Tiga

5.6K 347 10
                                    

Seringkali harapan tak sejalan dengan kenyataan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seringkali harapan tak sejalan dengan kenyataan.

Tak diduga

Ires yang baru saja mendudukan pantatnya ke kursi kantin langsung menghujani Shakila dengan sebuah pertanyaan.

"Shakila. gue denger, kemarin Alde nembak lo ya?"

"Iya."

"Terus gimana?" tanya Ires yang sudah tak sabar mendengar kelanjutan ceritanya.

"Gimana apa nya?"

"Lo terima apa nggak?"

"Hahaha... Kok segala ditanya sih?"

"Pasti lo terima ya? Gue yakin pasti lo terima dia kan? Asik. Lo harus kasih pj ke gue hari ini juga!"

Shakila mengerutkan keningnya, "Kenapa lo bisa punya pemikiran kaya gitu?"

Ires membuang nafasnya, "Ck! Yaitu karena Alde itu ganteng, tajir, asetnya dimana-mana, pinter, jago futsal lagi. Jadi udah pasti dong lo terima."

"Tapi sayang nya gue tolak."

"Hah?!" Ires membelalakan matanya.

Erisa yang baru saja datang dengan 3 mangkuk bakso itu langsung kebingungan.

"Lo kenapa sih Res?"

"Erisa. Lo tau ngga? Kemaren Alde nembak Shakila. Terus, Shakila tolak!" ucap Ires dengan semangat juangnya.

"Hah? Serius lo Sha?" kini Erisa ikut membelalakan matanya.

"Ck. Cinta itu ngga bisa datang dengan seketika. Ia butuh proses agar hadirnya bisa bermakna. Dan selama ini, Alde itu biasa aja dimata gue." Ucap Shakila.

"Yampun Shaaa... Alde yang udah seperfect itu lo bilang biasa aja dan lo tolak?" Erisa membagikan mangkok bakso kepada Ires dan Shakila.

"Ngga srek aja sama Alde. Lagian buat gue, Alde itu orang jahat. Bisa aja kan dia nembak gue cuma buat naikin Peringkatnya dikelas?"

"Maksud lo?" Ires mengerutkan keningnya.

"Hm. Ya mungkin aja dia nembak gue cuma mau manfaatin kepintaran gue."

"Ck. Emang Sha, lo itu cewe aneh. Dikasih yang bagus malah di tolak. Segala berpradangka buruk lagi. Dosa loh Sha," Ires berucap.

ARSHA |Selesai|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang