CAROLYN POV'
Aku menggigit bibir bawahku resah, sudah beberapa kali aku mencarinya akan tetapi aku masih tetap tidak menemukannya. Aku terus berfikir mengenai terakhir kali aku menyimpan obat khususku.
Karena kesal, aku langsung duduk disisi kasur dengan jengkel. Bagaimana bisa tabung obat itu menghilang, padahal terakhir kali aku meletakkannya diatas meja belajarku.
"Apa yang sedang kau mencari?" Sontak aku langsung menoleh dan menatap pria dengan irisan bola matanya berwarna biru. Ia menatapku tanpa berkedip.
"Tidak ada..." Aku menjawabnya pelan dan langsung memutuskan kontak mata darinya. Ia menarik daguku memaksaku untuk mendongak menatapnya.
"Apa yang sedang kau sembunyikan dariku, Carolyn?" Tanyanya memaksa dan aku diam untuk beberapa saat kemudian menggelengkan kepalaku.
Dia menjauhkan jarinya dari daguku kemudian mengusap wajahnya kasar. Aku terus mengamati gerak geriknya yang cukup aneh.
"Nick, ada apa?" Tanyaku padanya dan dia langsung mendongak menatapku cukup lama.
"Kau yang ada apa?" Tanyanya dan aku langsung mengerutkan dahiku. Sedetik kemudian ia mengeluarkan ketiga tabung obat dan menunjukkan padaku.
"Apa ini?" Tanyanya dan aku langsung diam membeku menatapnya. Jadi, ia menemukan obatku?
"Itu vitamin.." Dustaku.
Dia diam untuk beberapa saat kemudian menghelakan nafas kasarnya lalu meraih tanganku dan menaruh ketiga tabung obat itu diatas telapak tanganku.
Ia tidak mengeluarkan sepatah katapun dari bibirnya kemudian keluar dari kamarku dan menutup pintu kamarku kembali.
Aku diam untuk beberapa saat. Ia menemukan obatku, bagaimana bisa itu terjadi? Aku meremas tabung obatku kemudian menggigit bibir bawahku.
Aku langsung meletakkan tabung obat itu diatas ranjangku kemudian bergegas keluar dari kamar, bermaksud menemui Nick. Aku mengedarkan pandanganku kesepejuru ruangan. Ia sedang berada didapur sambil meminum soda. Aku berjalan menghampirinya dan seketika itu pula ia mendongakkan kepalanya menatapku.
"Nick..." Aku memanggilnya dan ia hanya berdehem.
"Kau darimana?" Tanyaku penasaran, karena ku pikir saat aku tidur ia juga ikut tidur diatas sofa kamarku seperti apa yang ia lakukan ketika aku memintanya untuk menemaniku tidur. Tapi nyatanya saat aku terbangun, dia tidak ada dikamarku.
"Menemui James Smith..." Nafasku tercekat tatkala ia mengatakan itu. Aku terdiam menatapnya.
"Mengapa kau menyembunyikan ini semua? Mengapa kau tidak jujur padaku? Mengapa harus berbohong?" Tanyanya dan aku menatap iris mata birunya itu yang terlihat jelas bahwa ia sedang menunjukkan raut kecewanya padaku. Lagi-lagi aku melakukan kesalahan. Tapi aku tidak bermaksud membohonginya. Aku hanya tidak ingin ia khawatir.
"Kau melakukan ini seolah aku tidak penting bagimu, aku tidak beguna..." Aku menggelengkan kepalaku bahwa apa yang ia ucapkan itu tidak benar.
"Nick, aku—"
"Aku sudah cukup memendam semua ini... Memendam rasa penasaranku dan membiarkan diriku untuk menunggumu bercerita padaku, tapi nyatanya kau masih tetap menutupi semua itu dariku." Katanya lagi dan aku bisa melihat guratan perasaan terluka yang terlihat jelas dari iris matanya.
"Nick, ku mohon dengarkan aku..."
"Semua sudah jelas, lalu apa lagi?" Tanyanya. Kecewa.
"Carolyn, aku memang orang jahat, orang yang ingin membunuhmu pada saat itu... Tapi, tidak dengan perasaanku. Aku menginginkanmu... Sejak dulu... Dan apa kau tahu? Kau adalah cinta pertamaku!" Katanya lagi dan aku mematung mendengarnya. Paru-paruku semakin sesak.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are Mine Ms.Nelson
RomanceTatapan yang tajam dan gelap itu sangat menusuk mataku. Baru kali ini aku melihat seorang pria yang menatapku dengan tatapan tajam dan penuh kebencian. Ditambah lagi, posisiku sekarang sedang terpojok, pria itu mengunci kedua tanganku ditembok denga...