Aku menatap Audie dengan tampang tidak terima. Maksudku, bukankah ini wajar? Aku adalah kekasih Nick, orang yang berhak memilikinya adalah aku. Tidak untuk Audie.
Tapi, aku takut.
Takut jika Audie akan melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan oleh Ember untuk mendapatkan Nick, untuk mencuri hati Nick.
Sungguh, aku tidak rela jika itu memang terjadi secara nyata.
"Audie, aku kekasihnya.." Ia menganggukkan kepalanya berulang kali kemudian tersenyum miring.
"Aku tahu, Carolyn.. Lalu, apa masalahnya? Dia hanya kekasihmu dan kau kekasihnya.. Kalian belum menikah dan tidak ada ikatan suci sama sekali diantara kalian.." Ucapnya memberitahu. Memang benar kami belum menikah. Tapi, yang aku permasalahkan disini adalah sikap Audie padaku yang tiba-tiba berubah. Ia menatapku sengit, seakan aku adalah musuhnya.
"Kami saling mencintai dan hentikan sikapmu yang seperti ini, Audie." Ucapku dengan nada yang tertahan, karena aku tidak ingin Gerald mendengar pertengkaran diantara kami berdua.
"Cinta bisa berubah, Carry.. Bisa saja ia beralih mencintaiku.. Dan.. Oh,asal kau tau, ternyata cinta itu tidak penting.. Dia akan bosan padamu.. Semua pria yang ada dibelahan bumi ini, tidak butuh cinta.." Ia membalas ucapanku dengan cepat dengan nada sengitnya. Jika pria tidak butuh cinta, mengapa Nick menyatakan cinta padaku? Oh ya Tuhan, sebenarnya siapa yang berani merasuki Audie, hingga gadis itu berubah secara total.
"Melainkan, tubuh kita.. Mereka menginginkan tubuh kita, Carolyn.. Bukan cinta diantara kita.." Ucapan Audie kali ini membuatku tercengang. Mengapa ia bisa menyimpulkan seperti itu?
Kenapa Audie menjadi sangat menjengkelkan?
"Nick hanya mencintaiku.. Dia tidak menginginkan apapun selain cinta dariku.." Aku membantah dan ia tertawa pelan.
"Terserah.. Lagipula aku tidak akan merebut Nicolas darimu jika kau mau menerima satu syarat dariku."
Alisku langsung bertaut menjadi satu. Aku menatapnya heran.
"Syarat apa?"
"Biarkan aku mencium Nick." Apa? Syarat konyol macam apa itu? Mana mungkin aku membiarkan orang asing mencium Nick, walaupun pada kenyataannya orang asing yang ku sebut adalah sahabatku sendiri.
"Kau gila, Audie!" Aku menyentaknya pelan.
"Itu sih terserah kau saja.. Membiarkan aku mencium Nicolas atau aku akan merebut Nicolas darimu.."
"Aku tidak akan membiarkan semua itu terjadi.." Balasku cepat.
Dan ia hanya tertawa pelan. Apa-apaan ini? Tertawa? Apa yang lucu.
Aku menarik nafasku pelan kemudian menghembuskannya perlahan.
"Audie.. Apa kau tidak ingat siapa aku, huh? Aku sahabatmu.. Aku—"
"Jika kau sahabatku pasti kau akan menyetujui syaratku tadi." Tidak. Syarat konyol itu tidak akan ku setujui.
"Aku tidak akan menyetujuinya." Balasku cepat.
"Jika begitu, mulai sekarang. Kau bukan sahahatku lagi.. Aku sudah memblacklist mu dari kamus sahabatku. Selamat tinggal, Carolyn Nelson.. Nikmati harimu dengan hal-hal yang manis walaupun nantinya akan terselip rasa pahit didalam sana.." Ucapnya sambil menepuk bahuku dia kali. Kemudian ia beranjak dari duduknya dan melenggang pergi begitu saja.
Aku menatapnya yang sudah melangkah begitu jauh, hingga pada akhirnya ia sudah tidak nampak lagi ditelan tikungan.
"Mengapa Audie pergi?" Aku terkejut kemudian menatap lurus kedepan. Ternyata Gerald sudah duduk dihadapanku tepat ditempat duduk yang sempat diduduki Audie.
"Kau bertengkar dengannya?" Tanya Gerald lagi.
Aku menghelakan nafasku kasar, kemudian menatap Gerald.
"Dia menyukai, Nick.. Dia menginginkannya.." Ucapku dan Gerald langsung diam menatapku.
"Katakan, apa aku salah jika melarangnya untuk mencintai Nick?" Gerald menggelengkan kepalanya kemudian menyodorkan jus alpukat padaku dan aku menerimanya.
"Tidak ada yang salah.. Terkadang cinta itu bodoh.. Kau dan Audie sama sama bodoh.. Kalian memperebutkan Nicolas, tanpa memikirkan ikatan persahabatan kalian yang sudah kalian jalin cukup lama.." Balas Gerald santai sambil menyeruput capucino nya.
"Apa aku harus bersikap adil begitu? Membiarkan Audie juga memiliki Nick.. Membiarkan Audie menyentuh Nick.. Apa itu yang kau inginkan Gerald Simmon?" Tanyaku jengkel dan ia menggelengkan kepalanya.
"Berfikirlah sebelum berkata, Carolyn Nelson.. Pada kenyataannya dunia ini egois.. Apa kau serius ingin berbagi---"
Aku menggeleng dan langsung menyela ucapannya "Tidak.. Tentu saja tidak."
"Maka dari itu.. Kau harus mengatakan pada Audie untuk jangan mencintai Nicolas.. Jatuh cintalah kepada pria lain dan perbaiki ikatan persahabatan kalian kembali.." Gerald membalas ucapanku dengan kata-kata bijaknya.
"Tapi Audie menginginkan pacarku, Gerald.. Hanya menginginkannya, tidak menginginkan orang lain."
"Maka dari itu, jagalah Nicolas dan jangan sampai ia bisa lepas ke tangan Audie.. Cintai dia dan jangan sakiti hatinya.. Ketahuilah bahwa kebanyakan pria sangat sulit memaafkan orang yang pernah melukainya dan itu juga terjadi kepada para wanita.. Bukankah begitu?" Aku mengangguk setuju.
"Pergilah dan temui Nicolas.. Kau harus menjaganya, aku takut jika Audie berubah menjadi penyusup." Ucap Gerald sambil menelan kentang gorengnya yang sempat ia kunyah.
"Baiklah.." Aku membalas ucapannya kemudian aku beranjak dari dudukku dan berjalan untuk menuju ke ruangan Nick.
Mengapa hatiku terasa ngilu? Perasaanku berubah menjadi tidak enak.
Aku berjalan cepat dan tepat didepan pintu kamar inap Nick aku langsung memutar knop pintu dengan pelan dan saat pintu terbuka. Aku terpaku saat melihat Nick yang tengah mengobrol dengan Audie. Nafasku langsung tercekat ditenggorokan.
"Carolyn." Aku tersentak saat mendengar suara Nick yang tengah memanggil namaku.
"Ya?"
"Mengapa kau berdiri disitu, sayang? Kemarilah." Dan aku mengangguk. Aku berdiri disamping Nick.
"Eumm, kalau begitu.. Aku harus pergi karena sudah ada Carolyn disini.. Sampai jumpa Nicolas dan.. Carry." Ucap Audie kemudian ia membalikkan tubuhnya dan keluar dari kamar inap ini.
"Kau darimana?" Tanya Nick dan aku langsung duduk ditempat yang sempat diduduki oleh Audie.
"Kantin rumah sakit.." Jawabku.
"Audie bilang kau sedang bersama dengan seorang pria.."
"Aku bersama dengan Gerald." Balasku cepat dan Nick menggelengkan kepalanya.
"Benarkah? Tapi, Audie bilang padaku jika kau hampir berciuman dengan pria itu, jika Audie tidak datang pasti kau dan pria itu sudah berciuman.. Kau tidak sedang mengelabuiku kan, Carolyn?" Mataku langsung mendelik. Apa-apaan ini? Mengapa Audie memfitnahku?
"Tidak, Nick.. Aku bersama dengan Gerald.. Sungguh.. Aku tidak berbohong.." Ucapku dan Nick diam menatapku. Ayolah, percayalah padaku..
"Baiklah, aku percaya padamu.. Kau tidak akan pernah membohongiku." Ucap Nick sambil tersenyum dan seketika itu pula aku ikut tersenyum kemudian memeluknya.
"Aku tidak pernah membohongimu.. Aku hanya milikmu.. Aku mencintaimu Nick.." Ucapku dan Nick tertawa.
"Aku tahu, Carolyn.. Aku juga mencintaimu, sayang.." Ucap Nick sambil mencium keningku cukup lama.
Ah ini adalah momen yamg aku sukai..
_______________
TBC
ternyata Audie busuk juga jadi temen yah.
Jangan lupa komentar + vote.
Seperti biasa 50+ boleh laah
. heheh
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are Mine Ms.Nelson
RomanceTatapan yang tajam dan gelap itu sangat menusuk mataku. Baru kali ini aku melihat seorang pria yang menatapku dengan tatapan tajam dan penuh kebencian. Ditambah lagi, posisiku sekarang sedang terpojok, pria itu mengunci kedua tanganku ditembok denga...