Patti

2.7K 146 5
                                    


Kerja sama.

"Alde." Panggil seorang siswa dari arah belakang Alde.

Alde menengok ke arah panggilan tersebut.

"Lo manggil gue?"

Afraz berjalan mendekat ke Alde.

"Lo suka sama Shakila kan?" tanya Afraz.

"Lo tau dari mana?"

"Ck. Tadi gue nggak sengaja liat lo waktu lagi ngobrol sama Shakila. Dan gue denger apa yang lo omongin sama Shakila."

"Oh..."

"Gue juga suka sama Shakila. Udah dari lama malah." Ceplos Afraz.

"Lo bukannya anak baru?"

"Iya. Gue emang anak baru." Afraz menarik nafas. "Tapi gue udah kenal Shakila sejak lama. Dia temen SMP gue."

"Terus apa hubungannya sama gue?"

"Gimana kalau kita kerja sama buat bikin Shakila dan Arka putus?"

"Nggak! Gue nggak akan mau lakuin hal itu. Gue suka Shakila, dan gue tau bahwa Arka adalah kebahagiaannya." Ucap Alde kemudian memalingkan muka. "Gue ngga mau bikin Shakila sedih gara-gara putus sama Arka."

"Ck. Cinta itu perihal perjuangan bro." Ucap Afraz sambil memukul pundak Alde.

"Gue tau. Tapi menurut gue, menjadi perebut dan perusak hubungan orang merupakan salah satu perbuatan menjijikan."

"Oke. Kalau lo ngga mau lakuin hal itu, biar gue yang lakuin hal itu sendirian."

Afraz lalu meninggalkan Alde.

👟👟👟

Suasana kantin kali ini sangat ramai. Erisa, Ires, Rivan, Edi, Shakila, dan Arka tengah asyik menikmati bakso malang buatan kang Odim.

"Bu pendik, gue haus."

"Yaudah minum."

"Minuman gue udah habis," ucap Arka lesu.

"Yaudah beli. Kan lo ngga kere."

"Iya, gue emang ngga kere. Tapi gue males."

"Ck. Jadi maksud lo, gue harus beliin lo minum gitu?" Tanya Shakila.

Arka mengangguk sambil tersenyum.

"Teh poci satu!" Ucap Arka sambil memberikan dua lembar uang 4000.

Shakila mau tak mau pun harus membelikan pacar nya itu teh poci di warung Teh Melati.

"Teh, teh pocinya satu."

Teh Melati pun membuatkan teh poci untuk Shakila.

"Ini teh uangnya."

"Makasih ya."

Shakila mengangguk lalu mengambil teh poci yang sudah siap mimum dan membawanya ke pacar brandalnya itu.

"Nih."

"Makasih bu pendik."

Arka menusuk plastik bagian gelas teh poci itu.

"Oh iya, kembaliannya mana?" Tanya Arka.

"Ya ampun Arka, kembali gope doang diminta." Ceplos Erisa.

"Gope itu juga uang Res. Dari gope gue bisa kaya."

"Nih. Dasar tukang perhitungan." Ucap Shakila kesal.

"Gue bilang juga apa, Sha. Lo jangan mau sama Arka. Dia orang ngga punya. Buktinya uang gope aja masih di minta," Ucap Rivan.

Arka menoyor kepala Rivan. "Lo kalau ngga suka jangan ngesahut orang buat ngga suka juga dong."

••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Buat kalian yang udah baca cerita ini, dan kalian suka sama cerita ini. Tolong vote nya yah? Karena vote kalian itu begitu berarti, sama halnya seperti kalian.

Okey, sampai jumpa di part/bagian selanjutnya :)

ARSHA |Selesai|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang