Tiga Dua

2.8K 161 3
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Untuk sebagian orang, makanan pedas hanya dapat menyakiti. Bukan menikmati. Sama halnya seperti cinta.

Makan

"Sudah sampai." Arka melompat dari sepeda Shakila membuat Shakila sedikit oleng.

Shakila memarkirkan sepedanya lalu mendekati pacar dadakannya.

"Ka, kita serius nih kesini? Gue nggak bawa uang lho." Ucap Shakila berbisik.

"Tenang, gue udah kaya kok." Arka tersenyum lalu menggandeng Shakila memasuki restoran bertuliskan recheese factory.

"Dari dulu lo kaya, cuma lo itu koret." Shakila ngedumel.

"Hehe," Arka cengengesan.

Arka dan Shakila memasuki restoran itu lalu Arka mengantri sedang Shakila mencari tempat duduk lalu duduk.

Arka duduk didepan Shakila setelah memesan pesanannya.

Tak lama kemudian nomer antrian 150 dipanggil dan Arka pun segera mengambil pesanan tersebut.

"Heh, ini level 5 kan?" Tanya Shakila tak percaya.

Arka mengangguk.

"Mari makan." Ucap nya senang.

Shakila pun memakan apa yang sudah di pesan oleh Arka.

"Hah, pedas bu pendik."

"Siapa suruh lo pesan level 5?"

"Bu pendik, gue udah nggak kuat. Buat lo aja nih."

"Hah?" Shakila tak percaya.

"Abisin yah, ini gue belinya pake pengorbanan nyawa loh." Ucap Arka sambil meminum pink lava.

"Hah nyawa? Nyawa nya siapa?" Shakila tak percaya.

"Hah, pedas. Ini dari hasil ngebunuh celengan gue yang bernama Kimi." Ucap Arka.

"Tapi Dal, gue mana kuat. Hah," Shakila ikutan kepedasan.

"Kalau nggak mau. Maka lo yang akan bayar." Ucap Brandal itu masih dengan muka merah dan keringat yang bercucuran.

"Heh, gue kan nggak bawa uang Brandal."

"Tenaga lo kan ada."

Heh, apa dia akan memaksa gue buat kerja rodi kayak jaman penjajahan jepang? Dasar setan!

Shakila pun langsung menghabiskan ayam pedas level 5 itu. Lalu kembali ke rumah Arka.

Arka berjalan memasuki rumahnya.

"Lo tunggu sini yah." Ucap Arka.

Shakila mengangguk lalu duduk di sofa.

Sumpah deh. Rumah nya brandal ini guede sangat. Barang nya mewah-mewah. Ini sih ampe beribu-ribu turunan kagak bakalan abis.-batin Shakila.

"Killa, tutup mata." Pinta Arka yang baru saja datang.

"Hah?"

"Hadeh, otak lu beneran cetek atau telinga lu yang udah budek sih? Gue bilang tutup mata." Pinta nya lagi.

"Buat?"

"Tu-tup ma-ta ce-pe-tan!"

"Nggak usah dieja gue juga tau kale." Shakila menutup mata nya.

"Buka mata lo sekarang."

Shakila membuka matanya hal yang pertama kali ia lihat adalah kotak musik. Arka menyodorkan sebuah kotak musik dengan senyum manis nya.

Shakila dengan cepat mengambil kotak musik tersebut.

"Wah... Bagus bangeeet..."

"Ck, pastilah. Happy aniverrsery yang ke satu bulan Killa." Arka kembali tersenyum.

Shakila menatap Arka.

"Heh? Oh iya. Happy aniverrsery Brandal." Shakila ikut tersenyum.

"Hadiah?" Arka menodongkan tangannya.

"Umh... Umh... Ketinggalan." Ucap Shakila ngeles. Padahal dia itu lupa.

Arka cemberut.

"Yakin ketinggalan? Atau jangan-jangan lo lupa yah? Atau lo lagi kere, jadinya ngga bisa beli hadiah aniv buat gue?" Tanya Arka.

"Ada kok hadiahnya dirumah. Udah gue siapin." Ucap Shakila.

"Oke, ayok ke rumah lo." Arka bersemangat.

"Ta tapi-"

Arka menarik tangan Shakila dengan cepat. Mengunci rumah lalu naik sepeda Shakila.

"Ayo naik." Pinta nya.

"Umh, sebenarnya..."

"Sebenarnya apa?"

"Perut gue mules dan gue harus cepat-cepat pulang. Lagi pula ini juga gara-gara lo yang paksa gue buat habisin ayam pedas tadi." Ucap Shakila dengan cepat mengambil alih sepedanya lalu pergi meninggalkan rumah Arka, atau lebih tepatnya Rumah setan itu.

👟👟👟

Shakila kini telah sampai dirumahnya dan sedang mencari hadiah yang cocok untuk Arka. Shakila mencari hadiahnya diruang kecil yang penuh dengan barang pemberian papanya dulu, tapi sayang nya Shakila kurang suka dan akhirnya Shakila hanya mampu menyimpannya.

Lego.

Hadiah pertama yang akan dia berikan kepada brandalnya itu.

Shakila dengan cepat mencari lego yang dulu papanya pernah kasih.

Shakila membungkus lego itu dengan cantik. Lalu ia foto dan ia kirimkan pada Arka.

ARSHA |Selesai|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang