Galan

2.8K 162 0
                                    

Hari ini adalah hari sabtu. Shakila tengah duduk bersama Arka di taman.

"Umh... Ka. Apa pelangi yang lo tulis di puisi itu gue?" Tanya Shakila penasaran.

"Iya"

"Oh... Terus kenapa lo bikin puisinya kaya gitu? Emang nya gue udah mau menghilang ya? Emang nya ada seseorang yang menutupi gue?"

"Gue ngga yakin buat nulis itu. Tapi gue rasa Afraz adalah seseorang yang gue maksud." Arka menatap manik mata milik Shakila.

"Afraz? Gue cuma temenan kok sama dia. Lo juga tau kan kalau hati gue cuma milik lo?"

"Kita ngga akan tau rencana Tuhan kedepannya kan Sha? Yah gue cuma takut aja kehilangan lo."

Shakila terdiam seketika

"Kalau gue kehilangan lo? Ntah bagaimana caranya agar diri saya dapat terbiasa dengan keadaan. Karena yang gue tau, diri gue selalu tenang ketika lo ada. Gue harap, lo akan tetap disisi gue." Arka memegang tangan kanan Shakila.

"Gue juga berharap gitu kok. Gue selalu berdoa supaya kita bisa bersama, untuk selamanya dan bukan hanya sementara."

Arka dan Shakila pun tersenyum bersama.

"Sha. Ada satu permintaan yang gue harap lo dapat mengabulkannya."

"Permintaan? Permintaan apa?" Raut wajah Shakila terlihat heran dan bingung.

"Gue minta, lo jangan menghapus gue dalam ingatan lo, jangan pernah menghilang dan kabur dari gue. Gue harap lo bisa mengabulkannya. Karena gue sungguh mencintai lo."

"Janji, gue bakalan kabulin permintaan lo, pacar dadakan. Biar bagaimanapun bagi gue, lo adalah sebuah matahari sekaligus bulan yang selalu menyinari hidu gue."

Arka tersenyum lega.

"Gue harap, ketika gue pergi ntah kuliah atau apapun itu. Yang keadaan nya tak mengizinkan kita untuk selalu bertemu disetiap harinya, gue harap lo tetap jaga hati lo untuk gue." Arka memegang tangan Shakila.

"Gue yakin lo bisa lakuin hal itu, dan gue juga begitu." Arka berucap serius.

Shakila mengangguk.

"Gue akan jalankan hari-hari gue seperti biasanya, dengan lo yang selalu ada dihati gue untuk selamanya. Lo yang selalu memenuhi fikira gue setiap harinya, lo yang selalu berkeliaran di kepala dengan semaunya. Dan gue akan tetap mencintai lo untuk kurun waktu selamanya."

Arka memeluk erat Shakila.

"Meski pertemuan kita hanya sebuah kebetulan, tapi cinta kita terukir dengan sebuah kepastian. Gue sayang lo setiap harinya, setiap detiknya dan untuk selamanya. Lo adalah alasan gue untuk terus bertahan meski dalam keadaan apapun. Lo adalah alasan gue selalu salting, alasan gue untuk selalu cari perhatian ke lo."

Shakila tersenyum, ingin rasanya tertawa, namun... Waktunya kurang pas jika dia harus tertawa ketika Arka tengah memeluk dan membisikan ditelinganya.

"Dan lo, adalah alasan gue dapat bertahan meski dalam kesedihan. Karena lo juga gue belajar banyak hal. Lo akan tetap selalu ada di hati gue." Shakila berbalik membisikannya.

Rasanya ingin sekali Arka meneteskan air matanya saat membayangkan bagaimana nanti jika dia sudah kuliah dan tidak lagi dapat bertemu dengan Shakila setiap hari.

"Biar bagaimanapun hubungan kita kedepannya nanti. Disini, dihati gue. Tetap ada nama lo didalamnya. Tetap ada doa untuk lo, tetap ada lo yang selalu memenuhi pikiran gue."

"Ntah bagaimana kita nantinya, nama lo bakalan akan selalu ada di hati dan di fikira gue, Ka."


Jangan lupa ajak sahabat, teman, sodara, musuh, gebetan, dan tetangga kalian semua buat baca cerita ini yaaa... Jangan lupa juga buat vote dan komen :)

ARSHA |Selesai|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang