Chapter 46

6.4K 571 60
                                    

"Pendonor sudah siap untuk melakukan oprasi." Kata dokter tersebut kepada semua orang yang ada dihadapannya.

"Lakukan yang terbaik untuknya."  Kata Dalvin cepat kemudian menghelakan nafasnya kasar. Perasaannya benar-benar resah, entah oprasi ini akan berhasil atau tidak. Hanya Tuhan yang tahu.

Tidak lama kemudian kasur yang ditempati oleh Caroline dibawa keluar dari dalam kamar rawat inap dan di dorong menuju keruang oprasi karena si pendonor sudah berada diruangan tersebut.

Mereka semua mengikuti langkah dokter untuk menuju ke ruang oprasi.

"Tenangkan dirimu." Kata Dalvin kepada Claire sambil memeluk istrinya itu.

"Dia akan baik-baik saja, Mrs.Nelson." Kata Maria dan Claire langsung membalikkan tubuhnya menatap Maria cukup lama. Air matanya terus runtuh.

"Terima kasih. Kau banyak sekali membantu keluarga kami termasuk putramu... Dia pria yang baik." Kata Claire yang terus terisak dan Maria mengangguk mengerti. Mencoba menahan air matanya.

"Aku tahu, Nick memang pria yang baik tapi semua sifat baiknya selalu tertutup dengan sifat dingin dan gila kontrolnya." Kata Maria dan Claire mengangguk mengerti.

"Dia tidak bisa menerima kenyataan ini." Claire mengangguk lagi kemudian menarik nafasnya dalam-dalam berusaha mengontrol tangisannya kemudian memegang pundak Maria.

"Tuhan tahu mana yang terbaik, Maria."

_____________

Sudah tiga hari semenjak berjalannya oprasi itu, malam ini Caroline mulai membuka matanya berlahan untuk kali pertamanya setelah ia tertidur cukup lama. Tatapannya sedikit demi sedikit buram. Dan tidak lama kemudian, ia bisa menangkap jelas wanita setengah baya yang tengah menatapinya sambil tersenyum. "Mom." Claire tersenyum menatap putri kesayangannya itu.

Caroline menaik nafasnya dengan berat dan Claire langsung mendekatkan dirinya pada Caroline, "Apa ada yang sakit, sayang?" Caroline menggelengkan kepalanya sebagai jawaban. Dikamar yang ia tempati sekarang hanya ada keluarga besarnya dan Maria begitu juga Harold.

"Dimana Nicolas?" Tanya Caroline bingung karena ia sama sekali tidak melihat keberadaan Nick didalam ruangnya.

"Dia sedang istirahat." Dengan pelan, alis Caroline menaut menjadi satu.

"Beberapa hari yang lalu Nick mengalami kecelakaan, tapi dia baik-baik saja." Kata Claire menjelaskan kepada Caroline.

"Apa dia terluka?" Tanya Caroline lirih.

"Tidak, kakinya sedikit bermasalah, tapi dokter akan memastikan kalau ia akan sembuh." Kata Claire lagi dan Caroline mengangguk mengerti.

Tidak lama kemudian dokter masuk kedalam kamar Caroline sambil tersenyum.

"Aku akan memeriksamu, Ms.Nelson." Kata dokter tersebut kemudian Caroline mengangguk.

"Dokter, apa aku boleh menjenguk Nicolas?" Tanya Caroline setelah alat bantu pernafasan Caroline dilepas.

"Untuk saat ini jangan karena kau butuh istirahat ekstra." Kata dokter

"Tapi, aku ingin melihatnya sebentar saja. Aku ingin memastikan kalau ia baik-baik saja." Kata Caroline lagi.

"Kau akan tetap dikamarmu. Nicolas baik-baik saja. Tiga hari kedepan kau baru saya perbolehkan untuk menjenguknya." Kata dokter kagi.

"Keadaannya baik dan mulai stabil, itirahatlah dan semoga kau cepat sembuh. Saya permisi." Kata dokter tersebut kemudian berlalu meninggalkan semua orang yang ada didalam kamar.

Maria yang mendengar itu terus terdiam, perasaannya benar-benar perih sampai ke kerongkongan ketika mengingat perkataan Nick yang selalu mengotot padanya untuk tetap mendonorkan paru-parunya kepada Caroline.

Pengorbanan pria itu memang besar dan Maria mengakui bahwa Nick memang sangat mencintai Caroline. Air matanya luruh ketika menatap Caroline yang tengah tersenyum kepada Claire. Dengan cepat ia keluar dari kamar rawat inap Caroline dan duduk dibangku tunggu rumah sakit. Ia terisak disana. Menutup wajahnya dengan erat.

"Tuhan maha adil, Maria." Maria mendongak menatap Harold yang berdiri dihadapannya.

"Dia pria yang keras kepala. Aku ingat ketika ia benar-benar ngeyel untuk mengikuti balap liar demi mendapatkan Caroline seutuhnya. Ku rasa aku tidak bisa menganggap remeh mengenai jagoanmu itu." Harold terkekeh.

________ 

Plis ini pendek. Ntar malem lanjut lagi yang penting komentarnya lebih dari 20 aku lanjut wkwkwk.

Kalo nggak yaa.. Tunggu aja deh hehehe...

You Are Mine Ms.NelsonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang