Aku mengerjapkan mataku berkali-kalu saat aku membuka mataku. Silauan cahaya lampu itu membuat mataku sedikit agak aneh. Aku mengalihkan pandanganku keseluruh ruangan yang serba putih dan aku mendapati Audie yang sedang tertidur disampingku.
Saat aku ingin duduk. Aku merasakan sakit dibagian punggungku.
"Akh.."
Aku kembali merebahkan tubuhku. Aku baru ingat kejadian disaat kami semua ada dihelipad. Aaron ingin memukul Nick dan aku menghalanginya. Hingga membuat punggungku terasa sangat sakit dan nyeri.
Bayangan wajah Nick yang pasrah itu terus berkeliling didalam otakku. Dimana saat Aaron memukul Nick dengan berbagai macam pukulan. Air mataku kembali menetes ketika aku mengingat kejadian dimana Aaron memukul perut Nick hingga pria itu muntah darah. Aku tahu dan sangat.. Sangat tahu kalau Nick sedang menahan sakit.
Aku harus bertemu dengannya sekarang.
Aku langsung berusaha untuk beranjak dari tidurku dan tidak memperdulikan betapa sakitnya punggungku ini. Aku memastikan kalau Audie tidak bangun.
Lalu aku mencabut selang infus yang menempel ditanganku dan aku turun dari bangkar.
Aku berjalan keluar dari ruangan ini dan aku akan mencari dimana ruang ICU berada.
Aku menghentikan langkah seorang perawat yang sedang berjalan "Maaf, dimana ruang ICU?" Tanyaku.
"Kau lurus saja. Lalu belok ke kiri.." Jawabnya memberitahu dan aku mengangguk mengerti.
"Terima kasih." Ia tersenyum lalu melenggang pergi meninggalkanku.
Aku terus berjalan menuju ke ruang ICU. Karena aku yakin kalau Nick sedang dirawat diruangan itu mengingat luka yang didapati ditubuh Nick sangat parah.
Tepat saat aku tidak jauh dari ruang ICU. Aku melihat Gerald yang sedang berdiri menatap kearah jendela.
Aku berjalan mendekatinya "Gerald.."
Gerald menoleh menatapku dengan tampang yang cukup terkejut.
"Carry, kau—"
"Aku baik-baik saja." Aku memotong ucapannya dengan cepat dan Gerald langsung menghelakan nafas kasarnya.
"Ge, dia baik-baik saja kan?" Tanyaku pada Gerald saat aku sudah melihat Nick yang tengah terbaring lemah dengan berbagai macam peralatan medis diberbagai tubuhnya. Aku melihatnya dari balik jendela bersama dengan Gerald.
"Dia tidak baik-baik saja.. Detak jantungnya tidak stabil.. Aaron mematahkan tulang hidungnya dan ia kekurangan darah karena kejadian dihelipad tadi.. Tubuhnya sudah banyak mengeluar darah, Carry.. Karena dokter kehabisan stok darah golongan AB dan kebetulan golongan darahku sama dengannya.. Maka, aku mendonorkanya untuknya."
Mendengar itu, air mataku kembali menetes entah sudah berapa kali aku menangis untuk Nick. "Apa dia akan sembuh?" Tanyaku tanpa menatap Gerald sama sekali. Pandanganku masih fokus kearah Nick.
"Aku tidak tahu.. Berdo'alah saja kepada Tuhan untuk kesembuhan Nick." Jawaban Gerald tak ku hiraukan. Aku masih fokus menatap Nick. Mengapa ini terjadi kepada Nick? Mengapa Aaron sangat membenci Nick? Apa salah Nick sebenarnya? Semua pertanyaan itu memenuhi otakku.
Aku ingin masuk kedalam dan memeluk Nick. Wajah Nick yang pucat itu membuat hatiku semakin nyeri. Aku tidak tega melihatnya yang seperti itu. Nick yang ku kenal adalah Nick yang suka melawan, menakutkan, dan pembunuh. Lalu, lihatlah Nicolas Roper yang sekarang.. Dia sama sekali berubah. Dia tidak membalas berbagai macam pukulan yang diberikan oleh Aaron. Ia terlihat sangat pasrah dan tidak peduli.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are Mine Ms.Nelson
RomanceTatapan yang tajam dan gelap itu sangat menusuk mataku. Baru kali ini aku melihat seorang pria yang menatapku dengan tatapan tajam dan penuh kebencian. Ditambah lagi, posisiku sekarang sedang terpojok, pria itu mengunci kedua tanganku ditembok denga...