Aku menatap Aaron sengit saat ia terus menahanku untuk meneguk botol sampanyeku yang ke tiga.
"Jangan gila, Nick! Kau akan mati jika terus menghabiskan beberapa botol sampanye sialan itu!" Pekiknya keras. Aku langsung membanting botol sampanyeku kemudian menarik kerah kemejanya.
"Apa pedulimu, sialan?! Kau tidak perlu mengurusi urusanku!"
Tidak lama kemudian aku merasakan ada aliran darah segar yang mengalir disudut bibirku. Beraninya ia memukulku.
"Kau sudah gila! Hanya karena Carolyn kau jadi seperti ini!" Teriaknya dan aku langsung memukul wajahnya juga.
Peduli setan kalau banyak orang yang sedang menyaksikan pertengkaran kami.
"Tidak usah ikut campur!"
Ia mengelap darah yang mengalir dari lubang hidungnya kemudian tertawa ironi.
"Aku tahu kau bodoh.. Aku sangat tahu.. Kau mencoba membunuhnya tapi selalu gagal karena kau bingung dengan perasaanmu.. Kau mencintainya.."
Aku semakin mempertajam tatapanku padanya. Tidak. Aku tidak mencintai gadis lemah itu. Sama sekali tidak.
"Jam 2 pagi.. Aku menunggumu di race.. Aku menantangmu untuk bertanding track motor disana." Ucap Aaron kemudian menyeringai sambil menepuk bahuku dua kali.
"Aku tahu kau sangat payah dalam mengendarai motor dengan kecepatan tinggi." Aaron tersenyum kemudian berlalu meninggalkanku.
Pria bodoh, keparat. Apa dia baru saja merendahkanku? Aku masih setengah mabuk jadi masih ada kemungkinan aku akan selamat dalam pertandingan itu.
Aku keluar dari klub dan masuk kedalam mobil. Mengendarai mobilku dengan cukup cepat untuk menuju ke bangunan tua.
Sepuluh menit. Akhirnya aku sudah tiba disana. Aku keluar dari mobil kemudian sorot mataku menangkap Harold. Langsung saja aku berjalan menghampirinya.
"Aku pinjam motormu." Ucapku sambil menepuk bahunya. Ia langsung mengernyitkan dahinya menatapku.
"Untuk apa? Tidak biasanya kau-"
Aku langsung memotong ucapannya "Cukup berikan kunci motornya padaku.." Harold langsung mengangguk kemudian memberikan kunci motornya padaku.
"Aku tidak tahu motorku akan kau gunakan untuk apa. Tapi berhati-hatilah.. Pasalnya motor itu baru saja rusak." Aku mengabaikan ucapannya kemudian melajukan motor ini membelah jalan raya untuk menuju ke tempat track. Aku yakin kalau Harold sudah memperbaiki motornya dibengkel.
___________________
Aku menatap jalanan yang sudah sepi ini didamping dengan suara knalpot yang membuat telingaku benar-benar bising. Tapi aku memakluminya, karena memang wajar. Ini track. Suara bising knalpot itu sudah biasa.
"Well, aku sudah menyiapkan hadiah untuk pemenang pagi ini. Uang $1500 dan 10 botol sampanye." Ucap Jeremy. Dia yang mengadakan acara track untuk hari ini. Suara riuh tepukan tangan memenuhi pendengaranku.
Menunggu hitungan sampai tiga. Pada akhirnya sepuluh motor langsung melaju dengan kecepatan tinggi membelah jalanan yang sepi setelah hitungan ke tiga terucap, termasuk aku.
Aku melirik sekilas kearah Aaron yang tengah melirikku juga. Sialan. Aku langsung menambahkan kecepatan laju motorku.
Uang $1500 dan 10 botol sampanye. Itu lumayan, jika aku menang.
"Menyerahlah, keparat." Aku langsung melirik menatap si pemilik suara bass itu. Aaron.
"Tidak akan." Balasku cepat.
Aaron tertawa kemudian menyalipku.
Aku mengerutkan dahiku saat aku menginjak rem tepat saat aku akan melewati tikungan. Ada apa dengan motot ini? Mengapa remnya tidak berfungsi?
Tepat saat aku sudah ditikungan. Aku merasa ada kaki yang menendang motorku dari samping yang membuatku langsung limbung dan terjatuh diaspal. Aku menatap kedepan dan ternyata itu Aaron.. Sialan.
Kepalaku rasanya seperti akan pecah. Darah itu mengalir dengan deras. Entah motor milik Harold berubah menjadi seperti apa. Aku tidak peduli.
Aku langsung menutup mataku dan semuanya gelap.
___________________
TBC
Dikit hehehe..
Semoga ntar aku bisa update lagi ya.
Happy reading.
Jangan lupa vote + komentar.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are Mine Ms.Nelson
عاطفيةTatapan yang tajam dan gelap itu sangat menusuk mataku. Baru kali ini aku melihat seorang pria yang menatapku dengan tatapan tajam dan penuh kebencian. Ditambah lagi, posisiku sekarang sedang terpojok, pria itu mengunci kedua tanganku ditembok denga...