Satu

9.1K 522 20
                                    

_Happy Reading_

Jika cinta itu hadir secara kebetulan, mungkin itu akan mudah untuk dilupakan.

Cinta gue itu ibarat angin dihidup lo. Tak terlihat, tapi begitu terasa.

Tukang Tipu

Sekarang, Shakila sudah duduk di bangku XI Ipa-3. Pengalaman satu tahun duduk di kelas sepuluh masih berbekas di otak Shakila.

Terlebih lagi, Arka yang dengan semangat juang nya selalu mencari perhatian Shakila. Meski ujungnya selalu sama. Shakila akan acuh terhadap Arka.

Jam sudah menunjukan pukul 8.05. Itu tandanya pak Akhmad selaku Guru Matematika Wajib akan segera memasuki kelas.

Alde yang baru saja memasuki kelas langsung berteriak. "Woy diem woy! Duduk di tempat masing-masing. Pak Ahkmad mau kesini!"

Semua manusia yang berada di dalam kelas dengan sekejap langsung berlari ke tempat duduk mereka masing-masing.

Pak Akhmad datang lalu mengucap salam setelah kaki kanan nya menginjakan lantai kelas XI Ipa-3.

Seluruh siswa serta siswi menjawab salamnya. Pak Akhmad dikenal sebagai guru paling killer, ia begitu memperhatikan nilai sopan santun juga tatak krama.

Ditambah lagi ia memiliki kumis yang sangat tebal. Membuat wajahnya terlihat begitu garang.


Sekarang, mata Pak Akhmad sudah berkeliaran. Menatap kursi demi kursi yang diduduki oleh siswa dan siswi.

Hingga kini matanya tertuju pada salah satu kursi kosong di barisan pojok belakang.

Tubuh Shakila mulai gemetar, keringatnya mulai bercucuran, detak jantungnya juga berdetak lebih cepat. Ia ketakutan.

"Shakila, Arka mana?!" Tanya Pak Ahkmad dengan tatapan tajam khas seperti Harimau yang ingin menerkam mangsanya.

Deg! Shakila baru saja merasakan ada yang menusuk keras tepat di jantungnya.

"A... Arka yah Pak? Ta tadi dia udah masuk ke kelas kok Pak, tapi.. Tadi dia izin keluar buat beli sarapan," ucap Shakila dengan gemetar.

"Terus kenapa sekarang belum balik? Kamu itu kan seksi Pendidikan. Harus nya kamu ini bisa mengatasi hal seperti ini, kamu itu harus bisa membuat teman-teman kamu itu rajin masuk kelas." Pak Akhmad berjalan mendekati Shakila.

"Supaya mereka itu bisa menjadi siswa-siswi yang pintar." Lanjutnya.

Begitulah pak Akhmad, ia selalu dengan mudah menyalahkan seseorang. Dan ketika hal itu terjadi, Shakila hanya pasrah. Ia tak mau memperpanjang masalah yang akhirnya selalu sama. Pak Akhmad akan menghukum siswa yang menentangnya.


"Ma maaf Pak." Kini Shakila benar-benar kesal dengan Arka yang tukang tipu itu.

Harusnya dari tadi Shakila tak mengizinkan si tukang tipu itu untuk mengisi perutnya. Bahkan Shakila rela bila perut sispactnya Arka berubah menjadi bolong tanpa isi seperti sundel bolong.

ARSHA |Selesai|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang