Sandara membuka ponselnya dan melihat pesan Jiyong, ia mengerutkan keningnya lalu mengangkat bahunya sebelum kembali mengembalikan ponselnya ke saku celananya. “Apakah hyeong ada di rumah?” tanya Seungri duduk dikursi di depan Dara, gadis itu menatap sepupu suaminya lalu menggeleng,
“Ia hanya mengatakan padaku bahwa ia tidak akan ada dirumah selama beberapa hari, kegiatan orkestra” ucap Sandara yang dibalas dengan anggukan kepala Seungri, “Ada apa?” tanya Dara, Seungri menatap dara lalu menggeleng.
“Aku hanya ingin berbicara dengannya” ucap Seungri, “Apakah kalian baik-baik saja?” tanya Seungri, Dara menatapnya lalu tersenyum dengan anggukan.
“Kami telah memperbaiki semuanya semalam” ucap Dara dengan senyum, ia bahkan merona membuat Seungri tersenyum, “Mengapa kau bertanya seperti itu?” tanya Dara menatap Seungri tidak mengerti.
Seungri hanya menggeleng kepalanya, “Tidak ada, aku hanya merasa kalian sedikit jauh” ucap Seungri, Dara tersenyum mengerti.“Kami memang tidak terlalu dekat saat berada di universitas jika itu yang ingin kau tahu” ucap Sandara memberi penjelasan.
Seungri hanya mengangguk, “Ingin aku antar pulang?” tanya Seungri, “Aku yakin Seunghyun akan mengajakmu pulang bersama lagi” ucap Seungri membuat Sandara tertawa kecil.
Mereka pergi ke parkiran bersama namun sebuah panggilan membuat Seungri harus kembali ke dalam untuk beberapa waktu meninggalkan Sandara di parkiran. Seunghyun datang dengan senyum menawannya. “Kau akan pulang?” tanya Seunghyun yang dibalas dengan anggukan kepala Sandara.
“Aku menunggu Seungri, dia akan mengantarku hari ini” ucap Dara, Seunghyun hanya mengangguk.
“Ahh, aku memiliki sesuatu, bisa kau tutup matamu?” tanya Seunghyun, Dara dengan alis berkerut tidak mengerti namun hanya mengikuti apa yang dikatakannya, pria itu mendekati Dara dan mengeluarkan kalung dengan bandul kupu-kupu. Ia memasangkannya dari depan, Sandara bisa merasakan sesuatu dilehernya.
Wajah Seunghyun menjauh, Sandara membuka matanya dan tersenyum, ia menatap Seunghyun dan menyentuh bandul itu. Kalung yang sempat hilang beberapa waktu lalu kini telah kembali padanya. Untungnya Jiyong tidak menyadari itu semalam.
“Gomawo, dimana kau menemukan ini?” tanya Dara, Seunghyun menggaruk tengkuknya yang tak gatal, sebenarnya ia mendapatkan itu saat benda itu hilang namun ia menyimpannya terlebih dahulu dan selalu lupa untuk mengembalikannya. Hingga hari ini ia ingat bahwa Dara masih mencarinya.
“Aku menemukan itu di taman, kau ingat saat kau bercanda dengan Bom dan kalungmu tak sengaja tersangkut? Itu jatuh disana, tapi kau tidak menyadarinya karena kau langsung pergi ke kelasmu” ucap Seunghyun menjelaskan.
Sandara tertawa kecil lalu mengangguk, “Terima kasih telah menyimpannya” ucap Dara dengan senyum manisnya, ia benar-benar panik saat kalung itu tak dilehernya beberapa hari yang lalu dan kini ia sedikit lega karena sebelum Jiyong menyadari itu ia telah mendapatkannya.
---
Tiga hari ini Sandara kembali merasakan kesendirian yang kemarin ia rasakan. Kwon Jiyongnya kembali sulit dihubungi. Hanya ada pesan singkat yang tidak terlalu berkelanjutan yang ia dapat dari suaminya itu.
Kemarin ia pergi ke bioskop untuk melihat movie terbaru yang memang sudah Dara tunggu. Mereka memiliki janji untuk menontonnya bersama, tapi Jiyong hanya mengatakan bahwa ia tidak yakin bisa menemani gadisnya karena ia memiliki jadwal yang cukup padat.
Tiga hari yang lalu Jiyong mengatakan padanya bahwa ia berada di Busan selama satu minggu penuh, karena ia harus mengikuti seleksi yang diadakan oleh perlombaan yang diikuti team orkestranya. Sandara sebagai istri yang baik tentu harus mendukungnya seperti biasa.
Dan hari minggu kemarin terpaksa ia harus menontonnya bersama Seunghyun karena tidak ada yang bisa menemaninya. Seungri telah memiliki jadwal bersama Chaerin dan mereka pergi pada hari sabtu ke rumah Chaerin di Gangnam, Bom dan Minzy memiliki acara keluarga masing-masing hanya tersisa Seunghyun yang dengan senang hati menerima ajakan Sandara.
Ia berjalan kearah ruang dosen untuk menerima jadwal mingguan Jiyong. Saat ia masuk ia melihat kejanggalan di meja Jiyong. Meja itu kosong. Tak ada barang milik Jiyong yang tersisa. Ia kembali melihat jadwal milik Kwon Jiyong, masih ada satu minggu lagi, apakah pria itu mengundurkan diri? Tapi bagaimana dengan jadwalnya selama seminggu?
Ia berlari keluar dengan ponsel di tangannya, ia segera menghubungi Kwon Jiyong yang untungnya langsung diangkat, “Kau meninggalkan jadwalmu padaku? Dan kau mengundurkan diri tanpa mengatakannya padaku?” tanya Dara tidak percaya, ia bahkan sedikit menaikan suaranya karena kesal.
“Eum.. aku lupa mengatakan itu, bisakah kau menggantikannya? Atau ganti jadwalnya menjadi minggu depan, aku akan datang untuk mengganti minggu ini” ucapnya, Sandara mencengkram kuat ponselnya,
“Tidak semudah itu Kwon! Apakah kau tak lagi menghargaiku? Mengapa kau tidak mengatakan padaku bahwa kau keluar? Mengapa kau tidak mendiskusikan ini terlebih dahulu?!” ucapnya dengan suara tercekat. Air matanya keluar. Ini sudah keterlaluan, ia membebaskan pria itu untuk berada di orkestra, bahkan pria itu berjanji untuk menyelesaikan jadwal re-schedulenya. Tapi apa yang pria itu lakukan sekarang?
Jiyong menarik nafas dalam, ia menutup matanya erat menahan amarah yang siap membuncah. Ia memiliki waktu yang sulit di Busan dan sekarang istrinya marah hanya karena ia tidak membicarakan ini? “Aku memiliki alasan babe, dan aku tidak bisa membicarakannya disini. Aku akan menjelaskannya saat aku pulang nanti” ucap Jiyong.
“Setidaknya kau beritahu aku jika kau akan menggantikannya denganku” ucap Sandara dengan nada pelan, “Aku tak sepintar dirimu Tuan Kwon” ucap Sandara lalu memutuskan sambungannya. Ia menghapus air matanya. Ia merasa dibodohi karena ini. Mengapa pria itu tidak mengatakan padanya bahwa ia akan menggantikan jadwal mengajarnya? Setidaknya ia bisa belajar. Dan sekarang ia harus masuk ke ruangan menggantikan pria itu.
Sandara berjalan di lorong, semua mata menatapnya dari atas hingga bawah sebelum berbisik dengan teman disampingnya. Sandara mengerutkan keningnya, apa yang terjadi dengannya? Sandara meneliti baju yang ia kenakan, tidak ada yang salah dengan bajunya. Ia mengambil ponselnya untuk melihat apakah ada yang salah dengan wajahnya, namun lagi-lagi tak ada yang salah dengan itu. Meskipun ia baru selesai menangis tapi wajahnya tak begitu menunjukkan.
Ia terus berjalan hingga ia melihat sebuah kerumunan, alisnya berkerut melihat apa yang terjadi. Beberapa orang berbalik dan kembali menatapnya jijik. Mata Sandara membulat, apa yang terjadi? Ia berlari kearah papan pengumuman dan melihat fotonya bersama Jiyong. Itu adalah foto beberapa hari yang lalu, saat mereka kembali bersama.
Sandara membaca tulisan disampingnya.
‘Asisten Dosen yang menjadi Selingkuhan’
Seperti sebuah pisau tajam mencabik jantungnya. Sandara berjalan mundur dengan kepala menggeleng, ini tidak mungkin terjadi. Ini semua salah! Ia bukan selingkuhannya!
Ia berlari meninggalkan papan pengumuman. Ia hanya berlari tak tentu arah hingga ia menabrak seseorang. Seungri. “Noona” panggil Seungri, Dara menatapnya lalu menggeleng sebelum pergi meninggalkan pria itu.
Alis Seungri berkerut, apa yang terjadi? Ia berlari kearah dimana Dara berlari. Ia melihat kerumunan di papan pengumuman. Ia meminta jalan dan melihat sebuah foto dengan tulisan. Itu foto Jiyong dan Dara, terlihat mereka tengah berkencan dan astaga, foto pribadi mereka bahkan terpajang manis di papan pengumuman itu.
Dengan hati bergemuruh, Seungri mencabut foto dan tulisan itu. Menyobek dan membuangnya. Ia lalu berteriak pada mahasiswa disana untuk bubar. Dadanya bergemuruh, siapapun yang melakukan ini akan berurusan dengannya terlebih dahulu sebelum berurusan dengan Jiyong.
Seungri mencari Sandara keseluruh tempat yang memungkinkannya dituju oleh Sandara. Tapi ia tak menemukan keberadaan gadis itu, haruskah ia bertanya pada hyeong-nya? Bagaimana jika ia bertanya apa yang terjadi? Chaerin! Ia harus menghubungi para gadisnya.
---WHAT-IS-NEXT---
![](https://img.wattpad.com/cover/115226464-288-k751403.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Janus
FanfictionJust like a janus who has two face. Sandara membenci pria itu hingga keujung rambutnya. Sandara mencintainya dengan seluruh hatinya. Sandara Park. 20. Mahasiswi semester 2. Asisten dosen Kwon Jiyong. Dosen musik di Universitasnya. Dosen yang menjadi...