Chapter 18 : Party

16.4K 1K 34
                                    

NICOLAS POV

Aku mengambil senjata yang Carolyn letakkan diatas kasurku dan aku duduk ditepi ranjang.

Aku mengambil koper yang ada dibawah kasurku dan membukanya, kemudian aku mengeluarkan 10 pistolku dan menutup koper itu kembali. Lalu aku mengambil kain yang ada diatas nakas dan memulai untuk membersihkan 11 senjataku.

"Jadi, dia kemari?" Aku mengenal suara yang tak asing itu. Dia kembali.

"Siapa?" Balasku tanpa mendongak menatapnya karena aku masih fokus untuk membersihkan senjataku.

"Carolyn.. Carolyn Nelson." Aku mengangguk sebagai jawaban dan Maria langsung duduk disebelahku.

"Aku menceritakan semuanya padanya.." Aku langsung menghentikan tanganku untuk mengampil pistolku dan beralih menoleh menatap Maria yang ada disampingku.

"Menceritakan apa?"

"Kau, Elena, dan cinta pertamamu." Rahangku langsung mengeras saat Maria mengatakan cinta pertama. Sudah beberapa kali aku memperingatinya kalau jangan pernah berbicara mengenai cinta pertama pada siapapun, termasuk padaku juga, karena aku sudah muak. Tidak ada cinta pertama.

"Jangan jelaskan padaku dan jangan bahas mengenai apapun, bu.." Aku memperingatinya.

"Dia mirip seperti Elena.. Dia gadis yang baik.. Apa kau-"

"Sudah ku bilang aku tidak ingin kau membahas apapun!" Aku berdecak kesal.

Maria tersenyum padaku.

"Elena sudah tiada.. Lalu untuk apa kau bertingkah seperti ini? Kau semakin tertutup.. Hatimu semakin membeku.. Tidak akan ada Elena yang bisa menenangkanmu.." Aku benci dia membahas ini. Karena ini akan membuatku semakin merindukan gadis itu dan bodohnya, malah bayangan wajah Carolyn yang muncul dipikiranku.

"Elena memang sudah tiada.. Tapi, ia masih tetap hidup dihatiku." Maria menghelakan nafasnya. Ia merangkul bahaku dan menatapku.

"Bagaimana jika Carolyn yang akan menggantikan posisi Elena dihatimu?"

"Tidak akan.. Aku membencinya.."

Maria tidak membalas ucapanku. Ia hanya memberikanku selembar kertas.

"Pesta umum.. Datanglah kesana dan bersenang-senanglah.. Agar kau bisa melupakan Elena.." Ucap Maria kemudian ia menutup pintu kamarku dan menghilang.

Aku menatap selembar kertas tak berguna ini ditanganku. Aku baru tahu kalau pesta menggunakan tiket.. Oke, ini bukan acara konser Ariana Grande ataupun konser Justin bieber.. Untuk apa menggunakan tiket tolol ini?

Aku meletakkan tiket itu diatas bantal dan melanjutkan kegiatanku untuk membersihkan senjataku.

___________________________

"Maria memberikanku tiket pesta umum untuk besok.. Apa kau mendapatkannya juga?" Tanya Harold padaku dan aku mengangguk.

"Entah pesta itu akan menjadi apa, jika ada salah satu orang yang disana mengenali kita.." Balasku malas.

"Ini pesta, semua orang tidak akan peduli.."

"Kita pembunuh dan kita pencuri, Harold.. Polisi sedang mengawasi kita diberbagai New York.. Kita harus waspada.." Entah mengapa, pria itu selalu terlihat santai jika tahu menganai polisi yang sedang mengincarnya.

"Tenanglah, sobat.. Disini aku leadernya.. Aku akan mengajarimu trik untuk mengalihkan perhatian polisi-polisi itu.." Alisku mengerut menatapnya.

"Dengan cara?"

"Memberikannya bir." Bodoh! Benar-benar omong kosong. Polisi tidak akan peduli dengan bir dan itu tidak akan berpengaruh. Mereka mengincar kita.

"Aku akan memenggal kepalamu jika kau mengatakan itu lagi." Ia tertawa ironi kemudian meneguk sekaleng birnya.

"Aku pernah melakukannya dan itu berhasil." Apa ia sedang mencoba memancing perhatianku mengenai omong kosongnya?

"Aku menggunakan trik sulapku." Aku menoleh menatapnya yang sedang meremas kaleng birnya lalu membuangnya kesembarang tempat dan berakhir mengenai kepala Matt. Aku baru tahu jika Harold memiliki keahlian dalam melakukan sulap.

"Hey! Berhenti meminum bir sialan itu, jika kau tidak becus untuk membuangnya!!" Teriak Matt kesal.

"Maafkan aku, Matt.. Aku akan membelikanmu 20 botol sampanye jika kau berani memarahiku lagi." Itu peringatan. Maksud dari ucapan Harold adalah jika si Matt keriting itu berani memarahinya lagi ia akan melempari Matt dengan 20 botol sampanye yang baru saja ia beli untuk pria keriting itu.

"Lanjutkan.." Ucapku.

"Aku selalu membawa korek dan beberapa helai tisu dikantung celanaku.. Aku mengalihkan pikiran mereka mengenai tujuannya untuk menangkapku.. Mereka jadi berfikir bahwa tujuannya bukan untuk menangkap penjahat.. Tapi untuk meminum bir." Dia keren. Aku mengakuinya sekarang.

"Mereka terpengaruh dan aku pergi.. Bukankah itu hebat?"

Aku langsung memutarkan bola mataku malas.

"Iya."

Ia tertawa senang.

__________________

Sabtu malam.

Sebenarnya aku benci pesta. Tapi, karena Maria terus memaksaku untuk datang. Jadi, aku akan datang dengan sangat terpaksa.

"Kenakan jasmu.. Kau akan terlihat tampan dan rapih jika kau mengenakan jas.." Maria membantuku untuk mengenakan jas hitamku.

"Bu, ayolah.. Aku malas untuk-"

Maria menggelengkan kepalanya.

"Kau harus datang.." Aku hanya menghelakan nafas kasarku dan Maria langsung menatapku sambil tersenyum.

"Kau sangat tampan.." Aku tersenyum paksa.

"Turunlah dan temui Harold.. Kau akan pergi bersamanya."

"Tidak untuk Brenda?" Maria langsung menggelengkan kepalanya.

"Ia sedang bekerja.. Jadi, berangkatlah sekarang dan bersenang-senanglah."

Aku langsung keluar dari kamar meninggalkan Maria dan menuruni beberapa anak tangga.

Tepat dilantai dasar. Aku menatap Harold yang sudah siap juga dan ia langsung berjalan mendahuluiku untuk keluar dari bangunan tua ini.

Aku masuk kedalam mobil, begitu juga dengan Harold.

"Kita akan bersenang-senang, sobat.." Ucap Harold semangat.

_____________________

Hanya butuh waktu 10 menit akhirnya kami sudah sudah sampai di pesta umum.

"Central park?" Tanyaku pada Harold.

"Ya.. Pestanya diadakan disini." Oke.. Menyebalkan.

Kami berjalan menuju ke keramaian. Tapi sebelumnya kami dihadang oleh dua pdia bertubuh besar.

"Berikan tiket kalian.." Aku memberikan tiketku, begitu juga dengan Harold. Kami berpisah.

Aku memilih duduk diatas meja bar dan Harold ia memilih untuk menari bersama berbagai wanita disana.

___________

Sorry hari ini dikit.

Soalnya aku ngantuk bngt..

Besok lagi teman teman
Happy reading❤❤❤❤❤

You Are Mine Ms.NelsonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang