Sebuah lengan melingkar di pinggangku dengan dagu di pundak. Aku bisa merasakan nafas hangatnya di lekuk leherku, aku tertawa kecil. Pria ini bertingkah lebih manja sejak tiga hari yang lalu. Bahkan pria itu mengambil kesepampatan tadi pagi. Ia benar-benar tak bisa menahan nafsunya untuk tidak menyerangku.
"Duduklah, apakah yang tadi masih belum cukup?" ucapku melepaskan pelukannya, ia menggeleng sebelum memberikan kecupan ringan di leherku dan kembali memelukku. Tangannya bahkan mengusap lembut perutku membuat kupu-kupu itu bergerak liar.
"Aku tidak pernah merasa cukup jika itu berhubungan denganmu Baby" bisiknya disela ciuman ringannya. Aku tertawa kecil, "Bisakah kita mengulangnya? Aku bahkan masih terlalu haus oleh dirimu" kini ia menelusupkan wajahnya dileherku. Membuatku merasakan hembusan nafas pria itu.
"Kau yakin tidak akan mengantarku Babe?" tanyanya setelah cukup lama, aku tertawa lalu menggeleng, "Setidaknya antar dosenmu ini, hmm" ucapnya, aku berbalik dan mencium bibirnya singkat.
"Apa yang akan mereka katakan jika aku datang? Mereka berharap istrimu, bukan asisten dosenmu" ucapku dengan senyum lebar. Pria didepanku ini memang cukup kekanakan terkadang. Ia memautkan bibirnya, aku tahu ia kecewa.
Ini kali pertamanya pergi ke luar negeri untuk melakukan pekerjaan. Selama satu tahun ini kami tidak pernah meninggalkan satu sama lain. Setiap malam Jiyong akan selalu ada disampingku untuk menemaniku tidur hingga pagi. Walaupun ia memiliki banyak jadwal ia tidak pernah melupakan bahwa aku menunggunya di rumah.
"Oh my ... ini masih pagi bung, kau membuatku iri" kami tertawa mendengar ucapan Seungri yang datang entah dari mana.
"Hay Seungri, duduklah, aku telah menyiapkan sarapan untukmu" ucapku, ia lalu duduk didepanku dan mengambil makanannya,
"Kalian akan berangkat bersama?" tanya Jiyong, aku meliriknya lalu mengangguk, "Selalu ingat apa yang aku katakan padamu Lee" ucapnya membuatku tersenyum karena Seungri menggeram. Aku yakin pria itu muak dengan kalimat yang selalu Jiyong ucapkan padanya. Bagaimana tidak ia selalu mengatakannya bahkan sejak ia datang kemari.
---
Author POV
Jiyong dan Dara memasuki mobil yang berbeda dengan tujuan yang berbeda. Setelah menyerah untuk merayu istrinya, Jiyong akhirnya pergi ke bandara bersama supir yang selalu menjemput istrinya sedangkan Dara pergi bersama Seungri.
Mereka telah sampai di tempat parkir universitas. Seungri keluar terlebih dahulu dilanjut oleh Dara. Gadis itu melirik sepupu iparnya lalu tersenyum. Ia akan mengantar Seungri ke ruang dosen terlebih dahulu untuk melihat kelas apa yang akan ia ambil sekarang.
Seungri masuk satu fakultas dengan Dara karena kebetulan ia berada di fakultas yang sama sebelumnya. "Disini cukup berbeda" ucap Seungri memberi komentar yang dibalas dengan anggukan kepala Dara.
"Darong!!!" mereka menoleh untuk melihat siapa yang memanggil Dara, meskipun Dara telah yakin siapa yang memanggilnya.
Bom berlari kearah mereka, berhenti setelah melihat seorang pria muda disampingnya. "Apakah dia baby boy?" tanya bom
Dara melirik Seungri yang menatapnya polos lalu menganggukkan kepalanya, "Hay baby boy, Park Bom in here" ucap Bom memberikan tangannya, Seungri menatap gadis dengan rambut merah menyalanya lalu menyambut tangan lembut itu
"Lee Seungri" ucap Seungri memperkenalkan. Ia memberikan senyuman yang terbaik melihat gadis cantik seperti Barbie di depannya. Dara yang melihat itu hanya dapat menggeleng tidak percaya, satu orang lainnya datang.
"Kau meninggalkanku eonni" ucap Chaerin dibelakang Bom, gadis itu berbalik lalu menunjukkan senyum lebarnya, "Oh, apakah ini..." pertanyaan menggantung Chaerin dijawab langsung oleh Seungri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Janus
أدب الهواةJust like a janus who has two face. Sandara membenci pria itu hingga keujung rambutnya. Sandara mencintainya dengan seluruh hatinya. Sandara Park. 20. Mahasiswi semester 2. Asisten dosen Kwon Jiyong. Dosen musik di Universitasnya. Dosen yang menjadi...