Dua Empat

3.1K 178 2
                                    

Haiii

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haiii...
BPDBS udah update lagiii...
If you like, please tap love and follow me.
_Happy Reading_

Apes.

Pagi ini Shakila berangkat sekolah bersama pacar dadakan nya. Apesnya Shakila, si pacar dadakannya minta imbalan. Imbalannya adalah Shakila disuruh ngerjain tugas sejarah indonesia.

"Bu Pendik, ngerjainnya jangan sampe salah yah." Si Brandal mulai ngoceh lagi disamping Shakila.

"Kalau nggak mau salah, diem! Jangan ganggu gue!" Shakila sudah mulai memanas, emosi nya bagaikan gunung api di kartun.

"Iyaudah iya." si Brandal membuka handphonenya.

Shakila melihat sekilas apa yang sedang pacar dadakannya mainkan.

Arka tengah menscrol ke bawah hingga berhenti difoto ketika dia sedang berfoto bareng Chesa.

"Itu siapa?" Tanya Shakila tiba-tiba.

"Hah?" Arka panik.

"Iyah, itu siapa? Fotonya mesra banget." Ucap Shakila malas.

Arka masih mengamati foto Chesa dengannya. Chesa dan Arka seolah sedang bertabrakan dan saling tatap.

"Ini temen SMP."

"Masak? Lo suka yah sama dia?! Kalau nggak, mana mungkin itu foto masih disimpen?"

"Atau lo pacaran sama gue cuman buat pelampiasan?!" Timpal Shakila.

"Nggak kok bu pendik, gue beneran suka sama lo. Dia ini Chesa, temen SMP gue."

Shakila cemberut. Mungkin hatinya sedang retak bagaikan tembok yang baru saja terkena gempa.

"Bu Pendik cemburu yah?" Arka meledek.

"Nggak." Jawab Shakila ketus.

"Bu Pendik kalau lagi gini imut." Arka mencubit pelan pipi Shakila.

"Nggak usah sok perhatian!" Shakila masih judes.

"Bu Pendik, ada cicak." Teriak Arka.

"Hah mana? Mana?" Shakila panik hingga duduk berdempetan dengan Arka.

"Itu bu Pendik." Arka menunjuk bagaikan papan petunjuk arah.

"Aaa..." Shakila memeluk Arka ketakutan.

"Udah pergi bu Pendik, modus nya jangan kelamaan deh."

Shakila langsung kembali ke tempat duduk nya semula.

Berkat cicak, bu pendik jadi dikira modus. Dasar cicak pembawa fitnah.

"Bu pendik bisa aja modus nya." Arka cekikikan.

"Diem! Kalau nggak gue nggak mau kerjain!" Shakila kesal.

"Yaudah deh." Arka langsung diam sekejap.

"Heh? Ngapain lu diem? Lagi mikirin dosa?" Tanya Shakila tiba-tiba.

"Tadi kan lu nyuruh gue diem bu Pendik." Ucap Arka bete.

"Oh iya, lupa." Shakila cekikikan.

"Hemh.." Arka kembali diam.

15 menit kemudian.

Arka sudah mendengkur di samping Shakila.

"Arka ud–" Shakila melihat Arka.

"Arka bangun...!" Teriak Shakila sambil menggoyang goyangkan tubuhnya.

"Hah? Apa apa?" Arka panik.

"Iler lu tuh masih nempel." Ucap Shakila bete.

"Hah iya?" Arka mengambil handphone nya lalu ngaca.

"Nggak ah, nggak ada iler kok. Lagian cogan kayak gue mana ada yang ileran?"

"Ada. Buktinya tadi lo ileran, mana di meja Ires lagi." Ucap Shakila.

"Mampus gue! Bu Pendik gue keluar dulu yah, dari pada ntar gue diomelin ama mak lampir." Arka langsung keluar dan Ires pun datang melihat Arka dengan raut wajah ketakutan.

"Sha, pacar dadakan lo kenapa?" Tanya Ires yang kemudian duduk.

Shakila mengangkat kedua bahunya.

"Ih.. Kok basah?" Tangan Ires menyentuh sepercik air diatas mejanya.

Shakila cekikikan.

"Kenapa? Kok ketawa? Ini basah kenapa?"

"Nggak kok, lucu aja." Shakila masih cekikikan.

"Udah dari lahir kali gue ini lucu." Ucap Ires jutek.

"Semerdeka lu aja deh Res. Btw gue mau manggil pak Henda dulu yah, soalnya udah masuk jam pelajarannya." Shakila pergi meninggalkan Ires yang masih mengelap tangannya dengan tisu.

"Oh ya, yang basah-basah itu ilernya Arka." Shakila langsung berlari keluar sedang Ires sudah memasuki puncak kemarahan stadium 4.

"Shakilaaa..." Ires berteriak sekenceng-kencengnya.

"Berisik!" Ucap Diyra.

Ires mengerucutkan bibirnya.

ARSHA |Selesai|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang