Our Baby

1.1K 107 30
                                    

Sandara dan Jiyong berlari mengejar seorang gadis kecil yang berada didepan mereka. Meskipun masih berada diumurnya yang ke-3 tahun. Gadis itu bisa berlari dengan kencang.

Lengan Jiyong melingkar di perut gadis kecil itu, mengangkatnya dengan sorakan gadis kecil itu yang terkejut. Suara tawa terdengar setelahnya dan suara nafas yang memburu dari dua orang tua yang kini berada disamping gadis kecil itu.

“Kau memiliki kekuatan super saat berlari, Naeya-ah” ucap Jiyong dengan nafas yang masih terengah akibat banyak berlari. Gadis yang disebut Naeya itu hanya tertawa kecil khas ibunya membuat pria yang memeluknya menggelitik ketiak gadis itu sehingga suara tawa kembali menggelegar di ruang bermain Naeya.

3 tahun yang lalu Sandara berhasil melahirkan seorang gadis kecil yang memiliki wajah hampir menyerupai suaminya. Banyak hal yang diambil dari diri suaminya membuat gadis itu kewalahan. Dan jangan lupakan sikap manja prianya benar-benar menurun pada anak gadis mereka.

Kwon Jinaeya, pria itu memaksa istrinya untuk menambahkan namanya di depan nama asli anaknya. Meskipun gadis kecil itu dipanggil "Naeya", tapi pria itu tetap memaksa Sandara untuk menambahkan ‘Ji’ di depan nama anak perempuannya.

“Itu karena setiap kita membuatnya kau akan memanggilku dengan namaku. Dan aku sangat menyukai saat kau memanggilku ‘Ji’ itu terdengar sangat sexy, babe”

Bahkan Sandara merinding setiap mengingat alasan prianya menambahkan nama ‘Ji’ di depan nama anaknya itu. Begitu menjijikan. Dan sexy.

Appa” manik hazel yang satu-satunya milik Sandara yang diturunkannya menatap Jiyong dengan binar seperti yang dimiliki ibunya. Ahh satu hal lagi yang gadis itu ambil dari ibunya. Caranya tertawa dan caranya berfikir. Untungnya gadis kecil itu tak mengambil sifat pelupa ayahnya.

Wae” Jiyong menyimpan gadis kecilnya di pangkuannya dengan sandara duduk disampingnya. Mereka tengah menikmati Family date mereka. Kencan yang diadakan setiap hari sabtu dan minggu, dengan tujuan acak sesuai keinginan gadis kecil dan anak lelaki mereka dan juga Sandara.

Tapi hari ini adalah pengecualian. Salahkan langit yang tiba-tiba hujan, sehingga menggagalkan rencana awal mereka.

“Aku ingin bermain diluar” ucap gadis itu dengan manik bersinar. Jiyong melirik istrinya yang menggeleng sebaga jawaban.

“Diluar sedang hujan baby, kau bisa sakit” ucap Sandara menghapus keringat yang ada di dahi keduanya dengan handuk yang ia pegang. “Ini waktunya mandi sore” lanjut gadis itu hendak berdiri.

Eomma~” rengek gadis kecil yang masih berada dipangkuan ayahnya. “Appa, aku ingin bermain diluar. Aku ingin berlari ditengah hujan” ucap Naeya merengek pada ayahnya, “Bukankah aku adalah princess favoritmu?” tanya naeya dengan aegyo-nya.

Jiyong melirik istrinya yang berdecak, pria itu beranjak dari duduk dengan gadis kecil digendongannya, “Hanya hari ini baby, aku akan memandikannya setelah kita bermain diluar” ucap Jiyong sebelum mencium bibir Sandara cepat dan berlalu pergi bersama gadis kecil ditangannya.

Sandara menggeleng kepalanya tidak percaya. Dua makhluk itu selalu membuatnya sibuk walaupun ia tak benar-benar bekerja diluar. Ia hanya melukis jika ia memiliki waktu luang saat gadis kecil mereka tidur siang. Dan jangan lupakan Namhyuk yang ia ambil dari panti asuhan setelah dua bulan ia melahirkan Naeya.

Sandara lulus dari universitas satu tahun yang lalu. Berkat bantuan Kwon Jiyong suaminya, ia bisa menyelesaikan tugas akhirnya lebih cepat dari teman-temannya yang lain. Ia cukup bersyukur karena suaminya kini dapat lebih membantunya.

Selama dua tahun pertama, Naeya dan Namhyuk akan ikut bersama Jiyong ke studio. Untuk sekedar mendengar dan melihat kemampuan ayahnya yang memandu musik orkestra atau ikut ke kantor untuk bermain bersama sekretarisnya Hayi.

Jika tidak, mereka akan pergi ke rumah nenek mereka. Namhyuk adalah favorit keluarga Park sedangkan si kecil Naeya adalah favorite keluarga Kwon. seperti saat ini, Namhyuk tengah menikmati hari akhir pekannya bersama keluarga Park.

---

Sandara bergerak dari tidurnya saat prianya menarik tangannya agar memeluknya, “Hey” panggil Sandara, pria itu hanya membuka matanya sebelum kembali menutupnya. Tubuhnya menggigil dengan suhu tubuh pria itu yang cukup membakar kulitnya.

“Aku kedinginan, baby” ucap Jiyong kembali menarik Sandara untuk memeluknya. Jika biasanya pria itu yang akan memeluk tubuh mungil Sandara, kini tubuh tegapnya membutuhkan perlindungan dari tubuh mungil Sandara.

Sandara memeluk tubuh prianya, “Kau demam” gumam Sandara pelan lalu mengusap rambut lembut suaminya menenangkan pria itu agar tertidur. Dan otaknya bekerja saat ia berfikir apa yang menyebabkan prianya seperti ini.

Sandara hendak pergi saat lengan itu menariknya agar tetap, “Anakmu” lengan itu melepaskan genggamannya dan Sandara segera pergi ke kamar gadis kecil mereka. Menyalakan lampunya dan memeriksa suhu tubuh gadisnya.

Eomma” rintih gadis itu bahkan hampir menangis saat punggung tangan Sandara sampai di kening anak perempuannya. Ia berdecak sebelum menggendong anak perempuannya dari kasur bergambar baby millon.

Setelah menyimpan anak perempuannya dikasur king size miliknya, Sandara pergi ke dapur untuk mengambil obat demam dan air untuk pasiennya. Ini bukan kali pertama Naeya demam seperti ini namun ini kali pertamanya pria itu demam.

Setelah membawa dua gelas air putih dan obat demam Sandara membangunkan keduanya untuk meminum obat sebelum ia memberi kompres pada keduanya. “Eomma” rengek Naeya memeluk tubuh ibunya.

Sandara menenangkan anak perempuannya. Menenangkan gadis kecil itu dipangkuannya, “Baby” rengekan itu datang dari pria yang kini membukan lengannya meminta sebuah perhatian. Sandara memutar matanya sebelum memeluk tubuh prianya.

“Ini yang terjadi jika kalian tidak menurut padaku” ucap Dara memarahi keduanya yang dibalas dengan gumaman maaf secara bersamaan. Sandara menggeleng kepalanya, mengusap rambut keduanya, untuk menenangkan keduanya agar kembali tidur.

Tak berapa lama keduanya kembali ke alam mimpi, Sandara beranjak dari tidurnya untuk mengambil handuk kecil dan air dingin untuk mengompres kening keduanya. Ia memposisikan dirinya di tengah keduanya dan memeluk tubuh suami dan anaknya.

---

Jiyong membuka matanya, sinar mentari dari celah tirai kamarnya mengganggu tidur nyenyaknya. Ia mengambil handuk kecil di keningnya. Membuka matanya dan sosok gadis kecilnya yang pertama ia lihat.

Sosok dirinya dalam bentuk gadis kecil. Senyumnya mengembang melihat gadis kecil itu masih terlelap dengan bibir yang terbuka kecil. Ia memberi kecupan ringan di bibir gadis itu, berniat mengganggu tidur gadisnya saat sebuah suara menginterupsinya.

“Jangan ganggu waktu tidur anakmu Kwon” pria itu melirik Sandara yang kini datang dengan dua mangkuk dengan kepulan asap diatasnya. “Apakah suhunya telah kembali normal?” tanya Sandara duduk disamping tubuh suaminya.

“Aku masih lemas” ucap Jiyong menelusupkan wajahnya ke perut bawah Sandara. Sandara memainkan rambut lembut Jiyong, “maafkan kami yang tak mendengarmu” ucap pria itu kini mengangkat wajahnya untuk bertemu dengan manik hazel Sandara.

Sandara merunduk untuk memberi kecupan ringan di kening suaminya, “Makanlah sarapanmu, kau sakit karena kau kurang istirahat” ucap Sandara masih mengusap rambut Jiyong lembut. Pria itu tersenyum sebelum kembali mencium perut Sandara.

“Aku merindukan saat kau hamil” ucap Jiyong dengan senyum lebarnya membuat Sandara memukul pundak pria itu. Sandara mendorong pundak Jiyong untuk menjauh sebelum memeriksa suhu tubuh anak perempuan mereka.

Jiyong kembali pada tubuh mungil disampingnya, memeluk tubuh itu sebelum mencium pipi anak perempuannya.

Sandara menatap dua sosok didepannya. Senyum hangat terpancar jelas diwajah cantik ibu muda itu. Ia tak pernah menyangka akan memiliki seorang anak diumurnya yang cukup muda. Dan ia tak pernah menyangka bahwa semuanya akan kembali baik-baik saja setelah sosok Kiko Mizuhara menghampiri hubungan mereka.

Kiko, gadis itu mendapatkan pria yang mencintainya dan berani berkorban untuk dirinya. Sama seperti Kwon Jiyongnya. Dan ia sangat bersyukur Kiko mendapatkan yang terbaik.

---E-N-D---

JanusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang