Chapter 22 : Changed

14.7K 1K 49
                                    

"Kau harus pergi dari sini." Aku langsung mendongakkan kepalaku menatap seseorang yang tiba-tiba mencekal tanganku.

"Nick?"

______________________

Ia menatapku datar kemudian menarik lenganku untuk meninggalkan lapangan ini.

Aku menatapnya tapi ia masih fokus menatap lurus.

"Kau mau membawaku kemana?" Ia diam tidak menjawab ucapanku. Aku beralih menatap Mr.Jake yang hanya cuek saja tidak memperdulikan siapapun. Ia masih tetap fokus dengan ponselnya. Apa ia tidak tahu kalau ada orang selain siswa disekolah ini masuk kedalam lapangan terbuka ini?

"Nick?" Ia masih tetap tidak menggubrisku.

Setelah Nick membawaku keluar dari lapangan ini ia menyuruhku duduk dikursi taman dan ia duduk disebelahku.

"Nick.."

"Mereka memakimu.. Mengapa kau masih tetap diam?" Tanyanya tanpa menatapku. Aku cukup terkejut dengan pertanyaannya. Maksudku, mengapa ia bisa tahu? Lalu, dari pertanyaannya kali ini.. Ia terlihat seperti sedikit peduli.

"Apa aku harus memaki mereka juga? Aku pantas menerima makian mereka.." Jawabku. Ia menoleh menatapku.

"Kau tidak pantas menerima itu semua.. Kau terlihat seperti orang yang menyedihkan, Carolyn."

Aku diam mendengarkan ucapannya kali ini dam memalingkan wajahku kearah lain. Dia benar. Aku seperti orang yang menyedihkan. Aku tertawa dalam hati. Aku menyedihkan.

"Aku tahu.."

"Besok adalah hari pertamaku untuk sekolah disini dan kau yang akan menemaniku untuk berkeliling di sekolah.." Aku langsung membulatkan mataku. Nick sekolah disini? Yang benar saja!

"Kau bercanda?"

Wajahnya datar.

"Apa aku terlihat seperti orang yang sedang bercanda?" Tanyanya dan aku tertawa kecil kemudian menggeleng.

"Ku pikir kau tidak akan mau sekolah lagi.." Ucapku.

"Setelah ku pikir-pikir.. Tidak ada salahnya untuk melanjutkan sekolah kembali.. Aku butuh pengalihan perhatian.. Aku tidak akan membunuh siapapun lagi dan Maria sangat menyetujui keinginanku.." Aku tersenyum dan menatap Nick sedalam mungkin.

"Apa ini sungguh dirimu?" Tanyaku tak percaya. Ia terlihat berbeda. Dia sedikit berubah. Rambutnya. Ia memangkas rambutnya. Ia mengangguk.

"Aku memangkas rambutku.. Ku pikir jika sekolah dengan rambut berantakkan itu tidak baik.. Bukankah begitu? Aku bukan berandalan lagi." Aku tertawa kembali.

Ia tersenyum.

Astaga. Kedua kalinya.

Untuk kedua kalinya aku melihatnya tersenyum. Semua ini terjadi lagi. Jantungku berdetak semakin cepat. Aku menyukai senyumannya.

"Kau berubah.." Ia mengangguk pelan.

Ia langsung menyandarkan punggungnya kebelakang. Kemudian menyisir rambutnya dengan kelima jarinya.

"Aku berusaha berubah, Carolyn.."

"Tapi, suaramu tidak berubah.. Kau masih tetap Nicolas yang dingin dan mengerikan.." Balasku cepat.

Ia menoleh menatapku kemudian menaikkan satu alisnya keatas.

"Apa itu membuatmu takut?" Tanyanya dan aku mengangguk.

"Kau harus tahu kalau inilah aku yang sebenarnya, Carolyn.. Aku tidak peduli dengan siapapun.. Aku tidak suka tertawa.."

"Apa itu karena orangtuamu?" Ia menaikkan satu alisnya. "Maksudku, kau—"

You Are Mine Ms.NelsonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang