Menghelakan nafas panjang. Aku langsung masuk kedalam ruang operasi. Sudah banyak yang menunggu dan pada akhirnya operasi dimulai.
Sempat aku melirik kearah pasien, bertanya-tanya didalam pikiranku, ada apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa dia bisa tertembak? Bahkan beritanya belum muncul di TV.
"Lukanya cukup serius dan peluru yang masuk kedalam jantungnya cukup dalam. Tolong ambilkan pisau bedah."
Aku langsung mengambilkan pisau bedah dan memberikannya ke pada Mr.Marvley.
"Mengapa masih saja ada skandal penembakan seperti ini? Anak muda jaman sekarang memang semakin gila. Memainkan pistol mereka untuk bermain-main." Wendy berkomentar dengan santai sambil membantu tuan Marvley. Bahkan aku tidak memiliki komentar ataupun tanggapan apapun.
Bahkan pasien ini tidak hanya mendapatkan luka tembak, melainkan ada luka bekas pukulan diwajahnya. Mungkin karena perkelahian atau semacamnya.
"Kau tahu mereka anak muda pasti beranggapan bahwa masalah yang sepele akan menjadi masalah yang lebih besar. Mereka hanya ingin terlihat keren ketika sudah membunuh orang." Lagi, Deby menanggapi perkataan Wendy.
"Kau benar, rasanya benar-benar gila. Semakin dilogika, semakin tidak masuk akal. Ingin terlihat keren karena membunuh orang, hah? Seharusnya mereka bisa membuat pemikiran lain seperti ingin terlihat keren seperti ayahmu. Bukan begitu, Carolyn?"
Aku sedikit terlonjak kaget ketika mr.Marvley menyikut lenganku, "Iya, ku rasa begitu."
Pembahasan mengenai pembunuhan diruangan operasi berlanjut serius dan lama. Bahkan, aku tidak memiliki waktu untuk memikirkan mengenai pembunuhan yang tiba-tiba seperti ini.
Tentu, ini bukanlah hal yang pertama. Tapi rasanya, semua orang begitu tertarik membahas sang pelaku yang sekarang masih menjadi tanda tanya besar.
"Ku dengar dari polisi tadi. Penembakan ini terjadi disebuah gedung tua. Tentu, akan sangat sulit mendapatkan bukti. Tidak ada CCTV dan polisi harus bekerja lebih keras lagi. Mungkin ini akan menjadi kasus yang sangat panjang." Kata tuan Marvley.
"Jika polisi belum menemukan pelaku hingga setahun lamanya, apakah kasus ini akan ditutup?" Tanyaku.
"Mungkin. Itu bisa saja terjadi, Carolyn. Kasus seperti ini banyak terjadi dan banyak juga kasus yang ditutup karena kurangnya bukti dan pelaku terlalu cerdas." Jawab mr.Marvley. Dia berhasil mengeluarkan peluru didalam tubuh korban.
"Aah, itu konyol. Polisi memiliki banyak peralatan canggih, bahkan mereka tidak akan melakukannya sendiri, melainkan akan dibantu oleh penyelidik dan beberapa tim lain. Bagaiman bisa sepayah itu?" Wendy tidak setuju dengan jawaban mr.Marvley.
"Mungkin si pelaku akan ditemukan setelah mendapatkan kesaksian dari korban. Jika memang dia selamat dan masih bertahan hidup." Aku langsung melirik kearah pasien.
"Nah, Carolyn benar. Jadi, mari kita selamatkan dia." Kata mr. Marvley dan itu kuga mengakhiri perbincangan kami.
___________Operasi berjalan lancar, bahkan aku sempat terkejut tidak hanya satu peluru, melainkan dua. Itu gila.
Aku langsung masuk kedalam ruanganku untuk segera berganti pakaian, namun langkahku terhenti ketika suara tv mengalihkan perhatianku. Beritanya muncul.
"Seorang pemuda yang belum diketahui identitasnya mengalami luka serius dibagian wajah karena pukulan dan luka tembak dibagian dadanya. Pemuda itu sudah dilarikan ke rumah sakit. Sedangkan, pemuda yang satunya sudah tewas ditempat karena tertembak tepat dikepalanya. Polisi sedang mencari pelaku yang menjadi dalang dari semua ini..."
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are Mine Ms.Nelson
RomanceTatapan yang tajam dan gelap itu sangat menusuk mataku. Baru kali ini aku melihat seorang pria yang menatapku dengan tatapan tajam dan penuh kebencian. Ditambah lagi, posisiku sekarang sedang terpojok, pria itu mengunci kedua tanganku ditembok denga...