Gossip part II

456 99 38
                                    

Seungri baru mengangkat ponselnya saat telinganya mendengar sebuah isakan. Ia mendekati sumber suara dan melihat punggung Dara. Ia menyimpan ponselnya dan mendekati Sandara. Duduk disampingnya dan menepuk pundaknya. “Aku bukan selingkuhannya Ri-ah” bisiknya di tengah isakan.

Seungri mengangguk, tentu saja. Gadis itu adalah gadis satu-satunya untuk sepupunya. “Kau tahu siapa kemungkinan orang yang melakukan ini?” tanya Seungri, Dara meliriknya. Otaknya berfikir keras, hanya ada satu orang yang menjadi kemungkinan pelakunya. Kiko Mizuhara.

“Dosen seni peran” bisik Dara, Seungri menaikkan satu alisnya tidak begitu yakin dengan jawaban yang diberikan sandara. Apakah itu mungkin? Mana bisa? “Dia tinggal di rumah kami sejak satu minggu yang lalu” ucap Sandara, “Foto itu diambil beberapa hari yang lalu” gumam Sandara.

Matanya menajam, gejolak amarah di dadanya membuncah. Ia hanya ingin melakukan satu hal yaitu menghadapnya dan memberinya pelajaran. Ia beranjak dari duduknya dan berjalan dengan langkah gontai mencari wanita itu.

Ia tidak peduli jika ia adalah teman suaminya. Ia tidak peduli jika wanita itu lebih tua darinya. Ia tidak peduli jika wanita itu adalah dosennya disini. Ia hanya tidak ingin harga dirinya diinjak dan dilecehkan seperti ini. Ia tidak merasa melakukan kesalahan apapun pada wanita itu.

Ponsel Dara bergetar, ia melihat nama yang memanggilnya. Baby boy. Ia menolaknya. Ponsel itu kembali bergetar setelah beberapa saat. Ia melihatnya dan nama yang sama terlihat. Ia mencengkram kuat ponselnya dan menghempaskannya sembarang menyebabkan ponsel itu pecah berkeping. Ia melihat ponselnya dan menyeringai sebelum melanjutkan perjalanannya.

Seungri yang melihat itu dibelakangnya hanya bisa menatap takut Sandara. Ini memang kali pertamanya melihat Sandara seperti itu. Ia lebih dikenal sebagai gadis periang yang sabar dan kekanakan karena ia adalah anak tunggal di keluarganya, kedua orang tuanya sangat memanjakannya.

Plakk!

Mata Seungri membulat terkejut, apakah baru saja Sandara menampar dosen baru mereka?
“Apa yang kau inginkan, huh? Kau ingin merusak hubunganku? Kau ingin mempermalukanku? Kau salah mengganggu orang Nona Mizuhara!” ucap Sandara, tangannya terkepal di samping tubuhnya.

Kiko menyentuh pipi kirinya yang ditampar Sandara, “Apa yang kau katakan Park! Aku tidak tahu apa yang kau bicarakan” ucap Kiko menahan amarahnya, terima kasih pada keahlian beraktingnya, setidaknya ia telah memikirkan tentang reaksi ini. Dalam dirinya gadis itu menyeringai, semuanya berjalan dengan lancar.

“Jangan bertingkah seakan kau tidak tahu apa-apa Nona Mizuhara!” ucap Sandara dengan nada tertahan. Ia masih berusaha untuk bisa menahan amarahnya. Setidaknya kini hampir orang yang melaluinya berhenti untuk melihat apa yang terjadi.

“Aku memang tidak mengerti apa yang kau bicarakan Nona Park” ucap Kiko dengan wajah tanpa emosinya, tuhan tahu wanita itu menyeringai di dalam dirinya. Ia menertawakan gadis kecil yang berada di depannya. Ia begitu mudah terperangkap.

“Kau yang menyebarkan foto itu, bukan? Kau yang menyebarkan gosip murahan itu, bukan? Dengarkan aku Nona Mizuhara, aku bukan seorang selingkuhan!” Sandara menepuk dadanya cukup keras, air matanya mengalir dikedua pipinya, “Aku masih memiliki harga diri untuk menjadi seorang simpanan!” ucap Sandara dengan gigi gemertak, emosinya semakin membuncah melihat bagaimana wanita itu bertingkah seolah ia tidak tahu apapun.

“Ahh, tentang gosip itu, eh?” ucap Kiko, ia lalu tertawa kecil, “Aku bahkan baru tahu beberapa waktu yang lalu dari mahasiswa yang lewat, kau memang tidak terlihat seperti seorang simpanan nona Park, tapi siapa tahu? Dan kau menuduh padaku? Katakan padaku apa buktimu” ucap Kiko dengan tatapan nyalangnya, “Eh, aku dengar Mr. Kwon mengundurkan diri, apakah itu karena dirimu? Kau tahu seorang dosen atau mahasiswa yang berkencan di universitas ini harus mengundurkan diri bukan, jika ketahuan?” tanya Kiko dengan alis berkerut.

Amarah Sandara semakin tersulut setiap detiknya, ia menarik rambut Kiko dan menjambaknya, sejak ia melihat gadis itu, ia masih menahannya, ia hanya tidak ingin membuat sebuah scene memalukan. Seungri segera berlari kearah Sandara dan Kiko untuk melerai mereka. “Kau akan tahu akibatnya nona Mizuhara” ucap Sandara lalu pergi.

Kiko menyeringai setelah Sandara pergi, ‘lihat saja siapa yang akan kalah pada permainan ini. kau atau aku’ ucap Kiko dengan seringainya. Ia merapihkan rambutnya lalu pergi dari sana. Ia hanya harus melakukan satu hal lagi agar rencananya berhasil.

Setelah ia mendapatkan ruang ia mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang, “Yeobseo” Kiko tersenyum mendengar suara pria itu.

“Aku tidak tahu apa yang terjadi pada istrimu, ia menuduhku tanpa bukti. Ia bahkan menjambakku di depan umum. Kau yakin ia adalah gadis yang kau nikahi Kwon Jiyong? Wanita kekanakan itu tidak pantas menjadi istri, ia bahkan terlalu kekanakan” ucap Kiko dengan nada kesal, “Aku harap kau bisa mengatasinya Kwon” ucap Kiko lalu memutuskan sambungannya. Ia tersenyum penuh kemenangan.

---

Ponsel Seungri bergetar, ia melihat nama yang tertera dilayarnya, “Ye hyeong

“Berikan ponselmu pada Dara sekarang” ucap Jiyong, Seungri menatap Dara ragu, ada nada tak biasa dari ucapan sepupunya itu.

Hyeong ingin berbicara denganmu” ucap Seungri memberikan ponselnya, isakannya berhenti, ia menatap ponsel di depannya lalu menariknya,

Yeobseo” gumamnya, Jiyong baru saja akan memarahinya, mendengar suara tak biasa dari istrinya membuat Jiyong cukup panik. Gadis itu hanya bersuara seperti itu saat ia menangis.

“Hey, kau menangis?” tanya Jiyong dengan nada ragu, Sandara mengangguk.

“Apa yang kau inginkan?” tanya Sandara dingin, “Kau ingin mengatakan padaku bahwa kau memiliki jadwal yang padat, dan lupa membawa sesuatu? Kau memintaku untuk mengantarkannya padamu?” tanya sandara dengan nada kesal.

Emosinya benar-benar sulit dikendalikan pada situasi seperti ini. Sandara mendengar Jiyong menghembuskan nafas kasar, “Berhentilah menangis, apa yang terjadi, hm?” tanya Jiyong, ia hanya berusaha menahan emosinya.

“Seseorang menyebarkan gosip bahwa kau mengundurkan diri karena diriku. Mereka bahkan mengatakan bahwa aku adalah selingkuhanmu” ucap Sandara mengadu, Sandara bisa mendengar helaan nafas Jiyong diujung sambungan.

“Dengar, kau boleh merasa kesal pada satu orang, tapi kau tidak bisa menuduh orang itu tanpa bukti” ucap Jiyong, Sandara merasakan pisau tajam di jantungnya, apakah Jiyong membela Kiko? “Kau sudah dewasa babe, kau tidak bisa melakukan hal seperti anak kecil lagi. Bertingkahlah seperti seorang wanita, hmm” ucap Jiyong lembut.

Air mata Dara kembali mengalir, meskipun Jiyong mengatakannya dengan lembut tapi ia merasa sakit hati. Pria itu membela wanita lain dibanding dirinya, prianya lebih memilih wanita lain dibanding dirinya.

“Berhentilah menangis, aku memiliki banyak masalah disini. I hope you can behave. And please, don’t make my day more hard” ucap Jiyong meminta pengertian, kalimat itu menusuk langsung ke jantungnya. Ia hanya membutuhkan seseorang yang dapat mengatakan padanya bahwa semuanya akan baik-baik saja. “Mengapa ponselmu tidak dapat dihubungi?” tanya Jiyong lembut.

Dara menatap tajam ruang kosong didepannya, ia merasa kecewa pada pria itu. “Aku memiliki jadwal lain. I will behave and I won’t bothering your day Mr. Kwon.” ucapnya lalu memberikan ponsel itu pada pemiliknya.

“Jangan katakan apapun pada pria itu, dia lebih memilih wanita ular itu dibanding istrinya sendiri” ucap Sandara, ia pergi meninggalkan Seungri yang terdiam. Hubungan mereka semakin rumit. Wanita bernama Kiko itu membuatnya kesal. Siapa wanita itu sebenarnya?

---WHAT-IS-NEXT---

JanusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang