanya seperti ditindih dengan batu yang besar. Kata hatiku terus memaksaku untuk menolongnya dan bodohnya aku malah mengikuti kemauan kata hatiku.

"Nick.." Samar-samar aku mendengar suara Carolyn dan aku menoleh menatapnya. Bibirnya sedikit terbuka, tapi matanya masih terpejam.

Setibanya dirumah sakit. Aku langsung menggendongnya untuk keluar dari mobil. Untung saja, ada beberapa suster yang sudah siap sedia membantu dan mereka tengah berdiri disisi bangkar. Langsung saja mereka menyuruhku untuk merebahkan tubuh Carolyn diatas bangkar.

Mereka mendorong bangkar tersebut layaknya troli, cukup cepat dan terburu-buru. Bahkan aku sendiri masih bingung mengapa mereka bisa mengenal Carolyn dan Yeah, aku baru sadar kalau Carolyn adalah anak dari Dalvin jerk Nelson, pantas saja mereka dikenali oleh dunia.

Erghh.. Yah, Sampai sekarang ,aku tidak pernah tahu penyakit apa yang diderita oleh Carolyn. Aku hanya tahu dia memiliki penyakit, tapi penyakit jenis apa aku tidak tahu. Sama sekali tidak tahu.

Setibanya kami tiba diruang UGD. Aku tidak diizinkan masuk, jadi aku lebih memilih untuk menunggu.

Tunggu dulu!

Menunggu? Untuk apa aku menunggu?

Bodoh.

Aku langsung memutarkan tubuhku bermaksud untuk pergi meninggalkan tempat ini. Tempat yang sangat aku benci. Rumah sakit.

"Maaf.. Apa anda keluarga Nelson?" Aku langsung mendongak menatap suster yang tengah menatapku juga.

"Tidak.. Aku hanya menolongnya. Aku menemukannya didalam mobilnya dengan keadaan pingsan.. Jadi, aku membawakannya kemari." Jawabku berbohong.

"Siapa namamu?" Tanyanya lagi.

"Kau tidak perlu tahu namaku." Jawabku cepat.

"Tapi, ini perintah dari Mr.Nelson.. Aku baru saja menghubunginya tadi.." Aku terdiam cukup lama. Secepat itukah?

"Namaku Nico.. Aku permisi." Aku membalas ucapannya kemudian berjalan kembali untuk meninggalkannya.

Keluar dari rumah sakit, aku bisa melihat puluhan mobil mercedes benz terparkir rata didepan rumah sakit. Tidak lama kemudian pintu mobil yang terparkir paling depan itu terbuka. Memperlihatkan pria berjas hitam mulus yang sangat aku benci. Ia berjalan dengan cukup cepat dan melewatiku. Dalvin Nelson. Aku membencinya.

Aku mengalihkan pandanganku kedepan. Mencoba mengabaikannya. Tidak lama kemudian aku juga melihat pria dan wanita paruh baya yang keluar dari mobil juga. Sialan, dia Christian Nelson dan Katerine Nelson.

Aku menatap mereka berdua tanpa berkedip. Saat mereka berjalan melewatiku. Katerine Nelson, ia tersenyum ramah padaku.

Baru pertama kali ini aku melihatnya secara langsung. Wanita itu memang cantik walaupun ia sudah tua.

Tidak.

Aku tidak boleh mengagumi semua keluarga Nelson. Mereka musuhku.

Aku berjalan kembali menelusuri trotoar saat aku sudah keluar dari perkarangan rumah sakit.

Tidak lama kemudian, aku langsung memicingkan mataku saat melihat Brenda yang tengah berjalan sempoyongan seperti orang mabuk. Ada apa dengan wanita bodoh itu?

Aku berjalan menghampirinya. Ia mendongak menatapku.

"Ah.. Nicolas.." Ia tersenyum lebar kemudian memelukku dan mengelus rahangku.

"Ada apa denganmu?"

"Aku mencarimu.." Ucapnya sambil mencium leherku. Aku mendorongnya hingga membuatnya jatuh tersungkur di trotoar.

Ia mendongak menatapku kesal dan aku memberikan tatapan tidak peduliku.

"Jangan pernah menyentuhku lagi, jalang." Ucapku kemudian berjalan melewatinya. Ia terus meneriaki namaku tapi aku tetap tidak peduli.

Aku terus berjalan, rasanya ada yang ganjal didalam hatiku ketika mengingat kejadian tadi. Kejadian saat Carolyn pingsan.

Apa aku harus kembali dan bertanya kepada dokter mengenai penyakit yang diderita oleh Carolyn?

Aku langsung mengusap wajahku dengan kasar.

"Bodoh, untuk apa aku melakukan itu?" Aku berucap pelan.

Aku peduli padanya karena kasihan. Aku tidak pernah menaruh hati padanya. Tidak.. Itu tidak akan pernah terjadi.

Aku harus membunuhnya.

___________________

TBC

Maaf updatenya lama.

Lagi nenangin diri.
Soalnya aku sakit lagi.

Makasih.

Jangan lupa Vote + komentar kalian.

Ntar double update.

You Are Mine Ms.NelsonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang