Chapter 17 : Bikini

18.3K 1K 21
                                    

Nick menatapku tanpa berkedip. Ia masih tetap berdiri dihadapanku dan aku pun masih tetap menatapnya, karena tidak ada reaksi apapun dari Nick. Pada akhirnya aku memilih untuk berdiri dan berbicara padanya.

"Nick.." Aku memanggilnya pelan.

"Kau seperti Elena." Nick menatapku sangat dalam. Ia mengatakan kalau aku seperti Elena. Mengapa ia menyamakanku dengan Elena?

"Aku merindukan Elena."

Oh, astaga.
Nick menarikku kedalam pelukkannya. Ia memelukku erat secara tiba-tiba.

"Aku mencintaimu, Elena.. Jangan pergi.." Apa? Elena? Tapi, aku bukan Elena.

Aku langsung mendorong tubuhnya agar menjauh dariku. Entah mengapa ada desiran rasa sakit yang menjalar dihatiku. Apa aku cemburu lagi? Astaga, ada apa dengan diriku? Rasanya aku sangat iri dengan gadis yang bernama Elena, karena dia mampu membuat Nick mencintainya.

"Aku bukan Elena. Aku Carolyn." Ia langsung mengusap wajahnya kasar kemudian mendongak menatapku.

Aku ingin menangis sekarang juga.

"Carolyn, aku—"

"Aku harus pergi." Aku menyela ucapannya dengan cepat kemudian menyambar tasku yang ada diatas kasur kemudian membuka pintu kamar lalu menutupnya kembali. Aku langsung berjalan menuruni beberapa anak tangga dengan cepat.

Aku mengakuinya sekarang, jika aku memang cemburu.. Aku menyukai Nicolas.

"Kau baik-baik saja?" Tanganku ditahan oleh seseorang yang sedang bertanya padaku.

Aku mendongak menatapnya "Aku baik.." Ia sama seperti wanita yang tadi menamparku, bedanya ia lebih tua darinya. Kalau bisa ku tebak, ia seumuran dengan mom.

"Apa yang kau lakukan disini? Aku tidak pernah melihatmu.." Tanyanya lagi.

"Aku temannya Nicolas.. Dia baru saja mengajariku cara menembak papan yang ada dihalaman belakang." Sepertinya ia sudah mengerti dengan jawabanku karena ia tersenyum.

"Duduklah.. Jangan terburu-buru untuk pergi.. Kau mau secangkir teh? Suasana hari ini cukup dingin.. Atau cokelat panas?" Tanyanya. Oke, dia wanita yang baik.

"Teh saja.." Ia tersenyum kemudian ia menyuruhku untuk duduk.

Setelah menunggu sekitar lima menit. Pada akhirnya wanita itu kembali lagi dengan membawa dua cangkir teh hangat.

"Aku baru saja pulang dari Milan.. Disana musim dingin.." Aku menyimaknya yang sedang berbicara.

"Katakan padaku.. Apa kau sering pergi bersama Nicolas?" Tanyanya.

"Tidak juga.. Tapi kita sering bertemu.. Dia seniorku saat aku masih sekolah dasar.. Tapi—"

"Nicolas dikeluarkan dari sekolah.." Aku hanya diam.

"Siapa namamu?" Tanyanya lagi.

"Carolyn.." Ia diam sejenak menatapku dari atas sampai bawah. Ada apa?

"Aku Maria.. Aku mengangkat Nicolas sebagai putraku sejak ia masih kecil.. Ia menceritakan semua padaku jika ia disiksa dan diusir oleh kedua orangtuanya.. Aku menyukai sosok Nicolas, dia terbuka padaku. Tapi tidak dengan orang lain.." Dia ibu yang baik untuk Nick. Aku tahu karena aku bisa melihat irisan matanya yang tidak berbohong. Ia tulus menyayangi pria itu.

"Dia pernah berbicara padaku mengenai cinta pertamanya."

"Elena?" Tebakku dan sayangnya Maria langsung menggelengkan kepalanya.

"Ia tidak memberitahu siapa nama gadis itu. Ia hanya mengatakan bahwa, ia menyukai gadis itu sejak ia masih sekolah sadar.. Tapi, dia cemburu saat gadis yang ia cintai memeluk seorang pria dihadapannya.. Jadi, ia tidak ingin merasakan apa itu cinta.. Ia membenci semua orang.. Termasuk cinta pertamanya itu.." Aku diam untuk mencerna beberapa kalimat yang keluar dari bibir Maria.

You Are Mine Ms.NelsonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang