Chapter 42

8.1K 602 32
                                    


MASIH SETIA KAH MENUNGGU???
Barang siapa orang yang setia menunggu, dialah orang memiliki hati yang besar💃

MAAFIN AKU YAAAA..
KARNA TELAT UPDATE BANGET.

AKU SIBUK BGT SAMA URUSAN KULIAH + UTS YANG NGGAK KELAR-KELAR SELAMA SEBULAN INI..

YAMPUN.

MAAF JANGAN MARAAAAH.

UNTUK UPDATE PART INI DIJAMIN PANJANG.

KALAU UDAH LUPA ALURNYA GIMANA, BISA BACA ULANG DIPART SEBELUMNYA.

SEKALI LAGI. MAAF.. JANGAN MARAH.

YANG PENTING KOMENTAR KALIAN NGGAK PERNAH LUNTUR DAN VOTE NYA. MAKASIH

_________

Nicolas POV

Inilah akhir dari segalanya, aku tersenyum puas menatap piala sialan yang ada ditanganku sekarang dan satu aplop coklat digenggamanku.

Aku akan menunjukkan padanya, memberitahukan padanya bahwa tidak ada orang lain yang berani menyentuhnya barang sedikit pun. Dia milikku dan selamanya akan tetap begitu.

"Kau terlalu beruntung hari ini." Aku mendongak dan tatapanku langsung terarah pada pria brengsek yang tengah tersenyum padaku.

"Kau pikir dengan kau menang, Caroline akan menjadi milikmu?" Tanyanya, sinis dan tidak suka.

Aku menaikkan satu alisku keatas. Tanganku langsung menggenggam piala sialan ini dengan kuat. Apa masuk dari ucapan tololnya?

"Jangan mempermainkanku, bajingan." Geramku dan Aaron langsung tertawa, seakan menertawai permainan sialannya yang sedang ia buat.

"Tenanglah, mate.. Aku akan menjaganya dan menyayanginya seperti apa yang kau lakukan padanya. Maka dari itu, matilah dulu lalu serahkan Caroline padaku." Dia pikir aku akan melakukan itu. Dasar bajingan tolol.

Membuang piala dan uangku kesembarang tempat, hingga benda bodoh itu pecah menatap aspal. Aku memukul wajah Aaron dengan kearas hingga ia jatuh tersungkur kebawah. Ia mendongak menatapku dan bisa ku lihat hidungnya mengeluarkan darah segar.

"Kau yang memulai!" Ia mengusap darah dari hidungnya dengan kasar kemudian bangun dari jatuhnya. Ia hendak memukul wajahku tapi aku langsung menghalanginya dengan menendang perutnya dan ia langsung mengerang kesakitan.

Aku menendang tangannya yang hendak ia jadikan sebagai penyangga untuk ia bangun.

"Jangan main-main denganku, jika kau masih ingin memiliki anggota tubuh yang lengkap." Geramku kemudian meludahi diatas aspal seolah mengejeknya yang begitu payah. Aku menyambar amplop coklatku kemudian menyelipkannya didalam saku jaketku kemudian naik diatas motor dan melajukannya meninggalkan si bajingan sialan itu.

____________

Setiba di apartemen, aku langsung menjatuhkan tubuhku diatas sofa dan memejamkan mataku disana. Sialan, karena si bajingan itu sangat menghancurkan moodku untuk melakukan apapun.

Aku mengusap rambutku dengan kasar kemudian beranjak dari dudukku untuk menuju ke kamar Caroline.

Aku mengerutkan dahiku, dimana dia?

"Car?" Tidak ada sahutan sama sekali, dengan langkah cepat aku langsung masuk kedalam kamarnya. Membuka satu persatu isi kamar tersebut. Tidak ada, dia tidak ada.

"Gerald!" Tidak ada sahutan sama sekali. Sialan, kemana mereka berdua?

Harusnya mereka berada di apartemen ini dan sedang terlelap untuk menyambut hari esok yang cerah.

You Are Mine Ms.NelsonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang