Enam

4.5K 318 11
                                    

Jika memesan hati seseorang yang disuka itu semudah memesan makanan faforit, mungkin akan ada banyak orang yang malas untuk menakhlukan banyak rintangan dalan percintaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jika memesan hati seseorang yang disuka itu semudah memesan makanan faforit, mungkin akan ada banyak orang yang malas untuk menakhlukan banyak rintangan dalan percintaan.

Malu abizzz..

"Yuk turun." Ajak Arka yang kemudian disusul dengan Shakila.

"Lo mau ngapain kesini?" tanya Shakila heran karena yang ditujunya adalah restaurant tempat biasanya Shakila habiskan bersama Papa nya dulu.

"Gue mau jadiin lo waitress disini. Biar gue bisa dapet banyak uang dari lo!" Jawab Arka yang asal parah.

"Arka. Gue seriusan,"

"Ya gue mau ajak lo makan lah. Lemot amat jalan pikiran lo."

"Apa?! Lo ngatain gue? Lo itu brandal tukang tipu! Siapa tau aja lo mau nipu gue disini." Shakila kesal. Amarah tingkat dewanya mulai muncul dengan seketika.

"Yuk ah masuk." Ajak Arka tak menanggapi perkataan Shakila.

👟👟👟

"Mba," Panggil Arka.

"Iya, mau pesen apa?" tanya mba pelayan itu dengan ramah.

"Pesen hati lo boleh nggak mba?" Arka yang melemparkan pertanyaan konyol itu pun langsung ditatap pelayan itu dengan tatapan tidak suka.

"Maaf mba, dia emang suka aneh kaya gitu. Sini mba daftar menunya." Pinta Shakila.

"Oke mba, saya mau pesen.."

"Mau pesen hati gue kan lo? Hayo.. Ngaku!" ucap Arka memotong perkataan Shakila.

"Mba, saya pesen nasi goreng spesialnya satu sama jus jeruk satu. Nah, lo mau pesen apa Dal?" tanya Shakila.

"Kok Dal sih? Lo pikir gue ini sendal apa?"

"Hem, okey. Arka ganteng.. Lo mau pesen apaan?" tanya Shakila dengan lembut.

"Akhirnya lo ngakuin ke gantengan gue juga. Pokoknya moment ini nggak akan gue lupa!"

"Arka. Cepetan mau pesen apa?" tanya Shakila yang masih berusaha menahan emosinya.

"Gue? Samain aja yah mba waitres. Biar gue selalu serasi sama Bu Pendik."

"Mba maaf. Sekedar mau ingetin aja, kalau cari pacar yang waras yah mba. Saya jadi kasian liat mba kalau tiap hari harus adepin ini orang." ucap Mba Waitres yang kemudian pergi.

"Bu Pendik. Emang nya gue ini kurang waras yah?" tanya Arka heran seperti anak kecil yang blom tau mana yang salah.

"Tau ah. Gue capek." jawab Shakila.

Arka tiba-tiba terdiam melihat kearah meja yang dulu biasanya dipakai makan Arka dengan seseorang yang sangat dicintainya setelah kedua orang tuanya.

Shakila mengamati Arka.

"Si Tukang tipu kok tiba-tiba diem ya?" -Batin Shakila.


Tak lama kemudian Waitres pun datang dan membawa semua pesanan Shakila dan Arka.

"Mba, Mas. Ini pesanannya."

Lamunan Arka buyar ketika mendengar suara waitres.

"Makasih," ucap Arka sambil tersenyum.

"Kalau dilihat-lihat sih ya, ternyata Arka itu ganteng." -Batin Shakila sambil tersenyum melihat Arka.

"Lo ngapain liat gue sambil senyum gitu? Lo naksir gue ya?" tanya Arka dengan nada meledeknya.

Shakila terkejut mendengar perkataan Arka. "Nggak! Siapa juga yang naksir sama lo?"

Shakila langsung memakan nasi goreng pesanannya. "Nasi goreng nya enak tau Ka! Cobain deh." tawar Shakila dengan raut wajah senang.

'Tumben lo gak manggil gue Brandal Tukang Tipu Bu Pendik. Padahal gue lebih suka dipanggil Brandal. Asalkan lo nyaman, gue rela dipanggil apapun sama lo Bu Pendik.' Batin Arka.

"Iya enak, jadi ngingetin gue sama seseorang."

"Seseorang? Siapa?"

"Ada pokoknya. Dia itu kalau masak nasi goreng rasanya enak banget. Kata dia, dia pake bumbu rahasia. Dan cuma dia dan sahabatnya yang tau," jelas Arka.


"Oh ya? Beruntung banget dong lo bisa minta dibikinin nasi goreng yang enak setiap hari."

"Iya. Tapi hidup gue yang sekarang udah gak bisa seberuntung dulu," ucap Arka lesu.

Shakila yang tak mau mengusik kehidupan Arka pun langsung berusaha mengalihkan topik.

"Besok kita ulangan Matematika loh Ka, lo udah belajar?" Tanya Shakila penuh perhatian.

"Belum, lo kaya gak tau gue aja." Jawab Arka yang masih asyik memakan nasi goreng nya.

"Oh, gue heran sama lo deh Ka. Lo gak belajar tapi kok nilai ulangan lo selalu diatas delapan puluh? Dan kalau matematika nilai lo itu diatas 90 Atau jangan-jangan lo bawa contekan yah? Ngaku lo!"

"Gue emang pinter kali Bu Pendik. Bahkan kalau gue mau belajar gue bisa dapet nilai sempurna. Tapi, gue kasian ama yang lainnya jadi gue ya gini. Gak pernah belajar kalau lagi ulangan. Nanti aja gue belajarnya pas mau UN" Aku Arka dengan seenaknya.

"Ka, lo itu jenius. Tapi sayang nya lo itu pemales." Aku Shakila yang kini meminum jus jeruknya.

"Masa SMP gue, gue udah terlalu maruk dapet penghargaan. Kali ini gue mau bebas tanpa ada tekanan belajar Bu Pendik. Gue mau nikmatin masa SMA gue."

"Terserah lo deh, gue gak mau ikut campur."

"Balik yuk Bu Pendik, udah mau magrib nih."

"Yaudah yuk."

"Tapi nanti gue mampir ke rumah lo dulu ya? Gue mau lakuin sesuatu disana."

"Mau lakuin apa?"

"Ada deh," ucap Arka lalu tertawa.

"Nyebelinnya kumat lagi,"

Tolong jangan jadi silent reader. Please vote jika kalian suka sama cerita. Jangan lupa ajakin temen, tetangga, kerabat, saudara, sahabat dan yang lainnya buat baca cerita ini yah :)

ARSHA |Selesai|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang