Esoknya, aku menatap Nick dengan kesal. Pasalnya ia selalu merengek kesakitan dibagian punggungnya yang terluka. Ini tidak salahku, melainkan salahnya karena ia terus merengek ingin pulang, padahal dokter mengatakan bahwa Nick belum dibolehkan untuk pulang karena luka yang ada diwajah dan punggung Nick belum cukup kering. Tapi, pria itu terus membantah dan mengancam dokter dengan kata-kata membunuhnya. Mau tidak mau, dokter menuruti keinginan Nick dengan syarat Nick harus istirahat total dirumah.
"Nick, aku harus sekolah.." Ucapku kesal dan Nick menggeleng tidak setuju sambil menahan tanganku.
"Kau tetap disini, bersamaku.." Ia terus membantah mengenai ini. Aku seorang pelajar dan aku butuh semua materi yang diberikan oleh beberapa guru untukku.
"Nick, tapi--"
"Tidak.. Kau tidak lihat aku? Bagaimana jika ada orang asing masuk kedalam penthouse mu lalu ia membunuhku disaat kondisiku seperti ini?" Tanyanya dan aku langsung memutarkan bola mataku malas. Penthouse ku sangat aman. Jadi, tidak mungkin ada orang yang bisa menyusup di penthouse ini selain Gerald.
"Itu tidak akan terjadi, Nick."
"Ayolah, Carolyn.. Tetaplah disini bersamaku.. Apa kau tidak kasihan padaku?" Ia merengek lagi. Entah sudah berapa kali ia merengek seperti anak kecil.
"Untuk apa aku kasihan padamu? Harusnya kau berada dirumah sakit saat ini.. Tapi, kau malah meminta pulang." Jawabku malas.
"Jika rumah sakit bedebah itu tidak bau obat-obatan mungkin aku akan betah disana.. Kau tahu? Bahkan obat yang diberikan dokter keparat itu rasanya seperti bubur kacang hijau busuk." Oh, rasanya aku ingin tertawa menanggapi ucapannya yang terlalu mendramatis. Bagaimana mungkin obat-obatan rasanya seperti bubur kacang hijau busuk?
"Kau berlebihan." Aku membalas ucapannya dan ia menatapku lebih serius.
"Sungguh, aku tidak sedang mengada-ada.. Jika kau tidak percaya padaku, kau bisa merasakan sendiri obat sialan itu.." Ucapnya dan aku langsung menggelengkan kepalaku.
"Kau yang harus meminum obatmu untuk siang nanti dan sekarang aku harus berangkat ke sekolah.. Jadi, tidurlah dan tunggu aku sampai pulang.. Aku tidak akan lama.. Aku mencintaimu." Ucapku sambil mencium keningnya dan melepaskan genggaman Nick dari pergelangan tanganku.
"Carolyn, tunggu! Kau harus disini!!" Teriak Nick dan aku langsung menutup pintu kamar dan tidak memperdulikan teriakannya.
"Carry!! Kembali atau aku akan menghukummu!" Teriaknya lagi. Aku langsung tertawa kecil.
"Fuck! Aku bersumpah kalau aku akan menyembunyikan celana dalammu!!" Teriaknya lagi dan aku langsung membulatkan mataku. Dia benar-benar memiliki otak yang kotor. Mungkin setelah aku pulang sekolah, aku akan membersihan otaknya.
Aku langsung membuka pintu penthouseku dan keluar dari penthouse. Tidak lupa juga aku mengunci penthouse ku.
Sungguh, aku langsung tertawa terpingkal-pingkal mengingat beberapa kalimat kesal yang terlontar dari mulut Nick. Ia terlihat sangat manja saat sedang sakit seperti ini. Tapi sayangnya, aku juga harus berangkat sekolah. Aku tidak ingin mengecewakan mom dan dad kalau semisal nilai dibeberapa mata pelajaranku tidak lulus.
Aku berjalan untuk masuk kedalam lift, tapi saat aku melangkah ingin masuk. Aku merasa aneh dengan orang yang memakai hoodie hitam dan menggunakan topi itu yang baru saja keluar dari lift. Wajahnya juga tertutup dengan topinya maka dari itu aku tidak bisa melihat wajahnya. Tapi, ah ya sudahlah.. Lagi pula aku juga tidak peduli.
Saat aku sudah tiba di koridor. Aku mulai membuka isi tasku dan rasanya seperti ada yang tertinggal. Astaga, ponselku.. Tapi, jika aku kembali ke penthouse aku tidak yakin jika aku tidak akan terlambat.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are Mine Ms.Nelson
RomanceTatapan yang tajam dan gelap itu sangat menusuk mataku. Baru kali ini aku melihat seorang pria yang menatapku dengan tatapan tajam dan penuh kebencian. Ditambah lagi, posisiku sekarang sedang terpojok, pria itu mengunci kedua tanganku ditembok denga...