Chapter 53

15.1K 391 112
                                    

Aku terkejut bukan main. Mataku membulat mirip si tokoh utama yang sedang berpapasan dengan hantu. Tapi, sayangnya kali ini bukan hantu.

"Aaron?" Aku berguman.

Tidak salah lagi. Dia si berandalan sekolah. Wajahnya tidak berubah, masih sama seperti tokoh antagonis. Namun, dia semakin kurus.

"Kau masih bersamanya?" Pertanyaannya membuat kedua alisku saling bertautan.

Kedua bahuku langsung merosot begitu mendengar suaranya dengan intonasi pelan. Dia berbeda.

Tatapannya tertuju kearahku, aku diam untuk beberapa saat memikirkan apa maksud dari pertanyaannya dan begitu aku sadar apa maksudnya, aku langsung menjawab "Tidak."

Terlihat kedua alisnya yang saling bertautan. Sepertinya dia heran atau mungkin dia memiliki pemikiran lain didalam otaknya.

"Mengapa? Ku pikir hubunganmu dengannya akan lebih lama selama aku mendekam dibalik jeruji besi. Damai tanpa ada pengganggu."

Oh ayolah, jika memang apa yang dia katakan benar. Mungkin aku tidak akan berpisah dengan Nick.  Ini hanyalah sebuah perbedaan pendapat dan perasaan.

Tapi, jika ku lihat. Aaron seperti sedikit berubah. Maksudku, dia tidak searogan dulu. Namun, kelakuannya tetap sama. Seorang pembunuh.

"Bisakah kita tidak perlu membahasnya?" Tanyaku. Malas.

"Baiklah, itu mudah." Dia mengangkat kedua bahunya acuh.

"Menjadi buronan polisi, apa itu menyenangkan? Jika ku lihat, kau sepertinya tidak memiliki raut wajah yang ketakutan atau semacamnya." Tanyaku begitu aku merasa penasaran dengannya.

"Aku sudah terbiasa. Jadi, bukan masalah yang serius ketika polisi mencari jejakku. Mereka tidak akan menemukanku, kecuali kau yang akan memberitahu mereka tentang keberadaanku." Jelasnya, kedua kakinya dia letakkan diatas kemudi mobilku dan kedua tangannya ia letakkan dibalik kepalanya. Terlihat seperti orang yang santai tanpa beban sedikit pun.

Aku masih menatapinya cukup lama.  "Setelah ini, kemana kau akan pergi?"

"Entahlah, aku tidak memiliki tempat tinggal. Mungkin aku akan berkeliling dikota ini sendirian seperti sang penjelajah kota." Katanya.

Jika aku mengajaknya untuk tinggal diapartemenku mungkin itu terdengar gila. Tapi melihatnya yang sepanjang hari berkeliaran dikota ini sendirian tanpa makan dengan cukup itu sangat membuatku merasa prihatin.

"Dan kau akan membunuh beberapa orang lagi?" Tanyaku.

"Itu tergantung. Kau tahu bahwa semua orang di New York mengenalku sangat jauh apalagi semenjak beredarnya berita mengenai aku seorang buronan. Tentu, mereka akan melakukan dengan berbagai cara untuk menangkapku dan menjebloskanku dibalik jeruji besi kembali. Aku tidak memiliki pilihan lain selain membunuh mereka yang membuat masalah padaku dan kau selalu beruntung karena aku tidak pernah membunuhmu."

Aku menghembuskan nafasku kemudian menyandarkan tubuhku dibangku mobilku. Jika dikata Aaron adalah pria gila. Itu memang benar. Bahkan ku rasa dia jauh lebih buruk dari Nick.

Sial bahkan aku tidak bisa melupakan sederet nama pria itu.

Seketika aku menyadari sesuatu. "Mengapa kau tidak tinggal bersama dengan Maria? Setahuku, kau juga diasuh olehnya."

"Maria? Aku berkhianat padanya dan mungkin jika aku kembali kerumahnya dia akan menendang bokongku."

Benar. Aku tahu itu, ketika sekelabat ingatan mengenai cerita Nick dulu tentang Aaron.

"Kau punya makanan?" Tanyanya tiba-tiba sambil menghadap kearahku.

Aku menggelengkan kepalaku.

"Tidak."

You Are Mine Ms.NelsonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang