Her side

1.8K 138 28
                                    

"Aku benar-benar membencinya!!!! Bagaimana bisa ia melupakan jadwalnya yang bahkan sudah aku ingatkan hampir setiap hari!!! Haruskah aku mengingatkannya setiap detik agar ia sadar dan tidak terus bertanya?!!" Sandara berkata geram pada sahabatnya.

Tiga wanita dengan wajah berbeda itu menatap Sandara bingung. Setelah Sandara diam, wanita dengan rambut merah menyalanya memberikan jus yang berada di depannya. Ia tahu betul apa yang tengah terjadi pada hari seorang sandara park.

"Mr. Kwon lagi?" tanya Minzy. Kedua eonninya hanya dapat menggeram tertahan. Kesalahan terbesar disituasi seperti ini adalah mengucapkan nama orang yang membuatnya kesal. Sandara Park hampir saja menyemburkan isi dimulutnya pada wajah cantik Minzy.

"Siapa lagi yang dapat membuat hariku kesal seperti ini?!! Ia hanya menanyakan 'apakah hari ini aku ada kelas?' setelah aku mengirim rentetan schedule-nya satu minggu penuh. Katakan padaku mengapa aku harus menjadi asisten dosennyaaaaa!!" nafas Sandara menderu.

Mereka saling berpandangan sebelum mengusap punggung Dara.

----

"Hari ini aku akan ke universitas, apakah aku ada jadwal disana?"

Sandara meremas ponselnya. Tak bisakah dosen tampan itu melihat jadwalnya sendiri?

"Hari ini kau memiliki jadwal di ruang 3-5 dan 3-2"

Dara kembali melakukan aktifitasnya sebelum sebuah getaran kembali mengganggunya. Dara tahu betul siapa yang kembali mengganggunya. Dengan memutar mata malas gadis itu mengambil ponselnya.

"Apakah ada jadwal praktikum?"

Dara membuka buku agenda miliknya dan melihat jadwal dosen yang ia pegang. Menggeleng sebelum mengambil ponselnya untuk memberi tahu apa jadwalnya selanjutnya.

"Tidak ada. Hanya besok kau harus datang untuk mengikuti rapat bulanan dengan dewan tertinggi universitas"

Sandara kembali menyimpan ponselnya. Ponsel itu kembali bergerak. Dara hanya membuka tanpa mengambilnya. Melihat pesan singkat yang diberikan dosen tercintanya.

"Ok"

Dara menggeleng kepalanya, ia tidak tahu jika menjadi seorang asisten dosen kau belajar menjadi asisten direktur. Kau memegang jadwal dosenmu dan kau yang mengingatkan apa saja pekerjaan yang akan dilakukan oleh mereka nanti.

Bom mencolek pundaknya membuat gadis itu meliriknya. Mereka tengah mengikuti pelajaran memahat bersama Mrs. Choi yang menjadi mentor mereka.

"Apakah kau ada jadwal setelah ini?" tanya Bom setelah Dara meliriknya. Dara melirik jadwalnya lalu menggeleng. "Ingin pergi berbelanja denganku?" tanya Bom. Dara tampak berfikir sebelum menganggukkan kepalanya.

"Apakah yang lain akan ikut?" tanya Dara. Bom menganggukkan kepalanya.

---

Sesuai janji mereka, hari ini Sandara dan teman-teman wanitanya akan pergi berbelanja. Sandara membuka ponselnya untuk menghubungi seseorang, "Aku akan pulang terlambat" ucapnya setelah orang yang ditelponnya mengangkat panggilannya.

"Kau akan pergi kesuatu tempat?" tanya pria itu, Dara mengangguk walau tahu pria diujung sambungan itu tak akan melihatnya.

"Aku akan pergi berbelanja dengan yang lain. Kau ingin aku bawakan sesuatu?" tanya Dara, melirik sahabatnya yang berada dibelakang.

"Eum... tak perlu, aku akan membuatkan makan malam untukmu" ucap pria itu, senyum Sandara merekah mendengar ucapan pria yang ia cintai. "Jangan pulang terlalu malam atau aku akan mencarimu dan menjemputmu" ucap pria itu membuat Dara terkekeh

"Arraseo, aku akan pulang secepatnya. Akan aku hubungi saat aku selesai" ucapnya membuat pria diujung sambungan bergumam, "Aku pergi" pria itu kembali bergumam sebelum mengucapkan kalimat ajaibnya. "I love you too" ucap Dara malu-malu.

Ketiga temannya hanya dapat melihat gadis mungil itu dengan senyum menggoda, "Hanya baby boy yang dapat membuatmu tersenyum meskipun Mr. Kwon membuat harimu hancur" ucap Bom membuat Sandara meliriknya

Senyum itu kembali merekah bahkan sampai ketelinga, jangan lupakan rona merah yang bahkan terlihat jelas di kulit pucat gadis itu. Ketiga sahabat itu memeluk tubuhnya. Ikut senang dengan hubungan Sandara dan kekasihnya. Mereka tampak serasi dan romantis meskipun sampai saat ini mereka belum tahu siapa Mr Baby boy milik seorang Sandara tapi dilihat dari ekspresi Sandara ia sangat mencintai pria itu hingga seluruh hatinya.

Mereka melaju ke tempat perbelanjaan dalam waktu yang cukup singkat. Dara dan ketiga temannya cukup menikmati girls time mereka. Sandara. Meskipun diantara mereka hanya dirinya yang memiliki sebuah hubungan namun ia tidak pernah merasa terkekang dengan kehadiran kekasihnya.

Ia memiliki kebebasan bersama teman-temannya. Tapi saat ia memiliki kewajiban untuk menemani kekasihnya, ia tidak bisa menolaknya juga. Kekasihnya pun memiliki hak untuk waktunya. Dan ia hanya harus membagi waktu antara bersama teman dan bersama orang yang ia cintai.

"Apakah kekasihmu tidak keberatan dengan waktu yang kau habiskan dengan kami?" tanya Bom saat mereka tengah melakukan window shopping. Salah satu hobby yang Dara milikki sejak bertemu dengan ketiga temannya.

Dara menggeleng kepalanya, "Ia baik-baik saja ... Ia tidak masalah yang terpenting ia tidak terlupakan. Itu saja" ucapnya memberi alasan kepada teman-temannya. Bom menangkup tangannya merasa iri pada sahabat yang baru satu tahun ia kenal itu.

Mereka bertemu diuniversitas dan menjadi sahabat setelahnya. Mengetahui keburukan dan kebaikan masing-masing. Dengan Sandara yang selalu mengoceh dan berisik kapanpun dan dimanapun. DenganPparkBbom yang selalu berlebihan disetiap situasi. Lee Chaerin dengan mata kucing yang keren dan Minzy dengan sisi polosnya.

Mereka memiliki umur yang cukup dekat. Dan yang paling muda adalah Minzy. Minzy dan Chaerin lahir di tahun yang berbeda dengan kedua eonninya. Minzy masuk ke jurusan seni tari dan Chaerin mengikuti seni musik sedangkan Bom dan Dara masuk seni murni dimana semua jurusan seni diajarkan di jurusan Dara dan Bom. mereka mengikuti hampir seluruh kompetensi penting di jurusan seni lukis, seni pahat, seni tari, seni musik dan bahkan seni peran pun mereka mempelajarinya.

"Ayo lihat kesana, aku fikir aku lihat sesuatu disana" ucap Minzy menunjuk sebuah toko di samping Dara. mereka melirik toko tersebut dan mengangguk semangat. Berlari kearah toko itu sebelum melihat isi dari toko yang cukup besar dengan nama ternama diatasnya.

---

"Aku pulang" teriak Sandara. Ia melepaskan sepatu heelsnya dan menggantinya dengan sandal rumah. Senyumnya mengembang saat sebuah gumaman terdengar dari dapur. Ia menyimpan paper bag di sofa sebelum berjalan kearah dapur.

Ia melipat tangannya di dada dengan senyum diwajahnya. Prianya tampak lebih tampan saat mengenakan apron dengan kemeja menggulung hingga sikut. Pria itu masih belum menyadari kehadiran Sandara.

"Oppa!" manik coklat favoritenya kini menatapnya membuat gadis itu memperlebar senyumnya

"Eoh, kau sudah pulang?" tanya pria itu melepaskan headset yang ia kenakan dan memasukkannya kedalam kantung di apron merah muda miliknya.

Sandara berjalan kearah pria itu dan mencium pipi prianya dengan memeluk tubuh pria itu dari samping. "Apa yang kau buat untuk makan malam kita?" tanya Dara melirik masakan yang masih berada diatas kompor listrik mereka.

"Aku membuat bulgogi untuk kita, bisa kau bantu aku?" tanya pria itu yang dijawab dengan anggukan kepala Sandara. "Siapkan piring di meja makan" ucap pria itu, Dara melepaskan pelukannya untuk menyiapkan piringnya.

Pria itu kembali menarik tangan Sandara dan mencium pipi kiri gadis itu, "Selamat datang baby" bisiknya membuat pipi Dara merona, Dara mencium pipi pria itu dan menyiapkan piring untuk mereka.

-WHAT-IS-NEXT-

JanusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang