His Day

541 93 17
                                    


Acara itu telah selesai, dara keluar dari ballroom dengan ponsel ditangannya, ia mengangkat kepalanya dan tersenyum saat Jiyong berlari mendekatinya. "Cukhae Baby" ucap Sandara saat pria itu berada didepannya. Ia memberikan sebuah pelukan pada pria di depannya.

"Gomawo" ucapnya memeluk tubuh mungil itu, "Kau terlihat cantik dengan baju ini baby" Jiyong berbisik di telinga Dara membuat gadis itu merona dengan kalimat terimakasih, "Aku ingin memperkenalkanmu pada team-ku. Kajja" Jiyong membawa Sandara kesebuah group.

Mereka menyapa Kwon Jiyong dengan membungkukkan tubuh mereka hormat. "Hay guys, ini Sandara Kwon" ucapnya memperlihatkan gadisnya dengan bangga pada semua team-nya. Team-nya memberikan kalimat sapaan dan memperkenalkan diri dengan posisi mereka masing-masing.

"Jadi dia adalah gadis yang Mr. Kwon pilih untuk sisa hidupnya?" tanya gadis yang tempo hari membicarakan Jiyong, gadis disampingnya mengangguk, "Apa yang pria itu lihat darinya? Ia bahkan terlihat seperti anak kecil dengan gaun merah mudanya seperti itu" ucap gadis itu.

Yongbae yang mendengarnya hanya melirik gadis pemain biola yang membicarakan sahabatnya, ia mendekati Jiyong dan Dara yang tengah berbincang dengan beberapa pemain lainnya, "Boleh kupinjam waktumu sebentar?" tanya Yongbae, Jiyong meliriknya lalu mengangguk sebelum meraih pinggang Sandara untuk ikut bersamanya.

"Ada apa?" tanya Jiyong saat mereka cukup jauh dari group mereka, Yongbae menatap pasangan di depannya. Ia cukup ragu untuk mengatakan hal yang tadi ia dengar pada sahabatnya tersebut, "Bae" panggil Jiyong, ia melirik istrinya yang dibalas dengan mengangkat pundaknya, ia kembali beralih pada Yongbae yang masih berdebat dengan pikirannya.

"Apakah kau nyaman dengan team-mu?" tanya Yongbae, ia menatap pria didepannya dengan alis berkerut, kemana arah pembicaraan ini akan berlangsung?  "Maksudku, apakah kau... Sudah yakin dengan membermu? Kau yang memilih mereka dari bidangnya masing-masing, bukan?" tanya Yongbae yang dibalas dengan anggukan kepala.

"Ada apa dengan team-ku? Kau juga team-ku, apakah ada yang tidak aku ketahui?" tanya Jiyong masih dengan alis berkerut, ia tidak menerima petunjuk dari pembicaraan Yongbae tadi. Apa yang terjadi dengan team-nya? Apakah sesuatu terjadi tanpa ia ketahui?

"Ada satu orang yang mungkin menyukaimu" ucap Yongbae, matanya beralih pada gadis disamping sahabatnya. "Ia... Ia membicarakanmu dibelakang. Ini kali kedua aku mendengarnya membicarakanmu" mata coklat itu membulat sempurna akibat terkejut.

Jiyong tidak percaya dengan apa yang pria itu katakan. Bagaimana mungkin team-nya membicarakannya di belakang? Ia melirik Sandara lalu meraih tangannya, "Aku akan memperhatikannya hingga seminggu ke depan" ucap Jiyong menggenggam tangan istrinya.

Yongbae meminta maaf karena telah merusak malam perdana Jiyong dengan mengatakan hal yang tidak seharusnya ia katakan pada pria itu, tapi Jiyong hanya berterima kasih karena dengan ini ia harus lebih berhati-hati.

Malam itu diakhiri Jiyong dan Sandara dengan berkenalan dengan beberapa orang-orang penting di orkestra. Jiyong dengan bangga mengenalkan Sandara sebagai istrinya yang membuat gadis dengan rambut yang ia buat terurai itu semakin tersanjung. Ia benar-benar merasa dicintai oleh pria yang kini berada di sampingnya.

"Apakah besok kau ada jadwal?" tanya Sandara merangkak mendekati suaminya yang telah berbaring di kasur mereka, ia melirik Sandara lalu mengangkat bahu.

"Aku memiliki waktu libur satu minggu di orkestra" ucap Jiyong mengulurkan tangannya, dara meraih tangan itu lalu mendekati prianya. Memeluk tubuh pria itu dengan erat, "Kau ingin kesuatu tempat?" tanya Jiyong,

Dara menggeleng, "Kau harus melunasi hutang-hutangmu Mr. Kwon, kau memiliki banyak pertemuan yang kau re-schedule!" ucap Sandara dengan nada kesalnya. Jiyong tertawa pelan mendengar rajukan dari istrinya itu.

"Baiklah baiklah, aku yang akan mengatur ulang jadwalku, kau hanya perlu menikmati waktu liburmu sebagai asisten dosenku, bagaimana?" tanya pria itu, Dara menatapnya dengan lembut, "Aku serius dengan apa yang aku katakan Baby" ucapnya.

Sandara menarik nafas dalam sebelum menganggukkan kepalanya, "Baiklah, lakukan apa yang ingin kau lakukan. Aku ingin tidur" ucapnya menguap, Jiyong tertawa pelan lalu mencium pipi gadisnya cepat, Sandara memeluk Jiyong lebih erat, "Night oppa"

"Night baby" bisik Jiyong sebelum ia menutup matanya.

---

Sandara berada di ruang kelasnya saat ponsel itu berdering menandakan panggilan masuk. Ia mengambil lalu mengangkatnya, "Ye oppa?" ia melirik sekeliling,

"Kau masih memiliki kelas?" tanya Jiyong, Dara melirik jamnya lalu menggeleng.

"Aku free sampai pukul 12, ada apa?" tanya Dara

"Bisa temui aku di taman?" tanya Jiyong, Dara mencari sosok Bom sebelum mengatakan jawabannya.

"Aku akan pergi ke taman, kau bisa menungguku di perpustakaan" ucap Dara setelah ia menghampiri Bom yang berada tak jauh darinya, Bom mengerutkan keningnya, "Mr. Kwon memintaku untuk menemuinya di taman" ucap Dara mengatakan alasannya karena ia tahu bahwa sahabat wanitanya itu pasti ingin tahu alasannya. Bom menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

Dara melihat sosok pria itu, ia mendekati dengan kening berkerut, "Ada apa?" tanyanya setelah berada di belakang Jiyong, pria itu mengangkat kepalanya lalu berbalik.

"Aku harus pergi ke Jepang untuk menghadiri sebuah acara. Seminar. Mereka memintaku untuk mengikutinya karena hanya aku yang bisa mereka andalkan" ucapnya dengan nada yang tak biasa.

Sandara menganggukkan kepalanya mengerti, itu artinya ia harus me-reschedule semua jadwal prianya di universitas, dan me-reschedule jadwal yang lama. "Berapa lama?" tanya Sandara, pria itu menundukkan kepalanya.

"Satu minggu" gumamnya, ia lalu mengangkat kepalanya, "Aku berniat membawamu ke suatu tempat tapi sepertinya rencanaku harus menunggu hingga minggu depan" ucapnya dengan bibir terpaut membuat Sandara tertawa kecil, ia begitu menggemaskan.

Ia meraih tangan yang berada di sampingnya dan mengusapnya pelan, "Gwaenchana, kita memiliki waktu yang panjang. Satu minggu bukan waktu yang lama, bukan?" tanya Dara masih mengusap tangan itu, Jiyong tersenyum pada gadis yang berada di depannya. Betapa ia ingin mencium bibir merah muda itu dan mengatakan bahwa ia sangat mencintainya.

"Kapan kau akan berangkat?" tanya Dara, Jiyong kembali menundukkan kepalanya, "Besok lusa, kapan jam terakhirmu?" tanya Jiyong melirik jamnya,

"Setelah jam 3, mata kuliah terakhiku adalah kompetensimu" ucap sandara, Jiyong menatapnya lalu tersenyum. Ia bahkan lupa apa jadwalnya setelah ini
"Ingin makan siang bersama? Karena aku tak memiliki jadwal lagi setelah ini" ucap Jiyong, Dara meliriknya dengan tatapan penuh arti,

"Kau sangat percaya diri Mr. Kwon" ucapnya lalu tertawa, "Tapi itu terdengar bagus. Kemana kau akan membawaku pergi kali ini?" tanya Dara.

Pria itu mengangkat bahunya, "Let me see" ucap Jiyong lalu menarik Dara ke bagian depan universitas. Dara menarik tangannya membuat pria itu berhenti di tempatnya.

"Ini terlalu ramai untuk menjadi pusat perhatian. Aku akan menyusulmu setelah aku memberi tahu para gadis bahwa aku tak akan makan siang bersama mereka" ucap Dara membuat kerutan di kening Jiyong menghilang. Jiyong mengangguk sebelum berlalu.

---WHAT-IS-NEXT---

JanusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang