Afraz memakai jaket berwarna hitam dan topi senada. Ia terlihat begitu misterius, gerak-geriknya begitu mencurigakan.
Kakinya sedang berjalan mengendap-endap, ia takut Bibinya akan mengetahui aksinya kemudian menanyakan banyak hal pada dirinya.
Afraz berhasil mengambil kunci mobil miliknya, ia dengan segera menjalankan rencana yang sudah ia buat sejak kemarin.
Drrt..
Handphone Shakila bergetar, ada nama Diyra disana.
Shakila, gua mau ngasih tau ke lo. Lo harus hati-hati dengan Afraz. Afraz itu jahat, dia mau bikin Lo sama Arka putus.
Shakila menautkan alisnya, jantungnya berdebar saat membaca pesan dari Diyra.
Ntah ia harus percaya atau tidak, tapi Shakila sungguh sangat menghawatirkan Arka.
Shakila dengan cepat menelfon Arka, namun tak ada jawaban. Ia pun menelfon Afraz, dan sama. Tak ada jawaban.
Shakila berkali-kali menelfon Arka, dan akhirnya ada yang mengangkatnya.
"Halo kak Shakila. Kakak tadi Kak Arka dibawa paksa sama orang kak, Aku takut kak.."
Shakila makin khawatir dengan Arka.
"Kamu tenang yah, kak Arka pasti baik-baik aja," ucap Shakila."Iya kak, tapi tadi orang itu bawa kak Arka paksa kak.."
"Ck! pasti Afraz." Batin Shakila.
"Yaudah sekarang Kakak cari kak Arka, kamu yang tenang yah?"
Shakila menutup telfon itu kemudian berlari mengambil kunci mobil dan mengendarainya. Shakila sungguh takut jika Afraz akan menghabisi Arka.
Shakila takut jika kelakuan jelek Afraz sewaktu SMP kembali lagi, yakni ia suka menghabisi orang, bahkan pertemuan pertama Afraz dengan Shakila, Shakila sedang melihat Afraz tengah menghabisi korban. Ia menusuk jantung korban lalu membuangnya di tempat biasa ia membuang korban itu.
Shakila takut jika kepribadian ganda Afraz itu ada kembali. Shakila dengan cepat mengemudikan mobilnya ke sebuah rumah kosong dimana biasanya Afraz menghabiskan korbannya.
Shakila semakin panik ketika ia melihat ada mobil Afraz terparkir di depan rumah kosong itu.
Kaki Shakila berlari masuk kedalam rumah kosong itu, disana ada seseorang yang sedang diikat di sebuah kursi dengan kepala yang ditutup karung kecil berwarna hitam.
"Afraz jangan Afraz." Teriak Shakila.
Pisau ditangan Afraz tak jadi ia tujukan ke jantung Arka saat Shakila datang.
"Siapa itu Afraz? Gue bukan Afraz! Dan lo ngapain disini?!"
Shakila meneguk ludahnya, ia sebenarnya sungguh ketakutan.
"Oke Ez Eza. Kamu Eza kan?"
Eza berjalan ke arah Shakila. Eza adalah nama dari kepribadian lain Afraz.
"Lo kenal gue?!"
Pisau itu masih berada ditangan Afraz. Shakila memejamkan matanya, menarik nafas dalam-dalam kemudian membuka matanya kembali. Ia menatap lekat Eza, sorot mata Shakila tertuju pada Eza.
"Eza, aku tau Afraz ada disana. Untuk Afraz, kamu pernah berjanji tidak akan melukaiku, menyakiti hatiku, menghancurkan kebahagiaan ku."
Eza tak memperdulikan omongan Shakila.
"Afraz.. Arka itu kebahagiaan ku, kamu tidak boleh menyakitinya!" Shakila meneteskan airmatanya.
Eza terdiam, matanya kini tertuju pada Shakila.

KAMU SEDANG MEMBACA
ARSHA |Selesai|
Teen Fiction[Selesai] Ini kisah tentang Cool Girl VS Genius Boy. Kisah mereka dimulai saat mereka duduk dibangku SMA. Gimana kalau kalian ketemu sama cowok genius, tapi punya sifat yang rumit ples nyebelin? Nah Ini yang dialami Shakila. Kisah antimainstream den...