CAROLYN POV'
Aku menatap kepergian Nick dengan sejuta amarahnya. Aku mengakuinya, bahwa aku memang salah. Aku berbohong padanya. Tapi aku melakukan itu demi kebaikkannya. Aku tidak ingin ancaman itu benar-benar terjadi. Luke dan Aaron, mereka merencanakan sesuatu hal untuk membunuh Nick. Aku sempat mendengarnya saat mereka sedang berada ditaman rumah sakit, tapi sayangnya mereka mengetahui keberadaanku dan berakhir dengan mereka memberikanku ancaman bahwa mereka akan membunuh Nick dengan tragis. Luke meminta nomor ponselku sebagai jaminan bahwa aku tidak akan memberitahu semua rencananya pada Nick. Ia akan menghubungiku terus setiap hari dan ia juga akan mengawasiku setiap saat.
Aku mengusap air mataku, kemudian berjalan menuju ke lemari pakaian Nick. Aku mengambil sweater putih milik Nick dan memakainya. Sudah ku duga, sweater ini terlihat lebih besar dari perkiraanku. Panjangnya bahkan bisa sampai menutupi hotpant ku. Sudahlah, lupakan itu.
Aku keluar dari kamar kemudian berlarian kecil untuk keluar dari penthouse dan mengabaikan Gerald yang tengah memanggilku.
Aku berjalan masuk kedalam lift. Aku lebih memilih opsi kedua ku untuk mencari Nick daripada mementingkan opsi pertamaku untuk bertemu dengan Luke. Bahkan, aku khawatir jika Nick akan menemui Luke dan menghabisinya. Tapi itu tidak mungkin. Nick tidak akan bisa menghabisi Luke dengan keadaan lukanya yang masih belum kering. Bahkan yang lebih mungkin, Luke lah yang akan menghabisi Nick.
Lalu aku harus mencari Nick dimana? Ditaman? Di club? Kurasa opsi kedua lebih bagus. Maksudku, dikeadaan yang seperti ini, Nick lebih memilih menghabiskan waktunya di club dan aku tahu itu tanpa ditanya. Aku tahu sifatnya.
Aku langsung keluar dari lift dan berlari untuk keluar dari gedung. Aku melihat taksi yang tidak jauh dari pandanganku. Aku semakin mempercepat langkahku untuk berlari dan ah, aku berhasil memberhentikan taksi yang lewat dihadapanku sekarang dan aku langsung masuk kedalam taksi.
"Kau ingin kemana, Nona?" Tanya supir taksi tersebut.
"Ke club." Jawabku cepat.
"Ada banyak club di New york, Nona.. Jadi, kau ingin ke club yang mana?" Tanyanya lagi.
Ah benar. Tidak hanya ada satu club, melainkan banyak. Lalu aku akan ke club yang mana? Uh, aku dilema.
"Aku tidak tahu.. Tapi, apa kau mau mengantarkanku di setiap club yang ada di New york? Aku akan membayarmu lebih.." Ucapku dan ia menggelengkan kepalanya.
"Maafkan aku, Nona. Penumpangku tidak hanya kau saja. Tapi, masih ada banyak lagi.. Ada beberapa penumpang yang sudah memesan taksiku. Jadi, aku menyarankan padamu bahwa aku bisa mengantarmu ke club element. Itu club malam yang cukup terkenal di New york.. Apa kau mau?" Tawarnya sambil tetap fokus mengemudi.
Aku diam untuk menimbang-nimbang. Jika aku kesana. Apa aku akan menemukan keberadaan Nick? Bagaimana jika disana tidak ada Nick?
"Jadi bagaimana, Nona?" Tanyanya lagi.
"Baiklah, antarkan aku kesana." Semoga aku akan bertemu dengan Nick. Ini sudah sore dan sebentar lagi akan malam. Aku takut jika akan terjadi apa-apa pada Nick.
Sudah 15 menit berlalu dan pada akhirnya aku sudah sampai di club laknat ini. Astaga, tempat ini begitu mengerikan jika dikatakan sebagai tempat berkunjung.
Aku menelan ludahku saat aku sudah membayar taksi dan keluar dari taksi. Aku menatap bangunan tersebut untuk beberapa detik. Setelah itu aku berjalan untuk segara masuk kedalam tapi dengan cepat dua orang pria langsung menghadangi jalanku.
"Tunjukkan identitasmu, Nona." Ucapnya kemudian aku memberikan kartu namaku.
Setelah itu ia menatapku.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are Mine Ms.Nelson
RomanceTatapan yang tajam dan gelap itu sangat menusuk mataku. Baru kali ini aku melihat seorang pria yang menatapku dengan tatapan tajam dan penuh kebencian. Ditambah lagi, posisiku sekarang sedang terpojok, pria itu mengunci kedua tanganku ditembok denga...