Kiko tersenyum penuh kemenangan. Rencananya selama ini ternyata berhasil dan kini ia hanya menunggu Jiyong dapat jatuh cinta padanya. Ia akan melakukan apapun untuk dapat membuat pria itu jatuh pada pelukannya.
Itu bukan rasa cinta. Itu adalah sebuah obsesi. Obsesinya untuk bisa memiliki Kwon Jiyong sejak ia masih di bangku kuliah. Dan pertemuan mereka di Jepang kemarin membuatnya senang karena ia yakin dengan rencananya.
“Kau masih memikirkan Sandara?” tanya Kiko, ia menyimpan teh hangat di depan pria itu. Pria itu hanya tersenyum kearah wanita yang kini tinggal satu rumah dengannya. “Harus berapa kali aku katakan padamu bahwa kau hanya membuang waktumu? Ia mungkin telah hidup bahagia bersama pria itu” ucap Kiko duduk disampingnya.
“Ia bukan cinta sejatimu Kwon” ucap kiko berbisik, “Ia tidak cocok denganmu” ucapnya lagi dengan jari yang menari di wajah pria itu.
Ini bulan pertama Sandara tak ada dirumahnya. Ia tak lagi menjadi dosen di universitas, dan sesuai ucapannya satu bulan kemarin ia kini bekerja untuk perusahaan ayahnya. Masih menjadi asisten direktur sebelum ayahnya benar-benar memberikan jabatan itu sepenuhnya pada Kwon Jiyong.
“Kau masih belum menemukan apartement yang cocok untukmu?” tanya Jiyong, ia tidak merasa nyaman dengan keberadaan Kiko dirumahnya. Ia ingat saat malam dimana Kiko datang ke busan untuk menyemangatinya. Saat wanita itu pertama kali muncul di cafe untuk menemuinya.
“Dia menyukaimu” ucap Yongbae, Jiyong meliriknya lalu mengerutkan keningnya tidak mengerti, “Aku bisa melihatnya dengan jelas bagaimana dia berbicara denganmu. Ia menyukaimu Ji” ucap Yongbae.
Jiyong menatap pintu yang tertutup. “Dia tahu bahwa aku memiliki Sandara, kita bahkan satu rumah dengannya” ucap Jiyong memberi pembelaan, Kiko adalah gadis yang baik menurutnya. Ia lembut dan menyenangkan.
Yongbae tertawa kecil, “Kau fikir dengan adanya hubungan pernikahan dia akan menyerah? Sejak kapan kau berteman dengannya?” tanya Yongbae
“Sejak aku berada di masa kuliah. Ia teman kuliahku” jawaban Jiyong membuat Yongbae kembali tertawa.
“Ia bahkan tidak peduli jika kau telah memiliki istri. Ia terobsesi olehmu sejak lama” ucap Yongbae, “Berhati-hatilah dengan wanita sepertinya. Ia bisa membuat rumah tanggamu berantakan”
Seolah petir menyambarnya, kalimat terakhir Yongbae berdengung. Kilasan balik mulai terulang di kepala Jiyong. Kilasan sejak ia menemukan bukti bahwa Sandaranya bersama pria lain sedangkan dirinya di Jepang. Bersamaan dengan hari dimana Kiko bertanya padanya tentang pernikahannya.
Apakah ini ada sangkut pautnya dengan wanita disampingnya?
“Jiyong” panggil Kiko, pria itu melirik wanita yang masih duduk disampingnya. Seakan sebuah kesadaran baru menghampirinya, ia tersadar dari mantra wanita disampingnya. “Kau melamun” ucapnya dengan nada kesal yang dibuat-buat.
Jiyong menatapnya lama, seakan mencari kebenaran dari wajah wanita disampingnya. Wanita itu adalah dosen seni peran. Ia memiliki kemampuan untuk berperan dengan sangat baik. Apakah selama ini ia hanya bersandiwara?
“Apartement seperti apa yang kau inginkan?” tanya Jiyong, Kiko meliriknya, gotcha! Ia bisa melihat rasa terkejut diwajah gadis itu, ada rasa kecewa juga sebelum semuanya menjadi ekspresi terkejut.
“Kau ingin mengusirku? Aku masih mencari yang cocok dan aku tidak begitu tahu cocok menurutku itu seperti apa” ucap Kiko, apakah wanita ini selalu bertingkah seperti ini? Alasan macam apa itu? Ia bahkan merasa itu hanya alasan omong kosong.
“Kau tahu Kiko, aku tidak memiliki hubungan apa-apa denganmu. Dan bahkan aku baru menyadarinya sekarang bahwa hanya ada kau dan aku dirumah ini. Aku pria berkeluarga, apakah kau tidak takut dicap sebagai wanita simpanan?” tanya Jiyong kini menghadap kearah wanita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Janus
FanfictionJust like a janus who has two face. Sandara membenci pria itu hingga keujung rambutnya. Sandara mencintainya dengan seluruh hatinya. Sandara Park. 20. Mahasiswi semester 2. Asisten dosen Kwon Jiyong. Dosen musik di Universitasnya. Dosen yang menjadi...