Aku menunggunya masuk hingga 15 menit berlalu dan pintu terbuka menampilkan gadis pujaanku, dengan senyum hangat yang tak pernah lepas dari wajah cantiknya. Ia duduk disampingku, menyimpan tasnya di depan untuk mengambil tempat pensil dan mengambil pulpen untuk membantuku.Aku membagi dua pekerjaanku, dan memberikan sebagian padanya. Aku memeriksa satu hasil kerja mahasiswaku dan memberi pengarahan padanya, “Kemana para dosen?” tanyanya tanpa melirik kearahku.
“Mereka sudah pulang mungkin” ucapku masih memeriksa lembar jawaban tadi. Kami kembali larut dalam keheningan sebelum Sandara kembali bertanya tentang nilai yang harus aku berikan pada jawaban yang diberikan oleh salah satu mahasiswaku.
Well, ini memang kali pertamanya membantuku dalam memeriksa jawaban ujianku. Biasanya aku yang menangani ini semua setelah semua pekerjaanku selesai.
“Kau ingin sesuatu untuk dimakan?” tanyaku melirik jam ditangan kiriku, ia mengangguk dengan menyebutkan beberapa nama makanan yang bisa aku pesan di kantin, “Kau akan ikut pergi ke kantin?” tanyaku menawarkannya. Aku hanya tidak ingin meninggalkannya disini.
“Aku baik-baik saja” ucapnya membuatku menganggukkan kepala. Aku beranjak dari duduk untuk pergi ke kantin untuk membeli makanan untuk kita berdua.
Aku kembali setelah 20 menit dengan beberapa makanan ditanganku dan minuman kaleng diplastik yang menggantung dijari. Aku melihat seorang pria berdiri disampingnya dengan tubuh pria itu membelakangiku.
Aku mendekati mereka, “Kau yakin tak akan ikut denganku? Aku bisa menunggumu sampai pekerjaanmu bersama Mr. Kwon selesai. Atau haruskah aku menemanimu disini untuk menghindari terjadi hal yang tak diinginkan terjadi? Aku hanya tidak ingin orang lain berfikiran hal yang tidak-tidak terhadapmu” ucap pria itu masih belum sadar bahwa aku berada dibelakangnya.
Aku membersihkan tenggorokanku untuk mencuri perhatiannya, “Eoh Mr. Kwon” ucap pria itu, aku menaikkan alisku,
“Ada yang kau butuhkan disini?” tanyaku dengan nada kurang bersahabat. Dara beranjak dari duduknya untuk memberiku isyarat agar aku membatalkan apa yang akan aku lakukan pada pria didepanku.
“Tidak ada, aku hanya ingin menjemput kekasihku. Aku mencarinya dan ternyata ia berada disini bersamamu” ucap pria itu membuatku mengerutkan keningnya lalu melirik Sandara yang juga terkejut.
Pria itu mundur hingga berada di samping Dara dan tangan sialan itu merangkul pundak istriku seperti itu adalah hal biasa. Aku mengepalkan tanganku. Apakah pria ini bertingkah seperti kekasihnya?
“Apakah dia kekasihmu Nona Park?” tanyaku dengan nada yang kubuat biasa. Apakah gadisku berselingkuh selama ini?
“Kau tidak tahu berita yang menyebar Mr. Kwon? Sandara telah memiliki kekasih bahkan sejak ia masuk ke Universitas ini. Dan aku adalah kekasihnya. Kami bahkan telah menjalin hubungan selama 3 tahun. Bukan begitu honey?” tanyanya melirik Dara, Dara meliriknya dengan tatapan bingung.
“Kau tahu Baby Boy yang selalu dibicarakan Sandara? Itu adalah aku Mr. Kwon” ucap pria itu dengan bangga membuatku mengerutkan keningnya. Apakah pria ini sedang mengarang cerita? Bukankah Baby Boy yang berada di nama kontak Sandara itu aku?
“Oh” hanya itu yang bisa aku ucapkan, aku kini beralih pada Sandara yang diam mematung mendengar jawaban yang aku berikan. “Nona Park, apakah kau sudah menyelesaikan tugasmu?” tanyaku menatap manik coklat yang kini melebar.
Ia menggeleng cepat, “Maafkan aku Ilwoo, aku masih harus menyelesaikan tugasku terlebih dahulu. Mungkin lain kali” ucapnya lalu melepaskan paksa tangan kekar yang melingkar di pundaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Janus
FanfictionJust like a janus who has two face. Sandara membenci pria itu hingga keujung rambutnya. Sandara mencintainya dengan seluruh hatinya. Sandara Park. 20. Mahasiswi semester 2. Asisten dosen Kwon Jiyong. Dosen musik di Universitasnya. Dosen yang menjadi...